3

8.3K 1.2K 28
                                    

Pertandingan basket sudah dimulai. Athala dan avisha sudah duduk manis di tribun. Hari ini keadaan tribun lebih parah dari biasanya. Pertandingan ini merupakan pertandingan yang dinanti nantikan oleh hampir seluruh siswa.

Big hit international school dan bangtan international school. Dua sekolah yang sama sama populer. Dua sekolah yang selalu bersaing mendapatkan juara pertama. Entah dari akademik maupun non akademik.

"La itu tuh taehyung yang gue maksud." yoongi avisha menunjuk seorang pemuda dengan headband di kepalanya.

Sumpah demi hotpants maminya, orang yang ditunjuk avisha itu ganteng parah.

"Itu bukan taehyung yang chat lo?" tanya yoogi sambil menolehkan wajahnya ke jungkook.

Jungkook pun memperhatikan pemuda tadi.

"Iya sha, tapi bentar deh. Kok rambutnya beda ya. Kemarin itu rambutnya blonde bukan darkbrown."

"Habis dicat kali. Itu anak emang suka ganti warna rambut."

Jungkook cuma ngangguk mengiyakan.

Pertandingan basket kali ini semakin sengit padahal baru babak satu. Score di papan pun tidak jauh bahkan hanya berbeda satu poin.

Dari tadi athala cuma liat pemuda dengan surai dark brown yang sukses mencetak angka paling banyak dan membuat penonton menjerit.

Lain lagi dengan avisha. Avisha hanya melihat pacar mininya itu. Jangan salah, walau mini gitu jimin evan jago dalam mencetak angka apalagi mencetak semburat merah di pipi avisha.

Waktu babak satu pun habis dan sekarang waktunya break time sebelum lanjut ke babak selanjutnya. Avisha sebagai pacar yang selalu siap sedia berinisiatif menghampiri pacarnya itu dengan membawa handuk dan minuman isotonik. Athala hanya mengekori avisha saja lalu melihat interaksi mereka.

Menyedihkan.

Ah disaat saat seperti ini rasanya athala jadi ingin punya pacar.

Hp jungkook bergetar. Tanda ada seseorang yang mengirim pesan

Ga ada niat nyemangatin temen bimbel lo gitu?

Jungkook tersenyum tipis lalu mencari intensitas pemuda yang mengirim pesan padanya.

Astaga penampilan Taehyung maulidio wijaya tambah 50% bangsat setelah main basket.

"Gue ke sana dulu ya bro." taehyung menepuk teman di grupnya lalu berjalan menghampiri jungkook.

"Hai athala." dio menyapa athala dengan senyum kotak miliknya.

Astaga dio benar benar tau caranya memikat seseorang.

"Hai taehyung." balas jungkook dengan senyuman manisnya.

"Itu minuman isotonik lo ga diminum?"

"Ah ini, engga kok. Ini buat lo aja." jungkook melihat ke arah minuman tersebut lalu tersenyum lebar.

Sadarkah pemuda di depannya terpesona melihat senyuman manismu itu athala?

Taehyung meggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali lalu meraih botol minuman itu.

"Makasih ya la."

"Iya sama sama. Semangat tandingnya ya."

"Pasti semangat gue mah. Jangan nangis ya kalo sekolah lo kalah." taehyung menampilkan senyuman meremehkan.

Ayolah athala benci diremehkan.
"Ihh sekolah gue ga akan kalah sama sekolah lo."

Taehyung menaikan alisnya lalu berpikir.

"Ya udah deh. Ayo buat perjanjian."

Jungkook menatap taehyung heran.

"Perjanjian apa?"

"Kalo taehyung maulidio wijaya menang di pertandingan ini. Athalarik Jungkook Ivander harus turutin satu permintaan dio dan kalo gue kalah, lo bisa minta satu permintaan ke gue. Deal?" taehyung menjulurkan tangannya.

Wah jungkook terkejut melihat uluran tangan pemuda ini. Padahal kemarin taehyung menghindari uluran tangan jungkook. Sedikit berbalas dendam tak apa bukan?

"Deal. Siapa takut." jungkook membalas ucapan taehyung lalu menatap taehyung dengan tajam yang jatohnya sih malah kelihatan imut.

Ayolah athala jangan buat dio jadi orang jahat karna menculikmu.

"Woi athala sini." teriak evan dari jauh.

Tanpa pikir panjang athala menghampiri evan lalu meninggalkan dio sendirian dengan tanga masih terulur.

Hei ini baru pertama kalinya uluran tangannya diacuhkan. Ah rasanya harga dirinya sedikit terinjak. Tapi tak apalah demi medapatkan kelinci manis taehyung mau kok menjual harga dirinya.

"Cie habis ngapain tuh la?" jimin mencolek dagu jungkook dengan wajah menjijikan.

Jungkook memutar bola malas.
"Ngobrol aja. Kenapa?"

"Jahat kali lah kau ini la. Dimana mana tu sahabatnya disemangatin biar menang. Eh ini malah semangatin tim lawan." evan merenggut lalu berpandangan sedih.

"Ih kan evan ada avisha. Avisha juga biasanya cukup."

"Tapi bentar, kapan lo kenal sama dio?"

"Kemarin. Dia temen di tempat bimbel. Sekelas bareng athala sam avisha."

"Ohh gitu ya, ya udah evan ke lapangan dulu ya avisha, athala. Awas kalo ga dukung evan."

Tbc

Hayo siapa yang udah bisa ikut pemilu?

Bimbel - Tk ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang