part 14

20.8K 1.3K 63
                                    

" Kamu lagi mikirin Bima ? "
Mas Bagus mengambil tempat di sebelahku.
" Nggak "
Aku mengambil bantal dan merebahkan tubuhku.
Mas Bagus melakukan hal yang sama.

Mas Bagus berbaring telentang dengan kedua tangannya di belakang kepala.
" Aku lihat, sejak dia datang kamu lebih sering melamun "
Aku menoleh.
" Mas cemburu ? " Tanyaku spontan.

Mas Bagus memencet ujung hidungku.
" Ngapain ? "
Aku mendengus kecewa.
" Patah hati lah adek, Bang "
Mas Bagus malah tertawa.

" Aku nggak punya bakat matahin hati kamu, Bima tuh pelakunya "
Aku memukul dadanya pelan pura - pura merajuk.
" Aduh " Mas Bagus mengusap dadanya.

Kami memang suami istri. Tapi hubungan kami lebih ke adik kakak, sahabat..
Kami merasa nyaman satu sama lain dengan interaksi seperti ini.

Kami merasa nyaman satu sama lain dengan interaksi seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Aku kangen Vidia..."
Matanya tampak menerawang. Dia pasti sedang bersedih karena teringat Ibunya Tasya.

Aku beringsut mendekatkan tubuhku padanya dan merengkuhnya. Mas Bagus meletakkan sebelah tangannya di bahuku dan mengusapnya pelan.

" Coba ceritakan padaku seperti apa Mbak Vidia.."
" Eum apa ya. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Vidia.."
Sama seperti aku. Mas Bima adalah cinta pada pandangan pertamaku. Apakah cinta seperti ini selalu kuat menancap di hati ?

" Dia sosok yang mudah dicintai. Supel, baik, lemah lembut.."
" Cantik ? "
" Sangat cantik. Apalagi saat dia mengandung.."

Aku mulai membayangkan seperti apa Vidia yang dicintai Mas Bagus itu.

" Jadi saat dia tiada aku begitu terpuruk "
Aku mengusap dadanya menenangkan.

" Jika Tuhan mengijinkan, saat itu aku ingin sekali menyusulnya. Tapi Tuhan punya jawaban lain. Tuhan memberiku pelipur lara. Tasya. Bayi mungil itu membuatku sadar bahwa Vidia tidak pergi begitu saja. Dia memberiku seorang teman hidup yang harus aku lindungi.."

Aku mendengarkan Mas Bagus bercerita tanpa berniat mencelanya.

" Aku menjalani hariku dengan hampa tanpa Vidia. Aku hanya berdua dengan Ibu merawat Tasya "
"
" Saat itu pasti berat banget buat Mas "

" Ya. Saat aku merasa sudah tidak sanggup, aku akan memandang Tasya sehingga aku kembali tersadar "
" Kenapa Mas tidak langsung menikah lagi saja agar Tasya tidak kehilangan sosok Ibu "

" Tidak semudah itu Kalila. Selain masalah hati, kebanyakan wanita mau menerimaku tanpa mau menerima anakku "
" Wah kalau begitu aku istimewa ya "
Aku membanggakan diri.

Mas Bagus memencet hidungku kuat - kuat.
" Kamu Ge Er banget. Tapi terima kasih sudah mau menjadi istriku. Terima kasih sudah menjadi Ibu Tasya "
Aku mengusap hidungku yang memerah.

" Mas kok hobi banget sih mencetin hidungku "
Aku mendengus kesal.
" Biar tambah mancung "

❤❤❤

Cinta Lama Bersemi Kembali ( S E L E S A I )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang