"Tidak apa-apa Nayeon... Tidak apa-apa..."
Seorang Yeoja dengan Surai Hitam yang panjang dan tergerai lurus sampai pinggangnya bergumam pada dirinya sendiri dengan suaranya yang bergetar. Bukan. Suaranya gemetar bukan karena udaranya sedang sangat dingin.
"Dia sudah bahagia sekarang... Jangan mengkhawatirkannya lagi. Dia sudah bahagia..."
Airmata kembali mengalir dari kedua manik hitam Yeoja itu kala ia mengucapkan Kata 'Bahagia.'. Yeoja itu tahu bahwa ia seharusnya bahagia melihat orang yang ia Cintai bahagia. Tapi kenapa ia malah merasa sakit?
Dia tahu betul jawabannya. Dan dia tidak mau memikirkannya lagi. Dia berusaha keras mendorong kembali perasaan sakit yang menghampiri dadanya. Membuatnya merasa sesak. Sangat sesak. Seolah seluruh dunia sedang menindihnya saat ini.
Yeoja itu mengusap airmatanya lagi dengan saputangan yang sudah basah sejak kurang lebih satu jam yang lalu. Dia sedang berada di dalam sebuah Kereta Api saat ini. Dan Pemandangan Seorang Yeoja yang menangis tentu saja menarik perhatian semua orang yang berada di dalam kereta. Namun tak seorangpun berani bertanya.
Sekali lagi, Yeoja itu mengusap airmata yang membanjiri pipinya. Ia tahu itu percuma. Karna begitu ia menghapus airmata itu, detik berikutnya airmata baru sudah membasahi pipinya lagi. Jadi ia memutuskan untuk membiarkannya saja dan memandang keluar Jendela meskipun tak ada pemandangan yang menarik untuk dilihat. Yeoja itu berusaha menghindari puluhan pasang mata yang menatapnya dengan penuh tanya dan prihatin.
Airmata semakin mengalir di Pipi Yeoja itu kala beberapa potongan kenangan mulai berputar dikepalanya bagikan sebuah film yang diputar di Bioskop.
*****
"Yeon-ie, kenapa kau menangis?" Seorang Namja berusia 7 tahun, berperawakan agak gempal, dengan wajah berbentuk oval, surai hitam pekat dan iris mata gelap bertanya. Ia mendekati seorang Yeoja yang juga berusia sama seperti dirinya. Yeoja itu terduduk di atas rumput sambil menangis. Kedua tangannya menutupi lutut kirinya.
Yeoja kecil yang disebut Yeon-ie itu menggeleng namun terus menangis.Membuat Si Namja Kecil tersenyum dan menghela nafasnya. Ia sudah bisa menebak apa yang terjadi pada Yeoja kecil yang cengeng ini.
"Kau terjatuh lagi?"
Kali ini Yeoja Kecil itu mengangguk.
"Boleh kulihat?" Tanya Namja kecil itu dengan lembut.
Sekali lagi Yeoja Kecil itu mengangguk dan segere menyingkirkan kedua tangannya dari lututnya. Memperlihatkan sebuah luka kecil dengan darah yang masih segar.
Namja kecil itu mendekat. Berjongkok di hadapan Yeoja kecil dan dengan lembut meniup luka itu. Membuat Yeoja keci merengek.
"Aww! Sakit Seokie!"
Namja yang dipanggil Seokie itu terkekeh pelan. "Ayo kita obati lukamu." Lalu ia berbalik dengan posisi masih berjongkok. Menyediakan punggungnya untuk dinaiki oleh Yeoja Kecil itu. Yeoja kecil itu segera naik tanpa ragu. Dia sudah sering digendong dari belakang seperti itu.
"Bibi Lee... Nayeon terluka lagi!!!" Teriak Namja kecil itu ketika akhirnya dia sudah berhasil menggendong Yeoja kecil yang bernama Nayeon itu ke rumahnya.
"Tunggu sebentar Tuan Muda Seokjin-ah." Terdengar suara sahutan yang diikuti oleh munculnya seorang wanita paruh baya dari arah dapur yang datang tergopoh-gopoh dengan kotak P3K di tangannya.
Seokjin dan Nayeon bertetangga. Nayeon sudah sudah tinggal di Kota ini sejak ia masih berada di dalam perut ibunya. Tepatnya ketika usia kandungan Ibunya baru mencapai 5 Bulan. Orangtua Nayeon, Im Juhwan dan Im Yoona pindah ke Daegu lantaran pernikahan mereka di tentang oleh Keluarga dari Kedua belah pihak. Im Juhwan hanyalah seorang Petani. Begitu juga Im Yoona. Jadi wajar saja Keluarga dari kedua belah pihak menentang Pernikahan mereka. Masing-masih dari Keluarga mereka berharap anak mereka menikah dengan orang kaya yang akan mengubah status ekonomi Keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love of My Life | JINAYEON
FanfictionSUMMARY: Dalam Persahabatan, akan selalu ada salah satu Pihak yang Jatuh Cinta kepada Pihak Lainnya. Jika kau cukup beruntung, Kedua Pihak akan saling mencintai. Namun jika kau tidak beruntung, Kau harus memendam perasaan yang kau rasakan demi menja...