" Ahh..."
Aku melenguh seiring mendapatkan pelepasanku. Setelah menetralkan nafas aku melepaskan diri dari tubuh di bawahku dan berbaring telentang di sampingnya.Kalila, istriku memiringkan tubuhnya untuk memelukku.
" Apa yang kau lakukan ?! " Aku menyentak tubuhnya.
" Aku ingin dipeluk Mas "" Pergi ke dapur sana ! Jangan sampai kamu terlambat membuatkan sarapan untukku dan Nadia. Nadia hari ini masuk pertama PAUD kan ? "
Dengan bersungut - sungut dia beranjak dari kasur.Masih beberapa menit sebelum adzan shubuh berkumandang. Hampir setiap hari, jam segini aku meminta jatahku. Tahu kan kalau milik laki - laki di saat pagi hari akan tumbuh secara alami.
Kalila keluar kamar dengan sedikit kasar saat menutup pintu. Mungkin dia marah karena aku menyuruhnya mulai memasak. Aku tidak mau kalau sarapanku terlambat untuk dihidangkan. Aku tidak suka sarapan di luar. Aku suka sarapan ala rumahan karena aku terbiasa di siapkan oleh Ibuku. Aku ingin Kalila seperti Ibuku.
Ngomong - ngomong soal istri entahlah aku merasa kehidupan kami hambar. Terutama kehidupan kami di atas ranjang.
Dia seperti tidak menikmati sesi percintaan kami. Tidak ada suara mendesah atau jeritan layaknya film biru yang sering aku tonton. Kalila monoton. Aku sendiri tidak merasakan remasan apalah itu. Huh...baru juga punya anak satu landasan sudah jebol. Dari awal kami menikah hingga hampir empat tahun pernikahan kami masih saja monoton.
Untuk tubuh dia juga tidak seperti dulu lagi. Entah sudah over berapa puluh kilo semenjak hamil dan melahirkan Nadia. Yah meskipun dulu awal menikah dia sebenarnya tidak langsing juga. Biasalah berisi ditempat tertentu. Tipeku.
Bukannya aku tidak tahu kalau itu semua mungkin saja karena pengaruh KB hormonal yang dia pakai. Cuma aku melihatnya seakan dia tidak peduli dengan bentuk tubuhnya sendiri. Bisa kan memakai kontrasepsi yang tidak bikin tubuh melar. Paling tidak kalau tubuhnya gendut, dia kan bisa mengantisipasi dengan dandanan yang cantik dan wangi. Jadi sebagai suami aku bisa ON dengan melihatnya.
Padahal sebagai suami aku juga pengertian. Aku sudah memberinya anggaran sendiri setiap bulan untuk merawat diri. Ya memang tidak banyak tapi cukuplah. Tapi dengan dalih hemat, dia tidak menggunakannya malah menabungnya untuk masa depan Nadia. Apa dia pikir aku tidak mampu membiayai pendidikan anakku nantinya. Huh !
Aku sudah rapi bersiap berangkat kerja. Aku keluar dari kamar dan sambut anakku.
" Papaaa ! "
Nadia berhambur di pelukku. Meskipun sebenarnya aku menginginkan anak laki - laki untuk anak pertamaku, aku tetap menyayangi putriku." Ma, Kenapa Nadia masih bau asem ? ! "
" Aku masih sibuk nyiapin sarapan, Mas. Lagipula ini masih jam 6. Nadia kan masuknya jam 8 " Kalila menjawab dengan kalem." Anak jangan dibiarkan mandi siang - siang. Nanti kebiasaan " Aku bersungut - sungut.
Istriku memilih untuk berlalu ke dapur tanpa menjawab.Setelah sarapan aku mengambil tas ranselku. Hari ini ada peninjauan lokasi. Jadi aku akan seharian berada di luar ruangan. Tak apa, meskipun harus berpanas - panasan aku rela. Karena ada Mira di dekatku.
Eh. Mira adalah salah satu tim desain. Sudah lama kami dekat. Ya hanya teman dekat tidak lebih. Kami sering menghabiskan waktu berdua di jam istrirahat untuk saling bercerita.
Dia baru saja dicerai suaminya. Aku sangat prihatin. Bagaimana wanita secantik Mira bisa ditinggalkan suaminya. Laki - laki yang sangat bodoh aku rasa. Untungnya mereka belum mempunyai anak.
Mau tidak mau aku juga membandingkan Kalila dengan Mira. Mereka bagaikan langit dan bumi. Dari segi penampilan Mira sangat bisa membawa diri. Pakaiannya selalu rapi dan wangi. Senyumnya selalu mengembang. Sangat enak dipandang. Dia juga enak diajak untuk mengobrol berbagai topik. Iya kan dia kan seorang sarjana. Kalila hanya lulusan SMK. Aku memaklumi itu. Aku betah berlama - lama berada di dekat Mira, karena akan ada banyak hal yang bisa kami bahas. Dari masalah pekerjaan, politik maupun pribadi. Tidak membosankan. Berbeda kalau di rumah. Aku selalu ingin keluar. Tidak betah dengan kecerewetan Kalila ataupun rengekan Nadia.
" Papa berangkat dulu " Pamitku.
Kalila yang sedang berada di dapur berlari kecil menghampiri Nadia yang sedang bermain boneka di lantai dan menggendongnya." Ayo Nadia salim Papa "
Nadia mengangsurkan tangannya. Kemudian disusul Kalila mencium punggung tanganku.
" Semoga Mas sehat, selamat di tempat kerja sampai pulang dan mendapatkan rezeki yang halal dan berkah. Aamiin " Kalila tersenyum tulus.
Inilah yang aku suka dari Kalila. Sesibuk apapun dia, saat aku akan berangkat kerja dia akan meninggalkan kesibukannya untuk mengantar kepergianku hingga pintu dan juga tak lupa mendoakanku.Dari balik kemudi aku melambaikan tangan ke arah keduanya.
Aku melajukan mobil Avanza hitamku.
Secara pekerjaan aku dibilang sudah mapan. Meski tidak kaya sekali, aku sudah punya rumah sendiri, mobil yang kupunya juga tidak jelek - jelek amat. Dan juga beberapa digit tabungan di bank.
Seharusnya aku bersyukur dengan keadaanku sekarang. Tapi yang namanya manusia kebanyakan mengeluh dan kurang bersyukur. Berapapun yang didapat masih saja kurang.
Ddrrtt...
Aku melihat ponselku bergetar. Aku tersenyum senang. Aku menepikan mobil dan mengangkatnya.
" Halo Mir.."Suara Mira yang merdu langsung memanjakan telingaku.
" Bim...aku sudah di lokasi. Aku tunggu ya..."Tbc.
Hay hay 🙋🙋
Penulis Ga Je kembali 😁😁😁
Gimana ? Apakah ada yang tertarik setelah membaca part 1 dari CLBK ? Atau malah ilfil ? Hehe... Sesuai janjiku, aku mengangkat tema PERNIKAHAN ..lagi 😀Cerita CLBK hanya akan jadi cerita pendek dan minim konflik. Biar keliatan panjang ntar aku bikin per part pendek - pendek aja yang penting apdet 😁. Itu juga kalau kerjaan di dunia nyata tidak menguras emosi, jiwa, raga dan stok makanan 😂😂😂
Di CLBK aku mau coba bikin per-part beda POV. coba ntar readers pada bingung nggak hehe...
Oke ..jangan lupa dukung aku untuk terus menulis dengan Vote atau Komen ya 😉
Si Ya ... 💋💋💋
❤ NEYLAN ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Lama Bersemi Kembali ( S E L E S A I )
Short StoryFor Adult Butuh komunikasi yang baik juga hati yang lapang untuk mempertahankan sebuah pernikahan...