"Ada apa Nayeon?" Tanya Yoona. Yoona bertanya karna cahaya kehidupan itu hilang lagi dari mata putrinya. Nayeon juga tampak sangat tidak bersemangat. Dia bahkan hanya berdiri saja tanpa melakukan apa-apa. Dan wajahnya tampak sangat murung.
Nayeon hanya menggeleng. Ia enggan bicara karna ia merasa sangat sedih saat ini. Saking sedihnya hingga ia merasa ingin menangis. Namun ia tak ingin melakukannya. Setidaknya tidak disini.
Ia menghela nafas kemudian menarik tangan putrinya dan membimbingnya duduk. Mereka duduk berhadapan. "Kau tahu kau bisa menceritakan segalanya pada Eomma bukan?"
GREP!
Pertahanan Nayeon hancur sudah. Ia tak tahan lagi. Ia memeluk ibunya dan menangis. Ia begitu sedih hari ini, pertama karna Taehyung. Ia masih ingat bagaimana ekspresi Taehyung saat ia menolaknya. Ia masih merasakan kepedihan yang ia rasakan saat melihat ekspresi itu. Kedua karna Seokjin. Hati Nayeon juga merasa sakit karna melihat ekspresi Seokjin. Dan bagaimana Namja itu berharap Nayeon datang ke pesta itu dengannya. Ketiga karna ia mengasihani dirinya sendiri. Ia sangat ingin pergi tapi tak ada yang bisa ia kenakan. Ia tak punya gaun. Nayeon begitu sedih karna betapa keluarganya sangat miskin hingga ia bahkan tidak memiliki satu buah gaun. Dan keempat karna ibunya. Yoona begitu peka terhadap perasaannya dan begitu perhatian padanya. Itu membuat Nayeon menyadari ia memiliki Ibu terbaik yang bisa ia harapkan.
Yoona kembali menghela nafasnya dan membalas pelukan putrinya. Ia mengusap punggung Nayeon untuk menenangkannya. Yoona mengerti Nayeon tidak akan bisa bicara jika sedang menangis. Jadi ia menunggu hingga putrinya menghentikkan isakannya. "Apa yang terjadi Nayeon, maukah kau bercerita kepada Eomma?"
Nayeon meregangkan pelukannya dan mengusap wajahnya yang basah oleh airmatanya. Ia merasa tenggorokannya kering jadi ia meneguk air mineral terlebih dahulu. "Eomma, apa eomma pernah menolak seseorang sebelumnya?"
"Menolak seperti apa yang kau maksud Nayeon?" Tanya Yoona yang masih belum mengerti pertanyaan putrinya.
"Apa Eomma ingat Namja yang bernama Jungkook? Ketua Osis Daegu Junior High School. Yang waktu itu mengajakku berkeliling di alun-alun sekitar 1 setengah tahun yang lalu. Eomma ingat?"
Yoona mengernyitkan dahinya. "Tidak." Jawabnya kemudian. "Memangnya kenapa?"
"Dia suka padaku. Dia pernah memintaku untuk menjadi pacarnya. Tapi aku menolaknya."
"Lalu?" Tanya Yoona.
"Melihat wajah sedihnya saat itu membuatku ikut sedih. Dan hari ini, seseorang juga menyatakan perasaannya padaku. Tapi aku tidak memiliki perasaan yang sama dengannya. Jadi aku juga menolaknya, dan hatiku sakit melihat wajah kecewanya." Lanjut Nayeon. Mengingat itu membuatnya sedih kembali.
"Oh sayang..." Yoona mengusap kepala putrinya. "Kau melakukan hal yang benar. Jadi kau tidak perlu sedih. Rasanya memang menyakitkan bagi mereka, tapi setidaknya kau jujur dengan perasaanmu. Dan itu jauh lebih baik daripada kau memaksakan dirimu untuk menerima mereka hanya karna kau tidak ingin mereka sedih. Mereka mungkin akan baik-baik saja pada awalnya, tapi kedepannya salah satu diantara kalian mungkin akan terluka. Terkadang kenyataan memang menyakitkan, tetapi mengatakan yang sebenarnya tetap lebih baik daripada berbohong."
Nayeon mengangguk mahfum. Perasaannya kini terasa sedikit lebih baik. Namun masih ada sesuatu yang membuat perasaannya terasa tidak enak.
"Siapakah Namja itu Nayeon? Apakah itu.. Seokjin?" Tanya Yoona kemudian. Nayeon tercekat menengarnya. "Eomma tidak akan terkejut jika Seokjin menyukaimu. Kalian sudah bersama sejak kalian kecil. Lagipula kau sangat cantik." Puji Yoona kemudian. Tapi Nayeon malah menunduk.
"Entahlah Eomma, aku tidak yakin Seokie menyukaiku." Ucap Nayeon lirih.
"Kenapa tidak?" Tanya Yoona. Nada suaranya mengisyaratkan bahwa ia tidak setuju dengan pendapat putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love of My Life | JINAYEON
FanfictionSUMMARY: Dalam Persahabatan, akan selalu ada salah satu Pihak yang Jatuh Cinta kepada Pihak Lainnya. Jika kau cukup beruntung, Kedua Pihak akan saling mencintai. Namun jika kau tidak beruntung, Kau harus memendam perasaan yang kau rasakan demi menja...