Nayeon tersenyum haru. Ia merasakan matanya memanas dan siap untuk menumpahkan airmatanya saat ini.
"Kau cantik sekali." Pujinya pada putrinya yang mengenakan gaun berwarna pink. Gaun yang sama yang juga ia kenakan bertahun-tahun lalu. Saat pesta penyambutan siswa baru.
Sang empu tersenyum lebar. "Darimana aku dapat kecantikan ini ya?" Tanyanya sembari tertawa.
"Dariku tentu saja." Nayeon menyombong lalu terkekeh.
"Tidak hanya kau Yeobo. Dia cantik karna Ayahnya tampan." Seokjin menimpali. "Bukankah begitu Jinna sayang?"
Jinna tertawa. "Tidak." Sergahnya. "Aku cantik karna diriku sendiri. Tidak ada campur tangan kalian." Lalu ia tertawa.
"YAK! Anak nakal!" Tangan Seokjin kemudian terulur untuk menggelitiki putrinya.
Jinna menghindar namun ia tidak bisa menghindar selamanya, gelitikan demi gelitikan ayahnya mendarat di perut dan pinggangnya. Membuatnya tertawa cekikikan.
"Seokie, kau bisa merusak hiasannya!" Nayeon segera menarik bahu lebar suaminya agar menghentikan acara menggelitiki putrinya.
"Oopssiee.. Mian." Ucap Seokjin.
Jinna tertawa. "Sudahlah tidak apa-apa. Toh juga aku tidak akan datang ke pesta penyambutanku." Ya. Jinna sudah berusia 15 tahun sekarang. Ia baru saja menginjak kelas 1 SMA. Dan ia seharusnya datang ke Pesta Penyambutan Siswa baru. Namun Jinna memilih untuk tidak datang. Ia lebih memilih untuk menghabiskan malam ini dengan seseorang yang spesial.
"Tapi kau akan pergi dengan Jihyung." Tukas Nayeon. "Kau tidak mau Jihyung berpaling darimu karna riasanmu rusak bukan?"
Jinna memutar bola matanya. "Eomma, Jihyung adalah Cinta Sejatiku. Dia adalah cinta dalam hidupku. Dia tidak akan berpaling dariku hanya karna riasanku jelek."
"Ibumu hanya ingin kau tampil sempurna sayang..." Seokjin membela Nayeon.
"Aku tahu. Dan aku sangat berterima kasih akan hal itu. Hanya saja, dimata Jihyung, aku selalu sempurna. Jadi kalian tidak perlu khawatir. Arrachi?" Meski begitu, Jinna merapikan rambutnya yang dibentuk bergelombang.
Suara klakson kemudian terdengar diluar rumah mereka.
"Kurasa itu dia." Ucap Jinna. Ia segera memeluk Ibu dan Ayahnya bergiliran. "Dah eomma, dah appa. Aku pergi dulu ya."
"Hati-hati sayang!" Ucap Seokjin.
"Semoga beruntung." Timpal Nayeon.
"Aku akan." Teriak Jinna karna ia sudah mencapai pintu utama.
"Aku tidak mengerti bagaimana waktu bisa berlalu begitu cepat." Lirih Nayeon. "Rasanya baru kemarin aku merengek tidak ingin masuk Taman Kanak-Kanak. Sekarang ia malah sudah SMA."
"Kau yang setiap saat bersama dengannya saja dapat berkata begitu. Apalagi aku yang setengah hariku kuhabiskan dikantor." Keluh Seokjin. "Rasanya aku bisa menghitung dengan jari berapa kali aku mengganti popoknya. Sekarang ia malah sudah pergi berkencan."
"Setidaknya dia berkencan dengan Jihyung."
"Ya. Aku tidak pernah menyangka mereka akan benar-benar saling menyukai satu sama lain." Seokjin kemudian terkekeh.
"Ngomong-ngomong, bukankah kita ada janji Barbeque dengan Taehyung dan Jisoo malam ini?" Ucap Nayeon ketika ia ingat sesuatu.
"Ah, matta! Kajja kita ke halaman belakang rumah mereka." Seokjin kemudian menggandeng istrinya menuju halaman belakang kediaman Taehyung dan Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love of My Life | JINAYEON
FanfictionSUMMARY: Dalam Persahabatan, akan selalu ada salah satu Pihak yang Jatuh Cinta kepada Pihak Lainnya. Jika kau cukup beruntung, Kedua Pihak akan saling mencintai. Namun jika kau tidak beruntung, Kau harus memendam perasaan yang kau rasakan demi menja...