part 16

19.8K 1.2K 50
                                    

Heran. Mas Bima tidak berubah sama sekali sifat mesumnya. Bilangnya mau melupakan aku. Tapi malah menyuruh anak - anak diam - diam mengambil fotoku. Mana fotoku yang tertangkap kamera sangat memalukan. Hanya paha dan betis ck.ck.ck.
Saat aku menegur Nadia dan Tasya jawaban mereka hanya,
" Disuruh Papa nggak boleh ketahuan Mama pas ambil fotonya "
Dasar !

❤❤❤

Setahun berlalu sejak Mas Bima pamit untuk tidak mengunjungi Nadia. Tetap tidak ada yang berubah. Dia belum menampakkan diri sampai hari ini. Itu artinya dia belum pulih dari perasaannya padaku. Bolehkah aku merasa sedikit bahagia karena dia sulit melupakanku?

Aku kembali teringat percakapan kami saat terakhir kali.
" Bagaimana kabar anak Mas. Laki -laki atau perempuan ? " Tanyaku.
Dia terkejut dengan pertanyaanku. Lalu memalingkan wajah.

Menghela nafas sebentar.
" Dia laki - laki "
Sudut hatiku merasa sakit. Dia sangat menginginkan anak laki - laki dan akhirnya mendapatkannya dari Mira.

" Namanya Abimanyu. Dia sangat tampan "
Aku tidak menyukai saat dia menceritakan tentang anaknya. Tapi aku menangkap raut kesedihan saat dia berbicara.

" Oh..selamat kalau begitu "
Dia menoleh ke arahku dan tersenyum hambar.
" Terima kasih "

" Pasti dia sudah besar sekarang "
Aku masih saja kepo.
Dia kembali menatap depan.
" Iya. Seharusnya sudah bisa berjalan, seandainya dia masih ada..."
Masih ada ?
Apa?
Mas Bima menoleh ke arahku.
" Dia sudah meninggal.."

" Astaga ! "
Aku membekap mulutku.
" Maafkan aku.." Rasa bersalah merayap di hatiku.

" Tidak apa - apa Kal. Dia sudah bahagia di sana "
Sekali lagi dia tersenyum hambar ke arahku.
" Sakit ? "

" Dia terlahir prematur. Mira terpeleset di kamar mandi "
Kesedihan sangat kentara di wajahnya. Aku bisa memakluminya. Di sangat menginginkan bayi itu, pasti ini sangat berat buat dia.

" Sebenarnya kondisinya sudah membaik.. Aku kira dia akan bertahan. Ternyata..tidak "
Matanya berkaca - kaca.
" Aku ikut berbela sungkawa, Mas.."

" Terima kasih "

❤❤❤

Sampai sekarang hubunganku dengan Mas Bagus sebagai suami istri berjalan baik. Ya meskipun masih jalan di tempat kalau itu berurusan dengan hati. Aku tidak bisa memaksa hatiku untuk mencintainya. Begitu pula sebaliknya. Masalah hati hanya Tuhan yang bisa mengaturnya.

Kami menikmati hubungan seperti ini. Kami merasa nyaman satu sama lain. Saling meledek adalah hal biasa. Kami lebih seperti sahabat. Aku menyayanginya.

Seperti biasa karena kami sama - sama bekerja memakai sistem shift, maka siapa yang luang yang akan mengantar maupun menjemput anak - anak sekolah. Kalaupun kami sama - sama tidak bisa, Ibu Mas Bagus yang akan menggantikannya.

" Mas. Sarung ini kayaknya kemarin  baru aku cuci, ini kok udah di sini lagi sih "
Aku sedang mengosongkan keranjang baju kotor.
" Mas ! " Aku sedikit berteriak.
Mas Bagus keluar kamar mandi sambil menggosok rambutnya dengan handuk.

" Kamu teriak - teriak gitu dikirain tetangga ada maling lho"
" Mas ! Jangan ngalihin pembicaraan deh "

Mas Bagus berjalan melewatiku menuju lemari.
" Mas nggak kasihan sama aku ya. Tiap hari nyuci banyak gini "
Aku bersungut - sungut.

Cinta Lama Bersemi Kembali ( S E L E S A I )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang