Memang sebaiknya aku agak menjaga jarak dulu dengan Kalila. Dia terlihat tertekan setiap kali aku menanyakan kesediaannya menjadi istriku lagi. Aku terlalu mendesaknya.
Yang aku inginkan dia membuka sedikit saja hatinya untukku. Meskipun aku tahu itu tidaklah mudah. Aku pernah melukainya dan Bagus sudah menyembuhkan hatinya. Wajar jika sampai sekarang dia masih mencintai Bagus. Apalagi dia sudah meninggalkan Nino untuk Kalila.
Sebenarnya aku sangat kecewa mengetahui Kalila sudah ber-KB permanen. Harapanku jika kami suatu saat menikah, kami akan mempunyai anak lagi. Aku ingin anak laki - laki tapi tidak masalah jika itu anak perempuan. Yang terpenting adalah anakku dan Kalila. Tapi apalah daya, takdir menentukan seperti itu. Yang harus aku pikirkan sekarang adalah bagaimana Kalila bisa kembali menjadi milikku. Tidak peduli ada anak lagi atau tidak. Yang aku tahu aku sangat mencintainya dan ingin menua bersamanya.
Ternyata jalanku tak semudah perkiraanku. Aku pikir setelah Bagus tidak ada akan lebih mudah membuatnya menerimaku kembali.
❤❤❤
Aku mengambil minuman kaleng dari lemari pendingin.
" Hai Mas Bim.."
Aku menoleh. Anita, teman akrab Kalila menyapaku. Dia sedang menata barang di rak.
" Oh hai Nit "" Nungguin Mbak Kalila ya ? "
" Iya " Aku tersenyum. Aku ingin bertanya padanya tentang seseorang di depan sana tapi urung. Kalau aku bertanya bukan tidak mungkin dia akan menceritakan pada Kalila mengingat mereka sangat akrab. Belum lagi kalau Kalila salah faham karena aku ikut campur urusannya." Aku duluan ya "
Aku mengambil sebungkus kacang.
" Oh iya Mas "Dengan sedikit kasar aku menaruh di atas meja kasir.
" Ada kartu member ? "
Aku menggeleng.
" Tidak sekalian isi pulsa Pak ? "
Kalila bertanya dengan formalitasnya.
" Tidak " Aku melirik ke sebelah Kalila dengan sinis.
Ku lihat laki - laki itu tersenyum ke arahku sambil melihat Kalila bekerja. Senyum palsu !
" Terima kasih sudah berbelanja di tempat kami " Laki - laki itu berucap ramah. Aku berlalu tanpa membalas ucapannya." Siapa dia ? "
Tanyaku saat kami sudah berada di mobil.
" Siapa ?"
" Yang nyamperin kamu di kasir "
" Oh dia managerku "
Kalila menjelaskan.
Tadi aku melihat seorang laki - laki ber -hem rapi yang berbincang dengan Kalila. Seperti sudah lama kenal karena mereka terlihat akrab. Saat menjemput Kalila aku memang sengaja datang satu jam sebelum jam kerja Kalila selesai tentu saja agar Kalila tidak keburu pulang duluan. Bersyukur karena mereka ngobrol di bagian kasir jadi aku tetap bisa melihat mereka dari luar." Bukannya manager kamu Ibu - ibu yang rambutnya dicat merah itu ya " Aku agak ngeri karena beberapa kali mendapati Ibu itu mengerling ke arahku saat aku menunggu Kalila duduk di depan mini market. Jadi sekarang lebih baik aku menunggu di dalam mobil saja.
" Manager baru. Baru kemarin dia mulai masuk "
" Ooo manager baru ya. Pantesan akrab "
Ujarku sinis.
"Mas kenapa sih ? Kayak sinis banget gitu "
Aku cemburu Kal !
" Nggak tuh. Biasa aja "" Tadi itu juga. Nggak sopan banget. Pas managerku nyapa ya dijawab. Bukannya ngeloyor pergi "
Buat apa basa- basi.
" Aku nggak denger tadi "
" Orang suaranya keras jugak "
Aku menghela nafas. Kalau aku jujur cemburu dia nggak akan terima juga ntar." Iya iya maaf. Lain kali aku jawab. Lagipula pembeli kan raja. Suka - suka gitu mau apa "
" Raja itu nggak ada yang nggak sopan ! "
Kalila membuang muka ke arah jendela.
Kalau diterusin bisa tujuh hari tujuh malem nggak slese - slese. Memang di mana - mana lakik emang selalu salah dan harus selalu mengalah. Oke !Aku memutar musik di mobil agar suasana tidak mencekam.
❤❤❤
" Kal...kamu nggak papa kan seminggu ini antar jemput anak - anak sendiri ? Atau aku pesankan ojek ? "
" Nggak usah Mas. Aku bisa kok. Seperti dulu kan. Berangkat bareng aku kerja ntar kalau waktunya mereka pulang aku ijin sebentar di kerjaan "
Kalila memang semenjak ada Nino oleh teman- temannya disuruh masuk pagi terus. Karena mereka kasihan dengan Kalila. Single parent dengan tiga anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Lama Bersemi Kembali ( S E L E S A I )
Short StoryFor Adult Butuh komunikasi yang baik juga hati yang lapang untuk mempertahankan sebuah pernikahan...