22

5.2K 801 22
                                    

Siang menuju sore, sekitar jam 3 taehyung, jungkook, jimin dan yoongi nongkrong di starbucks setelah bermain ice skating. Secara tiba tiba hari minggu yang rencana awalnya date jadi double date.

Sebuah kebetulan yang mengejutkan.

"Udah baikan lo sama athala?" tanya jimin sambil menatap ke layar handphonenya.

Ah mengingat handphone taehyung harus membelikan jungkook handphone baru. Ia ingat handphone jungkook rusak karena ia banting sewaktu mabuk.

Taehyung mendengus pelan.
"Udah, ternyata ka oliv cuma calon istri adik mamanya. Gue udah cemburu sampe minum taunya itu nenek lampir ga ada apa apa sama athala."

Jimin yang mendengar kebodohan sahabatnya tertawa keras. Untungnya yoongi sama jungkook sedang memesan minuman, jadi taehyung tidak perlu malu. Lagian Taehyung dan jimin mana mau ngantri. Tugas mereka hanya sebatas membayar bill.

"Puas lo liat sohibnya menderita?" taehyung mendelik.

Jimin yang melihat aura taehyung mulai menggelap menghentikan ketawanya.
"Ya lagian lo kebiasaan ga nyari faktanya dulu."

"Ya mana kepikiran van, lo jadi posisi gue juga pasti gitu." taehyung lagi lagi mendengus pelan mengingat kebodohannya.

Jimin berpikir sebentar lalu melirik yoongi yang sedang bercanda dengan jungkook.
"Ya engga sih, avisha mana mungkin straight. Sama cewe aja cantikkan dia." jimin tersenyum memikirkan betapa cantiknya senyuman Yoongi Avisha Pratama.

"Ah bodo lah, intinya gue malu." taehyung mengacak rambutnya kasar.

"Malu kenapa? Dio yang gue kenal selama ini ga tau malu."

"Ya gitulah, lo mana ngerti."

Taehyung enggan menceritakan kejadian saat dirinya mabuk. Mau ditaruh di mana harga diri taehyung yang statusnya dominan tapi menangis layaknya anak kecil. Lagian taehyung yakin, jimin akan mengejeknya terus menerus. Taehyung sudah sangat hapal kebiasaan buruk jimin.

Tak lama, yoongi dan jungkook membawa masing masing 2 minuman lalu duduk di tempatnya.

"Caramel Macchiato kan dio?"tanya jungkook sambil menatap taehyung.

Taehyung mengangguk pelan
"Iyaa, makasih ya." lalu mengacak rambut jungkook.

Kebiasaan baru taehyung selain menggenggam tangan jungkook adalah mengacak surai dark brown halus milik jungkook. Mungkin semakin lama akan semakin bertambah. Mengecup bibir jungkook mungkin?

Sadar diri dio, athala masih bukan siapa siapamu.

"Laper ga?" tanya taehyung sambil menatap jungkook yang duduk di sebelahnya.

"Laper, tapi udah beli cheesecake kok." jawab jungkook sambil tersenyum manis.

Taehyung mencubit pipi jungkook pelan. Gemas sekali.

"Aduh gue sama avisha jadi nyamuk rasanya." ceplos jimin sambil meminum frappuccino miliknya. Ganggu sekali bantet satu ini.

"Udah jadian la?" tanya yoongi penasaran.

Lagian sudah sejauh ini masa belum pacaran.

Jungkook hanya menggeleng pelan. Wajahnya memerah malu.

"Lho belum jadian? Gue pikir udah." yoongi mendengus kecewa.

Taehyung hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ini topik sensitif, jelas membuat taehyung merasa bersalah juga. Sudah sejauh ini kok belum ada status. Athala mau digantung sampai kapan dio?

Eh tapi hoseok kan pacarnya jungkook. Lalu, mengapa yoongi bertanya seperti itu?

"Abang lo udah pulang la?"

Jungkook mengangguk lalu tersenyum sumringah.
"Udah, kemarin baru pulang. Bawa banyak figure iron man banyak. Ada oleh-oleh buat evan sama avisha. Disuruh dateng ke rumah katanya."

Perasaan taehyung mendadak tidak enak. Ada apa ini?

"Ketemu sama abangnya jungkook ga yo? Abangnya baik tuh ramah juga." tanya jimin santai.

Taehyung mengingat ingat. Perasaan tadi di mansion keluarga ivander hanya ada pemuda berwajah kuda yang mengaku pacar jungkook. Lalu di mana kaka jungkook?

"Engga tuh, malah ketemu sama pacar athala."

Jimin, yoongi serta jungkook kaget mendengar tuturan taehyung.

Jimin menatap taehyung serius
"Serius?" jimin memegang bahu taehyung kencang, meminta jawaban.

Taehyung melepas tangan jimin yang memegang bahunya. Walaupun jimin bantet, kekuatan tangannya meremas bahu taehyung tadi membuat taehyung meringis.
"Serius. Tadi gue sempet adu bacot malah."

Jungkook menatap taehyung heran.
"Dio, tapi athala ga pernah punya pacar." kata jungkook sambil memainkan jarinya gugup.

Taehyung tersedak lalu menatap athala horror. Jadi tadi itu siapa?

"Sumpah?"

Mereka bertiga mengangguk kepalanya. Taehyung jadi pening. Apa lagi ini? Drama apa lagi? Taehyung selalu menjadi orang terbodoh jika mengenai jungkook. Tidak mungkin kan ia dijahili calon kaka iparnya? Berani sumpah wajah orang tadi jauh sekali dengan wajah malaikat jungkook.

"Lah terus gue ngomong sama siapa dong?" taehyung berpikir keras sambil menarik rambutnya frustasi.

Jimin mengedikkan bahunya.
"Ya ga tau. Namanya ben bukan?"

"Ga tau gue lupa, cuma ada kaktus kaktusnya sih."

Jimin menepuk dahinya pelan. Sahabatnya ini memang idiot.

"Bennedictus bukan?"

"Iya, emang kenapa?" tanya taehyung polos.

Jimin menatap taehyung lekat lekat.
"Itu abangnya jungkook tae, Bennedictus Hoseok Ivander."

Taehyung jelas kaget. Nafasnya tercekat. Jadi yang tadi adu mulut sama taehyung itu abangnya jungkook? Matilah taehyung.

Sudah hina calon kaka ipar, gimana dapat restu? Hancur sudah hari taehyung padahal sedikit lagi mendapatkan jungkook. Berani taruhan hoseok mana mau menerima dirinya yang sudah menghina wajahnya sebegitu kejam.

"Van bunuh gue sekarang."

Tbc

Hehehe. Ini apa ya?
Aku juga ga tau :(

Drama banget kan ya?

Ya maaf :(

Bimbel - Tk ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang