part 20

22.5K 1.3K 44
                                    

Setelah kesayangan yang sakit, gantian aku 😭. Kalau nggak enak badan bawaannya males nulis hiks...
Semoga suka ya sama part KALILA kali ini. Happy reading

Aku sedang bersiap memakai helm saat tiba - tiba Mas Bima sudah berada di dekatku. Aku hampir terlonjak karena panggilannya.

" Kal ...mau pulang ? "
" Iya "
Bernafas Kalila. Aku bisa merasakan degup jantungku sendiri. Mungkin karena ini baru kedua kalinya kami bertemu setelah sekian lama dia pergi. Mungkin juga karena laki -laki di depanku ini masih menempati hatiku hingga sekarang.

" Aku antar yuk "
" Nggak usah Mas. Aku naik motor aja "

" Aku maksa "
Aku mendengus. Kebiasaan suka maksa.
" Lalu motorku gimana Mas? " Aku mencoba mencari alasan untuk menolaknya.
Mas Bima menunjuk bagian atas mini market tepatnya ke arah neon box yang terpasang di sana.
" Tuh...buka 24 jam. Aku rasa temanmu tidak akan keberatan kalau dititipin semalam "
Aku akhirnya menuruti kemauannya. Tidak ada gunanya mendebat dia.

" Ini langsung pulang ke rumah kan ? "
" Aku mampir ke rumah Ibunya Mas Bagus dulu. Ambil anak- anak "

" Kamu tiap hari kayak gini ?"
" Kayak gini gimana ?"

" Ya pulang kerja capek, motoran pulang sama anak - anak "
" Ya iya "

" Ck..ck..laki - laki macam apa Bagus ini. Membiarkan istrinya bersusah - susah "
" Stop Mas ! Yang Mas maki itu suamiku lho. Mas ngatain Mas Bagus kayak gitu bahkan dulu Mas lebih parah memperlakukan aku "
Aku luar biasa kesal. Lelaki di depanku ini seolah- olah paling baik di dunia. Bahkan hingga sekarang setiap yang dilakukannya dulu saat masih menjadi suamiku masih aku ingat dengan jelas. Aku tidak bisa melupakannya begitu saja.
" Maaf.."
Aku mendengus kesal dan membuang muka ke arah luar jendela.

" Papaaa... !!!"
Nadia dan Tasya berhambur ke pelukan Mas Bima. Saat kami turun dari mobil. Ibu menyerahkan Nino yang sudah terlelap dalam gendongannya.

" Lama banget Papa pergi kerjanya " Nadia memprotes.
" Iya maaf "
Aku memutar bola mataku malas. Bisanya cuma maaf..maaf..maaf..
Tapi aku sempat melihat matanya berkaca - kaca saat memeluk Nadia dan Tasya tadi.

" Nadia dan Tasya nggak kelihatan seperti kelas 5 ya "
Mas Bima memecah keheningan. Saat ini kami sudah dalam perjalanan pulang. Yang aku heran. Jarak dari tempat kerja ke rumah Ibu. Dari rumah Ibu ke rumahku kenapa lama sekali. Padahal kalau aku naik motor aku hanya butuh waktu stengah jam saja untuk semua itu.

Nadia dan Tasya sibuk mengagumi interior mobil Papanya. Dengan antusias mengomentari headrest monitor yang terpasang di jok mobil.
" Iya mereka memang mungil - mungil "
" Seperti kamu "
Aku tidak menanggapi candaannya.

" Kalian suka mobil ini anak - anak ? " Mas Bima melirik lewat spion depan.
" Suka Pa !"
Keduanya menjawab serempak.
" Oke kapan - kapan kita maen ya kalau kalian libur "
" Asyiiik !! "
Keduanya tampak bahagia. Tidak dipungkiri akupun ikut merasakan kebahagiaan. Setelah 2 tahun kepergian Mas Bagus mereka kehilangan sosok Ayah.

" Bagus keberatan tidak ya kalau aku mengajak kalian berwisata ? "
" Mungkin tidak " Mas Bagus tidak akan keberatan aku jalan dengan siapa saja, karena dia sudah bahagia dengan Mbak Vidia.
" Baguslah kalau begitu. Aku akan cari waktu "

" Ngomong - ngomong jagoan ini namanya siapa ?"
Mas Bima mengusap pipi gembil Nino saat lampu merah menyala.
" Nino "
" Tampan "
" Iya. Seperti Mas Bagus "
Mas Bima menarik tangannya dengan cepat. Aku menyadari perubahan wajahnya meski remang - remang. Setelahnya tidak ada perbincangan lagi sampai di rumah.

❤❤❤

Keesokan harinya sekali lagi aku dibuat terkejut karena stengah 6 pagi Mas Bima sudah berdiri di depan pintu rumahku.

Cinta Lama Bersemi Kembali ( S E L E S A I )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang