Rose POV—
Minggu ini aku tidak melakukan kegiatan apapun. Aku hanya akan berada dirumah dan tidur seharian. Kegiatan senin sampai jumat sudah membuatku kehilangan berat bedan drastis.
Hari ini Kakak ku yang selalu saja bekerja, pulang. Namanya Edgar, dan dia adalah kakak satu-satunya yang paliiingggg tampan, lebih tampan dari Eunwoo Astro sekalipun! Aku biasa memanggilnya Abang. Sebenarnya itu ku lakukan untuk menggodanya saja, hahaha.
Bang Edgar sedikit galak. Ah tidak, dia benar-benar galak dan tegas—kalau aku nakal. Dan dia membawa semua gen bagus yang dimiliki oleh Mama dan Papa; tampan, tinggi, kulitnya halus, hidungnya mancung, alisnya tebal, rajin, cerdas, perjalanan karirnya mulus, digemari banyak wanita karena sikap loyal dan sikap easy going nya. Benar-benar idaman. Tapi sayang, sikap cuek dan terlalu santai miliknya itu kadang menyebalkan.
Aku mendengar suara klakson mobil dari depan rumah. Aku tau itu mobil siapa. Jadi aku memutuskan untuk langsung menghampirinya.
"Abaaaaangggg!!!"
Bang Edgar masuk kedalam, dan langsung menyentil dahiku ketika aku sampai di depannya.
"Ouch! Sakit tau!"
"Siapa yang suruh kamu turun tangga sambil lari? Biasa aja dong."
"Iiih! Aku kan kangen, hehe." Aku langsung memeluknya. Bang Edgar tidak menolak, tidak juga membalas. Dasar cuek!
"Abang capek, bawain tasnya dong. Mau langsung tidur." abangku ini memberi senyumannya. Kalau sudah begini, aku harus menurutinya, atau aku tidak akan mendapat uang jajan tambahan darinya!
"Berapa lama abang dirumah?"
"Dua hari."
"What?!"
"Kenapa harus teriak sih, lebay deh kamu."
"Iih abang! Jauh-jauh pulang dari Aussie tapi cuma dua hari di Indonesia?! Mending nggak usah pulang sekalian bang."
"Abang juga nggak mau pulang, males ketemu kamu. Tapi, siapa ya yang minta abang luangin waktu biar bisa pulang dan rayain ulang tahunnya?"
Ulang tahun? Ah!
"Tapi maksudku, aku pengennya abang bisa liburan lama di sini."
"Yang penting abang pulang." perkataannya sudah final. Aku hanya bisa menghela nafas pasrah, dan mengangguk lemah.
"Ayo kita ke tempat ice skate besok!"
Bang Edgar yang tadi hendak memasuki kamarnya, langsung berbalik lagi menatap kearahku.
"Oce, kamu sakit?" Bang Edgar dengan cepat menghampiriku dan memegang dahiku. Tatapannya dibuat panik.
"Nggak."
"Terus?"
"Terus apa?"
"Sejak kapan kamu bisa main ice skate?"
Aku cemberut. Sungguh, abangku ini kejam sekali. "Justru karena aku nggak bisa main ice skate, dan kebetulan abang lagi dirumah, ajarin aku!"
"Dek, abang pengen istirahat selama dirumah. Kelamaan di laboratorium kamu kira enggak capek?"
Aku hanya diam. Benar juga. Menjadi ahli gizi tidaklah mudah, pasti banyak yang harus diteliti, dikaji, dan terus melakukan uji kesehatan di lab. Apalagi perjalanan Aussie - Indonesia tidak bisa dibilang dekat. Hah, Roseanne ... Usiamu hampir mencapai dua puluh tahun dan pikiranmu masih sangat pendek, selain itu juga egois dan manja!
KAMU SEDANG MEMBACA
Choco Granule
Fiksi RemajaHidup ku gelap. Banyak masa dimana aku mengalami kesepian. Hidupku pahit, seperti Cappuccino tanpa gula. Sedangkan hidupnya? Baik-baik saja. Hampir berjalan mulus. Hampir, karena mungkin aku sudah menjadi sedikit noda dalam hidupnya Kalau aku Cappuc...