4. Mall

2.2K 233 24
                                    


hi guys it's been 4 years since i wrote this story hehe.... aku nulis ini pas SMP, tolong maklumi tulisanku ya... aku tau pasti kacau banget, gak masuk akal dll. tapi ini cerita pertama yang aku selesaikan. so yea, here we go~!






Now playing Lotto-Exo

~♥~ ~♥~

"Dasar ahjussi menyebalkan!" gerutu Lily. Matanya menatap dalam wajah Osh.

Garis rahang yang tegas, hidung mancung, kulit pucat, mata setajam elang, wah, tampan sekali dia! Batin Lily berteriak nyaring, sedangkan Lily sendiri berusaha menahan agar suara batinnya tidak keluar sungguhan.

Osh menurunkan Lily di spring bed king size miliknya. Dan Lily segera mengambil guling, gadis itu menaruhnya sebagai pembatas antara mereka. Tak lama Osh terlelap dulu, sedangkan Lily diserang rasa khawatirnya sendiri, semakin lama rasa khawatir itu timbul, semakin ia tak sadar kalau matanya sudah menjelajahi dunia mimpi.

☁⛅☁🌄

Osh bangun duluan, pria itu pergi mandi,

30 menit berlalu, dia sudah selesai mandi dan memasak sarapan, sedangkan Lily baru mengerjap-ngerjapkan matanya, rasa pusing mendadak menyelimutinya, gadis itu memegang kepalanya yang masih terasa sakit.

Suara deheman mengalihkan perhatiannya, dilihatnya pria dengan bahu lebar itu sedang bersedekap di ambang pintu. Lily menurunkan pandangannya lagi.

"Mau sarapan bersama?" tawarnya baik. Lily mengangguk sedetik kemudian, lalu Osh keluar lagi.

Sedangkan Lily, pergi untuk mencuci tangan dan muka, setelah itu ia merapikan rambutnya, setelah dirasa sudah rapi, Lily turun kebawah, hidungnya mencium aroma masakan,

Dari insting indra penciumannya Lily menemukan ruang makan yang berdekatan dengan dapur. Disana sudah ada Osh yang duduk di ujung meja sembari menyeruput bubble tea.
Sedangkan Lily duduk di dekat situ,

"Jadi ... bisakah aku meminta makan? Perutku sudah berbunyi!" pintanya dengan nada memerintah, Osh berdiri, lantas dirinya mengambil sebuah piring dengan sandwich diatasnya.

"Ini," ujarnya sembari menyodorkan piring itu pada Lily.
Lily tersenyum ringan, tangannya tergerak untuk mengambil piring itu, dan memakannya. Osh hanya tersenyum, dirinya ikut makan.

"Ekhem," Suara deheman mengalihkan pandang Osh.

"Ada apa?" tanya Osh menanggapi.

"Bisakah kau memberikanku pakaian?" pintanya halus. Lily mengerucutkan bibirnya sendiri.

"Sepertinya kita harus membeli untuk itu, ayo kita ke mall!" jawab Osh menanggapi. Lily hampir tersedak dengan bubble tea yang ia minum karena ucapan Osh barusan.

"Aku tidak biasa bertemu dengan orang banyak." Lily menolak. Ia terlalu takut dan menundukkan pandangannya.

"Jangan takut, aku ada untukmu." Seolah tahu apa yang Lily pikirkan, Osh menenangkannya. Lily sebenarnya merasa tidak asing dengan Osh, bahkan dia merasa yakin padanya. Merasa yakin pada orang asing di pertemuan pertama?

☁✨✨☁✨✨☁
✨✨✨✨✨✨✨
✨✨✨✨✨✨✨
☁✨✨✨✨✨☁
☁☁✨✨✨☁☁
☁☁☁✨☁☁☁

Kini Osh dan Lily sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan Seoul. Lily menggenggam tangan pemuda itu seperti orang-orang yang berjalan di sisinya, berkali-kali Lily melirik Osh namun pria itu menatap lurus kedepan.

Cih, datar sekali. Batin Lily.

Lily sebenarnya merasa risih di tempat terbuka dan sangat ramai ini, mungkin cara ia menatap sekitar lebih berbeda, namun ia menyembunyikannya seolah sudah terbiasa ke tempat sejenis ini, walau hatinya tidak bisa menyembunyikan rasa ketertakjubannya.

Jika aku di posisi teman-temanku, mungkin aku juga senang berada disini. Batin Lily nyaring, tangan gadis 18 tahun ini dalam genggaman Osh, tangannya terbungkus rapi disana.

"Nah Lily, ini toko khusus wanita, mungkin aneh jika aku masuk kesini, tapi untuk menghargaimu yang tak pernah melihat dunia, aku akan ikut denganmu untuk memastikan semuanya berjalan baik-baik saja." Perkataan itu membuat Lily menoleh, gadis itu menatap toko yang disebut Osh.

Ini seperti ruangan luas dengan warna yang sangat wanita, dan banyak wanita didalam sana. Kaki Lily melangkah dengan gemetar, ya Tuhan ... kuatkan Lily!

"Ada yang bisa saya bantu?" Suara ramah itu sedikit menenangkan Lily.

"Dia butuh pakaian dalam, dia mungkin tidak tau ukurannya sendiri. Tolong carikan!" Osh menjawab dengan lancar, sedangkan Lily mati-matian mengutuk mulut Osh yang tidak dikontrol saat berbicara itu. Penjual itu tersenyum ramah pada pelanggannya lantas mengangguk.

"Ayo nona ikut saya," ajak wanita itu sopan. Lily menatap ragu, Osh balik menatapnya seolah mengatakan, 'semua baik-baik saja, kau ikutlah dengannya.'

Osh menunggu dengan duduk dan membaca koran, sedangkan Lily memilih-milih. Selang 30 menit, Lily menghampiri Osh lagi.

"Kau sudah selesai?" tanya Osh, Lily mengangguk dan menyodorkan jumlah tagihannya, sedangkan Osh mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya dan ia berikan pada Lily, gadis itu membayar dan menerima belanjaannya, Lily tertawa ringan karena bisa merasakan apa yang teman-temannya rasakan selama ini.

"Kau pasti butuh baju kan, Lisa?" tanya Osh, Lily mendongak, kemudian mengangguk pelan. Osh membawanya ke toko baju, tangannya mengajak Lily berkeliling.

"Kau butuh banyak baju casual, piyama, rok, celana, apa lagi?" Osh bertanya, Lily sibuk memilih bajunya sendiri untuk pertama kali. Kemudian matanya menangkap sebuah gaun, bola matanya membesar setelah melihatnya, jika ditanya baju apa yang belum pernah Lily pakai, itu adalah gaun.

"Itu gaun. Gaun hanya digunakan di acara tertentu, Lisa, acara formal." Kata Osh memberitahu, Lily mengangguk paham, lagipula Osh sudah terlalu baik padanya.

~♥~

"Pokoknya kau harus beli 2 lusin baju, 1 lusin piyama, 1 lusin rok, dan 1 lusin celana." perintah Osh, wah, seharusnya wanita yang boros, tapi mengapa Osh?

Sepertinya Osh salah satu jajaran horang kaya.

"Make up juga ya? Aksesoris juga kan?"

Dahi Lily mengernyit, memangnya mereka ada hubungan sampai Osh memperhatikan semuanya?

*******

❤❤❤

16 Mei 2019

Revisi : 30 Januari 2020

✅Lily X Osh [HUNLIS] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang