part 3

24.8K 1.3K 35
                                    

Aku menyalakan rokok ketigaku. Menyesapnya dengan dalam dan menghembuskannya perlahan. Pikiranku sedang menerawang.

Sebuah lengan melingkari pinggangku. Tanpa menoleh aku tau siapa. Aku membiarkan saja tangannya yang berada di perutku.

" Aku akan pulang, Mir .."
Kurasakan kepalanya mendongak. Lalu kembali rebah di punggungku.
" Jangan pergi..aku mau kamu tetap di sini " Rajuknya.

Aku menghela nafas.
Sungguh ini kesalahan fatal.

Satu bulan penuh aku berada di luar kota untuk mengawasi tim ku mengerjakan sebuah perumahan. Biasanya memang seperti ini. Setelahnya aku hanya mengecek sebulan sekali ke lokasi atau kalau ada kendala.

Dari kantor hanya aku dan Mira yang berada di sini. Sebenarnya aku merasa agak aneh. Biasanya hanya aku saja yang mendapat tugas. Dan dari tim desain yang diutus adalah laki - laki mengingat mengharuskan menginap di lokasi selama sebulan. Namun saat Mira memperlihatkan surat tugasnya, yang ada dalam pikiranku adalah senang.

Hingga semalam adalah kesalahan ! Seharusnya sore ini jadwalku untuk pulang. Tapi Mira memintaku untuk tinggal hingga besok. Karena dia akan ada acara pernikahan sepupunya yang berada di kota yang nantinya kami lewati saat pulang. Dia kan berangkat bersamaku jadi sudah tugasku pulangpun bersamanya.

Petaka berawal saat Mira mengeluh AC kamarnya rusak dia memintaku untuk mengijinkannya tidur di kamarku yang bersebelahan dengan kamarnya.

Aku sudah menyuruhnya untuk lapor ke pihak hotel agar AC kamarnya bisa diperbaiki. Dia bilang sudah.

Awalnya kami hanya berbincang. Jujur perasaanku sebenarnya kurang nyaman. Aku adalah laki - laki beristri. Salah kalau kami tidur berdua satu kamar meskipun nantinya aku tidur di sofa dan dia tidur di ranjang.

Obrolan kami bertambah seru. Aku sudah lelah dan mengantuk.

Mira mengangsurkan teh hangat ke hadapanku.
" Diminum Bim. Biar capeknya hilang "
Tanpa curiga aku meminumnya. Setelahnya aku merasa sedikit pusing.

" Mir. Kamu ngasih aku minuman apa ? " Pandanganku mulai nanar. Aku merasakan tubuhku panas.
Mira berdiri dan menghampiriku duduk. Memijat bahuku pelan. Membuka kemejaku. Aku melenguh.
" Kamu gerah ya. Dibuka saja bajunya "
Dia mulai menggerayangi dadaku.
Kucekal tangannya.

" Apa yang kamu lakukan Mir ?! " Pandanganku tajam ke arahnya.
" Aku...memberi sedikit obat perangsang.."

" Sial !! " Aku beranjak dari dudukku dengan tergesa menuju pintu.
Sialnya pintunya terkunci. Aku menoleh ke belakang. Dan mendapati Mira sudah tanpa sehelai benang pun. Aku mengepalkan tanganku kuat - kuat. Bagaimanapun juga aku adalah seorang laki - laki normal apalagi berada di bawah pengaruh obat.

" Di mana kuncinya Mir ?! " Teriakku.
Mira berjalan ke arahku.
" Entahlah. Aku lupa sudah kubuang ke mana " Jawabnya santai.

Wajahku memerah menahan marah sekaligus hasrat.
Obat perangsang sialan ! Mira sialan !

🐄🐄🐄

Aku memang menyukai Mira. Tapi ini salah. Tidak seharusnya seperti ini. Meskipun aku menyukainya sama sekali tidak terpikirkan untuk berhubungan badan dengannya. Dia bukan istriku !

Meskipun mulutku selalu berkata pedas pada istriku. Sesungguhnya aku sangat mencintainya terlepas seperti apa bentuk tubuh maupun peringainya. Karena aku sudah memilihnya. Apalagi dia adalah Ibu dari anakku. Sungguh aku menyesal.

Cinta Lama Bersemi Kembali ( S E L E S A I )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang