Aku sedikit lega. Setelah hari di mana aku pulang dari luar kota dengan Mira aku sudah tidak pernah melihatnya lagi di kantor. Aku dengar dia mengajukan resign. Syukurlah. Jika melihatnya di sekitarku aku terus - terusan diperlihatkan akan dosaku.
Namun yang menjadi pikiranku sekarang adalah Kalila istriku. Bagaimana aku harus jujur padanya. Pasti dia akan salah faham meskipun aku menjelaskan posisiku saat itu. Aku takut dia tidak mau memaafkanku lalu yang lebih parah meminta berpisah denganku. Aku tidak bisa.
Dia semestinya curiga karena akhir - akhir ini aku sering melamun. Apalagi aku terkesan menghindarinya. Bukan maksudku menolak menyentuhnya. Hanya saja aku merasa ini salah dan sangat tidak adil untuknya. Seharusnya aku mengakui dulu kesalahanku, meminta maaf dan dia memaafkanku baru aku merasa tidak terbebani dengan perasaan berdosa padanya.
Tapi malam ini sepertinya dia benar - benar berniat menggodaku lagi. Kalau seperti ini terus bisa jadi aku tidak bisa bertahan. Sudah dua bulan lebih aku tidak menyentuhnya membuatku sangat merindukannya.
Saat tubuhnya merapat padaku, aku bisa merasakan dadanya menempel di lenganku. Itu saja sudah membuat hasrat kelelakianku naik. Nakalnya dia. Tapi aku suka. Aku menyukainya saat dia dengan agresifnya mendekatiku.
Sudah tau aku bergairah malah semakin menggodaku dengan kata rayuan.
Aku menyambar bibirnya yang terasa manis. Menyesapnya dalam - dalam seolah bibirnya adalah madu yang paling manis di dunia.
Tanganku menggerayangi seluruh tubuhnya. Bibirku menyusuri garis lehernya. Menghirup dan menyesap aroma vanilla yang manis.
Kalila menopang tubuhnya dengan dua tangan di belakang sehingga dadanya nampak membusung. Entah karena lama tidak melihatnya atau apa aku menjadi khilaf melihatnya.
Suara desahan Kalila jelas terdengar saat aku menghisap kuat ujung dadanya. Aku menghentikan kegiatanku dan mendongak. Aku takjub. Tidak seperti biasanya suara desahan lolos dari mulutnya. Bahkan selama ini aku hanya merasa seperti bersetubuh dengan patung.
Dia meminta maaf karena dia mengira aku terganggu dengan suaranya. Padahal kenyataannya aku sangat menikmati ekspresinya.
Aku menyuruhnya melakukan apapun yang ingin dia lakukan dan rasakan.
Lenguhan demi lenguhan Kalila membuatku semakin bersemangat untuk mencumbunya. Hingga akhirnya aku tidak bisa bertahan lebih lama lagi.
Aku mengangkatnya menuju ranjang. Dengan tergesa kami melepas semua pakaian yang melekat.
Kami berdua melenguh saat milikku sepenuhnya masuk di dalamnya. Aku menyukai respon tubuhnya terhadap sentuhanku.
Aku mulai menggerakkan pinggulku saat kurasakan remasan pada juniorku.
Ini sungguh luar biasa. Malam ini Kalila memberiku banyak kejutan.
Kurasakan remasannya semakin menguat. Kepalaku terasa pening karena gairah. Miliknya seperti menyedotku ke pusaran gairah yang menggebu dan tak berkesudahan.
Kalila menjerit tertahan dan menyebut namaku saat aku bergerak lebih cepat. Remasannya di bawah sana menguat. Tubuh Kalila menggelinjang di bawahku. Aku masih mempertahankan diriku hingga berkali - kali membuatnya menjerit dan dengan susah payah aku membungkamnya dengan bibirku. Kamar kami tidak kedap suara. Aku khawatir jika suara kami mengganggu tidur Nadia di kamar sebelah atau lebih parahnya tidur tetangga kami.
" Kau membuatku gila Kalila. Aku tergila - gila padamu..."
Akhirnya aku menyerah." Aku mencintaimu Kalila.." Kalimatku mengiringi pelepasanku.
❤❤❤
Aku benar - benar bersyukur. Sejak malam itu hubunganku dengan Kalila membaik.
Kuurungkan niatku untuk jujur pada Kalila. Untuk apa? Mira sudah tidak ada, dan kehidupan rumah tangga kami baik - baik saja. Menjadi lebih baik malahan.
Namun ternyata semua tidak bertahan lama. Hidupku berjalan tidak seperti keinginanku.
Seharusnya memang aku jujur dari awal. Bukannya dengan egois menyembunyikan perbuatanku.
Di suatu siang tiba - tiba saja Mira datang ke kantorku dengan selembar hasil test dari laboratorium sebuah rumah sakit. Tanpa membacanya pun aku tau itu test apa.
Ya seperti dugaanku. Aku merasakan jantungku seolah dicabut dengan paksa karena dengan santainya Mira mengaku perbuatan kami 2 bulan yang lalu menghasilkan seorang janin di perutnya.
Jujur aku sangat shock. Tidak tahu harus berbuat apa. Satu sisi aku tidak percaya kalau aku akan punya anak dengannya di sisi lain bagaimana aku bisa menyangkal kalau aku memang pernah melakukan dengannya meskipun itu hanya sekali.
Aku merasa kepalaku akan pecah karena berpikir terlalu keras.
Bagaimana tidak ? Mira memintaku untuk bertanggung jawab dengan menikahinya. Itu jelas tidak mungkin. Aku mempunyai istri dan juga anak. Bagaimana nasib mereka. Mira tidak peduli. Dia tetap ingin aku menikahinya. Usulku untuk tetap bertanggung jawab tanpa menikahinya ditolak mentah - mentah. Bahkan dia mengancam akan menggugurkan janinnya jika aku tidak mau menikahinya.
Aku benar - benar bingung. Aku tidak bisa begitu saja melepas Kalila di saat hubungan kami membaik. Aku mencintainya. Sangat. Namun di sisi lain ada nyawa tak berdosa yang sewaktu - waktu ibunya bisa melenyapkannya.
Aaarrghh !!
Aku menjambak rambutku dengan kasar. Aku benar - benar merasa buntu. Mira hanya memberiku waktu satu bulan untuk memutuskan." Mas..."
Suara lembut Kalila membawaku kembali pada kesadaran.
Aku menoleh." Mas tidak apa - apa ? " Tanyanya cemas.
Aku tidak memberinya jawaban.
Aku merengkuh tubuhnya mendekat padaku dan melumat bibirnya. Aku butuh ciumannya. Aku membutuhkan sentuhannya.Aku frustasi !
Malam ini aku memasukinya dengannya dengan penuh emosi. Aku butuh cintanya. Cinta Kalila.
Tbc.
Bagaimana ? Mau dilanjut or not ? 😁😁😁
Kayaknya sepi - sepi aja nie lapaknya. Karena bertema pelakor atau karena terlalu biasa ceritanya ?Sampai part 5 apakah tidak masalah dengan POV nya ? Tidak bingung kan ? Kalau bingung dibalik aja bajunya 😂😂😂
With ❤, Neylan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Lama Bersemi Kembali ( S E L E S A I )
Short StoryFor Adult Butuh komunikasi yang baik juga hati yang lapang untuk mempertahankan sebuah pernikahan...