Ending

32.8K 1.5K 103
                                    

Bima sedang berada di ruang kerjanya menekuri buku - buku. Tampak membolak - balik halamannya dan sesekali dahinya mengerut.

 Tampak membolak - balik halamannya dan sesekali dahinya mengerut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pintu terbuka dan menampilkan sosok Kalila di baliknya. Bima mendongak dan tersenyum.
" Belum ngantuk ? "
Kalila menggeleng. Meringsek ke pangkuan suaminya. Bima meletakkan bukunya di meja. Kalila bergelanyut manja, merangakul leher Bima dan merebahkan kepalanya di sana.

" Kenapa murung hm ? "
Bima membelai rambut istrinya dan menghirup wanginya.
" Rumah sepi "
Anak - anak mereka memang sedang dibawa adik Bima, Retno ke rumah kakek nenek-nya di luar kota. Karena kebetulan ini sedang libur panjang kenaikan kelas. Rumah yang biasanya ramai dengan suara mereka sekarang senyap.
" Iya. Biasanya ramai anak - anak. Kamu kangen mereka ? " Bima memainkan rambut istrinya.
Anak - anak akan berada satu minggu di sana dan ini baru dua hari.
" Iya. Aku kangen "
" Kita nyusul ke sana ? "

Kalila menggeleng.
" Males "
Bima menaikkan sebelah alisnya. Kangen tapi diajak ke sana nggak mau.

Kalila semakin menyelusupkan kepalanya.
" Kamu masih lemes ? "
Kalila mengangguk.
" Gimana nggak lemes. Makan aja sekarang kamu susah lho. Kamu keliatan kurusan. Ntar di sangka orang kamu nggak bahagia sama aku "
" Nggak selera makan " Jawab Kalila singkat.
" Beneran Sayang. Kamu kurus banget ini. Kita ke dokter yuk minta vitamin gitu "
Kalila menggeleng. Bima hanya menghela nafas. Namanya istrinya, sudah dikasih ART pun apa - apa masih kepegang juga. Bima sampai geleng - geleng kepala. Kalau dia menegur ART nya hanya menjawab Kalila sendirilah yang ingin melakukannya.

" Aku beneran sedih kalau kamu kayak gini Sayang. Apa pingin makan apa gitu yang bikin kamu lapar "
Kalila tampak berpikir.
" Eum apa ya...nah Mas.."
Bima menunggu dengan antusias apa yang diinginkan istrinya.
" Kayaknya Soto Ayam bikinan Ibunya Mas Bagus enak deh. Ibu sering masakin itu buat anak - anak "
Seketika bahu Bima merosot. Di antara bermiliar jenis makanan kenapa yang dipilih masakan Ibunya Bagus ck..ck..

" Sayang...eum..kita beli soto ayam di luar aja ya. Di pujasera 24 jam nggak cuma soto, ada macem - macem. Kamu bisa pilih apa aja..."
" Yaudah kalau nggak mau. Nggak juga nggak papa kok "
Kalila agak mengendurkan tangannya di leher Bima. Bima tahu istrinya sedang merajuk. Demi Tuhan ini sudah hampir jam isya.
Huh mau alasan apalagi..
" Eum Sayang...Ibu apa mungkin masak soto tiap hari. Maksudku, misal kita bilang kalau mau soto bikinan Ibu apa nggak ngerepotin gitu..ini sudah malam.."
Hati - hati Bima memberi pengertian.
Kalila langsung beranjak dari pangkuan Bima dan langsung keluar dari ruang kerjanya. Bima sampai melongo.

Tak lama Kalila kembali masuk
" Ibu lagi di rumah nggak sekarang ? Apa kabar ? "
" ... "

" Sibuk Bu ? "
"... "
Kalila berjalan mondar - mandir sambil memegang ponsel di telinga.

" Eum Ibu hari ini masak apa ? "
" ... "

" Hah soto ? ! Ayam ?! "
Kalila berjingkrak.
" ... "
" Masih Bu ? "
" ... "
" Kalila mau Bu. Sekarang ke sana ya sama Mas Bima "
Kalila tersenyum sumringah. Bima yakin Ibu pasti belum sempat menjawab tapi istrinya sudah mematikan sambungan telponnya. Bima sampai menggelengkan kepalanya.

Cinta Lama Bersemi Kembali ( S E L E S A I )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang