" Sudah kukatakan Mir, aku butuh waktu. Aku masih memikirkannya "
Untuk kesekian kali Mira merecokiku di telpon." Sampai kapan, Bim ? Ini sudah satu bulan. Kamu mau menunggu sampai perutku besar ? "
Aku menjambak rambutku kuat - kuat. Buntu pikiranku. Kacau pekerjaanku.
" Bisakah kamu bersabar sedikit saja Mir ? Aku belum memberitahu Kalila masalah ini "
Suara Mira berdecak di seberang sana." Katakan apa keputusanmu Bim. Karena aku juga akan memutuskan. Kalau kamu tidak menikahiku aku akan segera mengenyahkan bayi sialan ini dari perutku "
Benar - benar wanita ini tidak memberiku pilihan." Baiklah aku akan menikahimu "
❤❤❤
Saat jam makan siang Mira menelponku untuk mengajak makan siang. Aku menolaknya. Dan dengan acaman akhirnya terpaksa aku datang.
" Kamu yakin itu anakku ? "
Mira mendengus tidak suka mendengar pertanyaanku. Aku hanya memastikan. Kalau memang anakku kenapa seperti tidak ada ikatan batin di antara kami.
" Suka atau tidak ini adalah anakmu "Aku menghela nafas.
Hening. Kami sedang menunggu pesanan kami.
Mira berdiri dari duduknya dan tersenyum. Aku mengikuti arah pandangnya.
Demi langit dan bumi ! Aku merasa darahku tersedot habis.
Apa - apaan ini ?! Mira mempertemukanku dengan Kalila !
Seperti dugaanku. Kalila kaget dan marah denganku. Aku tidak bisa berbuat apa - apa. Aku tidak punya bukti kalau itu anakku atau bukan.
" Kalila ! Tunggu ! " Aku mengejarnya hingga parkiran.
Kalila menepis tanganku yang menahan lengannya.Aku meraihnya kembali dan membalikkan tubuhnya menghadapku.
" Kal...aku mohon dengarkan dulu penjelasanku "" Semuanya sudah jelas. Mas sudah selingkuh ! aku membencimu ! " Kalila berteriak.
Beberapa pasang mata memandang ke arah kami. Aku tidak mau menjadi tontonan publik apalagi menjadi viral di sosmed. Jadi sebelum ada yang mengeluarkan ponsel aku segera menarik tangannya ke arah mobilku." Ayo kita pulang. Kita bicara "
Dengan berat hati Kalila menurut padaku.
❤❤❤
Sesampainya di rumah kami bertengkar. Kalila memasukkan pakaiannya ke dalam koper.
Tapi aku bersyukur dia masih mau mendengarku berbicara. Kami berbicara dari hati ke hati.
Entah angin dari mana. Kami bertengkar, berdebat tapi itu malah membuat libidoku naik. Aku rasa ada yang salah dengan tubuhku.
Meskipun mulutnya mengatakan membenciku dengan berbagai sumpah serapah aku yakin Kalila masih mencintaiku.
Aku tidak mau gegabah menyentuhnya walau aku begitu menginginkannya saat ini. Bagaimanapun juga kami masih dalam keadaan bertengkar. Aku tidak mau memperburuk keadaan.
Aku gencar mencumbunya. Hatiku bersorak karena tubuhnya merespon dengan baik.
Saat dia mengijinkanku, tidak aku sia - siakan kesempatan ini.
Berkali - kali aku membuatnya berteriak. Kutunjukkan betapa kami sebenarnya saling mencintai, dan saling membutuhkan satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Lama Bersemi Kembali ( S E L E S A I )
KurzgeschichtenFor Adult Butuh komunikasi yang baik juga hati yang lapang untuk mempertahankan sebuah pernikahan...