Awalnya bibir Jungkook hanya menempel di bibir Nayeon. Namun perlahan Jungkook mulai melumat bibir bawah Nayeon.
Nayeon diam saja. Namun ia menikmati ciuman Jungkook. Hingga akhirnya wajah Seokjin muncul dikepalanya. Bianglala bergerak kembali dan Nayeon segera melepaskan tangannya yang bergenggaman dengan Jungkook, lalu ia mendorong dada Jungkook.
Jungkook menatap Nayeon bingung. "Kenapa? Ada apa?"
Nayeon menggelengkan kepalanya dan menjambak surainya frustasi. "Itu adalah ciuman pertamaku."
"Itu juga ciuman pertamaku Nayeon. Memangnya kenapa?"
Nayeon menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kau tidak mengerti Jungkook. Aku berharap ciuman pertamaku jatuh kepada orang yang aku sukai."
"Aku menyukaimu Nayeon. Tidakkah kau menyukaiku juga?"
"Tidak Jungkook. Maafkan aku. Aku menyukai orang lain." Nayeon mengakui. Ia menundukkan kepalanya. Tak berani menatap mata Jungkook yang dapat dipastikan menyorotkan kesedihan dan kekecewaan saat ini.
"Tidak bisakah kau menyukaiku saja Nayeon?" Pinta Jungkook putus asa. Jungkook merasa hatinya patah menjadi 2 bagian.
Nayeon menggeleng lagi. "Maafkan aku Jungkook, maafkan aku... aku seharusnya tidak membiarkanmu menciumku... maafkan aku."
"Tidak apa-apa Nayeon. Aku tidak menyesalinya. Bahkan jika aku hanya kaujadikan pelampiasan tidak apa-apa Nayeon."
"Sebaiknya kau menjauhiku Jungkook... aku tidak ingin kau terluka..."
"Tidak masalah bagiku jika kau menyukai orang lain. Tidak masalah bagiku jika itu membuatku terluka. Asalkan aku bisa selalu berada di dekatmu, aku tidak apa-apa." Jungkook menolak untuk menjauhi Nayeon.
"Kumohon Jungkook... Kumohon..." Airmata mulai mengalir di pipi Nayeon.
Jungkook merasa hatinya yang sudah patah menjadi hancur berkeping-keping melihat Nayeon menangis karnanya. "Baiklah jika memang itu maumu." Ucap Jungkook akhirnya. "Aku kan menjauhimu. Tapi setidaknya izinkan aku mengantarmu kembali ke ibumu."
"Aku bisa berjalan sendiri." Nayeon menolak.
"Aku tahu, tapi aku sudah berjanji pada ibumu untuk mengembalikannya dalam keadaan sama seperti saat aku mengajakmu pergi. Aku bahkan sudah melanggar janjiku sekarang."
"Gwaenchana, itu bukan salahmu."
Dan itu adalah percakapan terakhir mereka karna selanjutnya mereka bungkam. Suasana terasa sangat canggung dan risih. Bahkan ketika mereka keluar dari bianglala, mereka tetap tidak bicara satu sama lain.
"Berpura-puralah bicara padaku." Ucap Nayeon ketika mereka sudah dekat dengan Stand penjualan Tteokbokki ibu Nayeon.
"Aku harus mengatakan apa?" Tanya Jungkook. Ia sebenarnya kehilangan mood untuk bicara saat ini.
Nayeon mengangkat bahu. "Aku juga tidak tahu." Nayeon kemudian terdiam dan berfikir sejenak. "Kalau begitu berpura-puralah tertawa." Sarannya kemudian.
"Baiklah." Jungkook mengangguk.
"Dalam hitungan ketiga." Titah Nayeon. "Satu... dua... tiga!" Nayeon memberi aba-aba dan mereka berdua kemudian tertawa bersamaan. Tawa yang dipaksakan. Tawa yang terasa hambar bahkan bagi Nayeon sendiri.
"Aigooo... kalian sepertinya bersenang-senang sekali eum?" Yoona tersenyum melihat putrinya kembali.
Jungkook memaksakan dirinya nyengir ke arah Yoona. "Sesuai janji aku emngembalikan Nayeon dengan keadaan sama seperti saat aku mengajaknya pergi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love of My Life | JINAYEON
FanfictionSUMMARY: Dalam Persahabatan, akan selalu ada salah satu Pihak yang Jatuh Cinta kepada Pihak Lainnya. Jika kau cukup beruntung, Kedua Pihak akan saling mencintai. Namun jika kau tidak beruntung, Kau harus memendam perasaan yang kau rasakan demi menja...