09 Tanggung Jawab

1.2K 88 0
                                    

"Jangan beri harapan kepada seseorang, kalau kamu saja bakal pergi. Kadang tanggung jawab memang hanya sebatas lisan saja, yah?"

#Dariku si korban Ghosting🤣

~

Dokumen yang berisi riwayat penyakit pasien menumpuk diatas meja milik Kholif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dokumen yang berisi riwayat penyakit pasien menumpuk diatas meja milik Kholif. Ia dipanggil ke rumah sakit untuk menggantikan beberapa dokter yang sedang cuti keluar kota dan cuti karena sedang berduka. Awalnya ia menolak karena ia merasa lebih nyaman mengawasi beberapa mahasiswa yang sedang melakukan praktikum, ketimbang bertemu dengan pasien orang lain.

Astaghfirullah, dalam hati Kholif merapalkan istighfar karena berpikiran yang tidak baik atas apa yang ia dapatkan. Padahal, bertemu dan memeriksa orang sakit adalah tugasnya. Ia tidak boleh bermalas-malasan apalagi tidak amanah dengan tanggung jawabnya.

"Saya resepkan beberapa obat dan satu antibiotik. Nanti obatnya bisa ditebus di apotek yah, Bu. Nanti antibiotiknya dihabiskan. Orang yang apotek nanti kasih tau ibu, kok," jelas Kholif dengan lembut pada pasien wanita paruh baya.

"Syafakillah, Bu. Semoga cepat sembuh," imbuhnya.

Sang wanita paruh baya tersenyum lembut. "Makasih, yah, Dok!"

Kholif membalas senyuman itu. Usai pasien terakhir keluar dari ruangannya, ia pun langsung merenggangkan otot-ototnya. Tiba-tiba terlintas di pikirannya tentang keadaan Ayesha. Sudah berhari-hari usai kejadian itu, ia tidak pernah bertemu dengan gadis itu lagi.

"Lif, Lif, Kholif," bisik Ilham di telinganya yang membuat ia tersadar dari lamunannya dan membuat bulu kuduk Kholif merinding.

"Lo ngapain? Kayak setan. Masuk tuh salam dulu. Jangan kayak jalangkung," ketus Kholif dengan debaran jantungnya yang tidak karuan akibat terkejut. Bukan berarti ia takut setan. Namun, hal manusiawi jika dikejutkan oleh sesuatu yang tidak disangka datang. Ilhamlah contohnya, datang tak diundang, pulang tak diantar.

"Pikiran ente tuhh yang kemana? Dari tadi ane salam tapi gak dijawab. Ehh, malah melamun. Mau kerasukan Setan ente? Janganlah sering melamun, Lif."

Kehadiran Ilham membuat Kholif seketika sadar bahwa sedari tadi ia memang melamun memikirkan Ayesha. Ilham memang sosok sahabat yang selalu setia mengingatkannya dari dulu saat ia nuntut ilmu di pesantren.

"Gak kok, Ham. Gue cuma mikirin masa depan," jawab Kholif yang membuat Ilham tertawa.

Namun, Kholif tidak menghiraukan Ilham yang menertawainya. Ia tetap memfokuskan pikirannya pada lamaran yang pernah ia lontarkan langsung pada gadis yang saat ini tanpa kabar.

"Hahahaha, Kholif Kholif. Ente lagi gak mikirin Ayesha kan?" tanya Ilham yang membuat Kholif tiba-tiba berhenti dari aktivitasnya dan berjalan menuju kamar mandi tanpa menjawab pertanyaan dari Ilham.

GoodBye, Memories! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang