TMG 18

4.7K 212 5
                                    

Tak terasa Kezia dkk telah berada di Jepang selama tiga hari. Mereka pun terlihat sangat menikmati liburan mereka.

Bahkan Aurelia ada niatan ingin tetap tinggal di Jepang saja kalau ia tidak ingat bahwa orangtuanya masih menunggunya di Jakarta.

"Wey cepetan napa sih, lama banget klean." Ucap Daisy tak sabaran.

"Mang ngapa sih, buru-buru amat." Balas Sevana yang sedang mangoles liptint di bibir tipisnya.

"Gue udah gak sabar ini mau liat bunga sakura mekar." Jawab Daisy sambil menyengir, tentu saja ia langsung mendapat jitakan manis dari Nevalia.

"Heh gak sopan sama yang tua." Protes Daisy sambil melotot ke arah Nevalia yang kini sedang berdecih.

"Umur doang tua, sikap masih kayak bocah." Jawab Nevalia telak, hal itu tentu mendapat gelak tawa dari Kezia, Sevana, dan Aurelia.

"Pftt, gue kalau jadi Daisy mau resign aja bawaannya dari kehidupan." Celetuk Aurelia sambil tertawa.

"Omongannya Lia jinjja, jeongmal, menohok heart." Ucap Kezia.

"Lo ngomong apaansih Kez, bahasa kok campur-campur aja macam mahluk Mars." Ledek Daisy.

"Yaudah kuy otewew." Ajak Sevana yang lamgsung dianggukki oleh ketiga sahabatnya.

Mereka pun langsung berjalan keluar hotel dan seperti biasa, jemputan mereka telah menunggu di bawah.

***

Setelah melakukan perjalanan yang lumayan lama, akhirnya mereka sampai di sebuah sungai bernama Sungai Meguro.

Sungai Meguro sendiri adalah tempat untuk melihat bunga sakura di musim semi. Dan beruntungnya, mereka datang di waktu yang tepat.

"Yak, cantik banget pemandangannya. Secantik muka gue." Daisy berucap pede yang tentu saja membuat keempat sahabatnya hanya menatap dirinya datar.

"Fotoin gue dong, yang cantik ya. Pokoknya gue harus keliatan kurus di kamera, oke?!" Nevalia memerintah Aurelia sambil memberikan ponselnya.

"Sialan, sopan bener sama orang yang lebih tua." Protes Aurelia sambil menatap Nevalia tajam.

"Bodo amat, wlee." Balas Nevalia cuek.

Kemudian ia pun mulai bergaya.

Cekrek

"Coba liat hasilnya." Ia meminta ponselnya kembali, dengan cepat Aurelia menyerahkan ponsel ke pemiliknya.

" Ia meminta ponselnya kembali, dengan cepat Aurelia menyerahkan ponsel ke pemiliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Note : Anggep aja belakangnya ada bunga sakura😂

"Wih cocok lo jadi tukang fotografer, bagus nih gue di sini. Cantik banget gue yaampun." Setelah menghina Aurelia, ia langsung memuji dirinya sendiri.

"Apa kata dia lah, kuy kita lanjut menjelajah!" ajak Sevana yang diangguki dengan semangat oleh keempat sahabatnya.

Mereka berjalan-jalan hingga matahari terbenam dan diggantikan dengan bulan yang sangat cantik.

"Besok beli oleh-oleh kuy? Gue pengen beliin buat Bang Ivan sama buat Mommy, Daddy gue." Ajak Kezia, kini mereka berlima sedang kumpul di kamar yang ditempati oleh Kezia dan Sevana.

"Kuy! Gue juga pengen beliin buat Elang—Upss!" Daisy kedapatan menyebutkan nama seseorang, hal itu mengundang tatapan curiga dari keempat sahabatnya.

"Siapa Elang?" tanya Kezia menatap Daisy tajam.

"Hm? Elang?" kini Sevana yang berucap.

"Hayoo, pacar lo yaa?" goda Nevalia sambil menunjuk Daisy dengan tatapan menyebalkan.

"Jangan bilang lo udah punya pacar! Kok gak bilang ke kita-kita sih?" tanya Aurelia menatap Daisy sebal.

Daisy yang merasa rahasianya telah terbongkar itu pun akhirnya jujur.

"I... Itu, pacar gue." Ucap Daisy ragu-ragu.

"Sejak kapan pacaran?" tanya Sevana.

"Dari seminggu yang lalu." Cicit Daisy yang masih tetap terdengar oleh keempat sahabatnya, karena ruang kamar Kezia sedang sunyi.

"Kenapa gak bilang kita Sy?" tanya Kezia.

"Gue... Malu, hehehe." Balas Daisy sambil menyengir.

"Halah sok-sokan malu, biasanya juga malu-maluin lo kambing!" ledek Nevalia membuat Daisy melotot.

"Emang dasar ya nih bocah, gak ada sopan santunnya bener jadi orang." Kesal Daisy mengundang gelak tawa dari keempat sahabatnya.

"Coba gue mau liat foto pacar lo." Pinta Aurelia, langsung saja Daisy mengeluarkan ponselnya yang ia taruh di dalam tas kecil.

"Nih."

"E bujug! Aurot woi ya Allah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"E bujug! Aurot woi ya Allah." Ucap Nevalia sambil menelungkupkan ponsel Daisy.

"Halah lebay lo! Liat abs oppa aja sering, sok-sokan ngomong aurot." Cibir Sevana membuat Nevalia mengerucutkan bibirnya.

"Kapan-kapan, kenalin pacar lo ke kita-kita. Kalau enggak..." Kezia menirukan gerakan memotong leher. Hal itu tentu membuat Daisy bergidik ngeri.

"Iya iya! Galak bener sih lo." Balas Daisy sebal.

"Ayo ribut, saya suka keributan!" pancing Aurelia sambil menepuk tangannya berkali-kali.

"Dasar kang kompor!" sahut Daisy sambil menjitak jidat Aurelia.

"Sakit kambing!"

"Bodo amat, wlee."

"Udah woy, ribut mulu. Gue kawinin lo berdua lama-lama." Ucap Nevalia.

"Yee lo kata gue lesbi? Gue normal kalee!" kesal Aurelia sambil memelototi Nevalia.

"Ah masaa?" ledek Nevalia membuat Aurelia merasa ingin membunuh Nevalia saat itu juga.

"Iyalah! Buktinya gue punya pacar!"

1 detik.

2 detik.

3 detik.

"APA?!!"

-TBC-

Ada yang kangen sama cerita ini? Gada ya? Yauda deh :'

Maaf ya up lama... i'm so stuck, babe :'

Jangan lupa komen semangatnya, dan vote nyaa zheyeng ;*

Sampai jumpa berabad-abad lagi ;)

Troublemaker Girls [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang