Saat ini Kezia dkk sedang berada di kantin untuk makan dan sekedar mengobrol ringan.
Saat sedang asik mengobrol, seisi kantin mendadak ramai dengan kedatangan Kaivan dkk.
Sekedar informasi : Kaivan di pindahkan ke kelas lain oleh Key, karena katanya saat di kelas Kaivan dan Kezia selalu membuat kerusuhan.
"Sumpah tuh orang pada, sok ganteng banget sih." Cibir Kezia menatap Kaivan dkk malas.
"Bukan Abang gue." Gumam Nevala menundukkan kepalanya.
"Sumpah gak kenal gue sama mereka woi." Ucap Daisy menatap Kaivan dkk datar.
Di saat siswi lain memuja ketampanan Kaivan, Devano dan Nicho, berbeda halnya dengan Kezia dkk yang malah mencibir saudara mereka sendiri.
"Hai adik-adikku yang manis dan cantik." Ucap Kaivan saat ia sudah berdiri di hadapan meja yang Kezia dkk tempati.
"Ngapain lo kesini?" tanya Kezia pada Kaivan sebal.
"Ya gue mau ketemu adik-adik gue yang cantik ini lah." Sahut Devano sambil menaik-turunkan alisnya.
"Bosen gue ketemu lo mulu, gak di rumah gak di sini ketemu terus." Pasrah Daisy membuat Kaivan dkk terkekeh.
"Kalian ini gak seneng amat sih sama kita, kasian nih Kaivan galau terus karena kelasnya di pindahin." Ledek Nicho membuat Devano tertawa, sedangkan Kaivan menatapnya tajam.
"Apa? Bener kan ucapan gue?" tanya Nicho sambil terkekeh.
"Gausah buka kartu, gembel!" kesal Kaivan.
"Ohh jadi Bang Kaivan kangen sama gue yaa?" goda Kezia membuat Kaivan memutar bola matanya malas.
"Makanya jangan ngeselin jadi orang, dipindahin kan tuh kelasnya sama Mommy." Goda Kezia membuat yang lain tertawa, sedangkan Kaivan hanya cemberut.
"Udah ah bacot, gue mau makan nih, laper." Ucap Kaivan yang langsung saja duduk di samping Sevana.
"Heh ngapain lo duduk samping gue?" tanya Sevana sewot.
"Suka-suka gue lah." Balas Kaivan santai, sedangkan Sevana hanya bisa mendengus dengan kelakuan aneh Kaivan.
"No, pesenin makan gih." Perintah Nicho kepada Devano yang kini sedang asik berbincang dengan Aurelia.
"Ih males gue Bang, Kaivan aja tuh." Balas Devano membuat Kaivan menjitaknya.
"Kemarin gue udah nyet, gantian sekarang lo." Sewot Kaivan membuat Devano mendengus.
"Cih iya-iya gue pesenin! Ganggu orang lagi ngobrol aja." Gerutu Devano bangkit dari duduknya.
"Pesenannya seperti biasa ya No." Ujar Nicho yang hanya dibalas deheman oleh Devano.
"Ciah, ngambek dia." Celetuk Kezia kemudian terkekeh.
"Bang Nicho tar mau ambil kuliah di mana?" tanya Sevana kepada Nicho.
"Gue mau ambil di luar negeri aja biar mantep." Balas Nicho asal.
"Asal aja ih Abang mah." Sahut Nevala menatap Abangnya sebal, sedangkan yang ditatap hanya terkekeh.
"Gatau gue, masih bingung."
"Kenapa bingung? Udah gausah kuliah, orangtua Abang udah kayak, hartanya gak akan habis tujuh turunan." Ledek Kezia membuat Nicho menatapnya aneh.
"Bisa digaplok gue sama orangtua gue kalo tau anaknya gak kuliah." Jawab Nicho bergidik membuat yang lain tertawa.
"Kan Om Nathaniel sama Tante Lian baik." Ucap Daisy polos.
"Ralat, cuma Mommy gue yang baik, Daddy gue beh galak bet." Ujar Nicho membuat yang lain tertawa.
"Durhaka lo Bang." Sahut Kaivan sambil terkekeh.
"Tar gue bilangin Om Nathaniel lho Bang." Ucap Devano yang baru saja datang dengan meletakkan nampan di meja.
"Bacot lo pengaduan." Balas Nicho kesal.
"Napa sih Bang Nicho sewot amat kalo sama gue, sedih akutu." Ucap Devano dramastis.
"Alay bet dah Abang gue." Ucap Daisy menatap Devano geli.
"Mampus dibilang alay sama adek sendiri." Ledek Nevala sambil tertawa.
"Kurang aja kalean semua." Balas Devano sambil duduk di bangku kantin.
"Udah yuk gaes balik ke kelas aja. Bang, kita duluan ya." Pamit Kezia sambil bangkit dari duduknya.
"Siap." Balas Nicho, Kaivan dan Devano serempak.
Di kelas.
"Tumben lo pada masuk kelas." Komen Verol saat melihat Kezia dkk memasukki kelas dan duduk di bangku masing-masing dengan santai.
"Komen aja lo Domba Hago." Balas Kezia membuat sebagian murid yang berada di kelas terkekeh.
"Kebagusan, ulet Zimbabwe sekalian!" sahut Xendra membuat yang lain lagi-lagi tertawa.
"Humor kalean rendah sekali Bung." Ujar Verol sebal.
"Utututu Pak Ketu kezel nih ye." Goda Sevana.
"Bacot ah." Balas Verol cuek.
Kriingg
Bel istirahat telah usai, Bu Jesi selaku wali kelas Kezia datang memasukki kelas.
"Lho bukannya sekarang gak ada mapel Bu Jesi ya?" tanya Kezia kepada Sevana.
"Hooh, mungkin Bu Jesi mau kasih pengumuman." Balas Sevana.
"Bisa jadi sih." Gumam Kezia.
"Selamat siang anak-anak." Sapa Bu Jesi sambil menatap seluruh murid kelasnya.
"Selamat siang Bu."
"Kedatangan Ibu kesini hanya ingin memberi informasi."
"Tuhkan bener." Ucap Sevana membuat Kezia mengangguk.
"Karena kelas duabelas sebentar lagi ingin mengadakan Ujian Nasional, untuk kelas sepuluh dan kelas sebelas belajar di rumah." Ucap Bu Jesi, sontak kelas Kezia menjadi riuh dengan suara sorak gembira teman kelasnya.
"Akhirnya gue bisa tidur sampe siang." Ucap Verol senang.
"Yeay, kita have fun gais!" pekik Aurelia gembira.
"Kita harus nyusun rencana minggu ini!" ucap Daisy yang disetujui oleh yang lain.
"Baik segitu saja informasi yang ingin Ibu sampaikan, selagi guru mata pelajaran belum datang, jangan berisik. Mengerti?"
"Mengerti Bu." Balas murid serempak.
Bu Jesi pun pergi keluar kelas, selang beberapa menit guru mata pelajaran Biologi memasukki kelas.
-TBC-
Double update gaes! Aku lihat kayaknya kalian antusias baca cerita ini *geer.
Jangan lupa tinggalkan jejak!^^
Sampai jumpa chapter depan~
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker Girls [Slow Update]
Teen FictionSequel Fake Nerd PLAGIAT? GOD WATCHING YOU👀 Kisah dari anak para pemain Fake Nerd yang sikapnya berbeda jauh dengan sikap para orangtuanya ini membuat orang lain menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku dari Kezia, Vana, Aurelia, Daisy dan Neva...