Xiumin dan Baekhyun berada di pusat kejiwaan Seoul, Xiumin yang menaklukkan tuan Choi untuk dibawa ke pusat kejiwaan, sedangkan Baekhyun membawa tuan dan nyonya Mano.
Para pengawal mereka mendampingi supaya hal-hal yang tidak diinginkan, tidak terjadi.
Selagi serangkaian tes dilakukan, Xiumin dan Baekhyun mengetik pada laptop sebagai laporan pada Sooya.
Lily meringkuk di ujung ruangan dengan sisa pakaian yang masih menempel. Ya. Osh membatalkan rencana terburuknya ketika mendengar dering telfon.
Itu tentang... Abboeji.
Sementara di sisi lain, Sooya mengumpat dalam hati, detektifnya sedang melacak tempat terakhir Lily melalui ponselnya. Jane menenangkan Rosie di kursi belakang mobil,
"Selalu saja terpotong..." Geram pria itu.
"Terpotong apanya?" Sooya memotong gerutuan detektifnya.
"Ponselnya pasti dibuang di sekitar sini.." Pungkasnya sambil menyugar rambutnya ke belakang.
"Cari saja tempat sejenis gudang disini, aku yakin Lily belum jauh.." Saran Jane. Yang lain setuju, detektif itu melacak sinyal apapun disana. Dan dia berhasil, kemudian mengarahkan mobil itu untuk berjalan.
Mobil itu berhenti di depan sebuah gudang, mereka turun agak jauh agar suara mobil tak terdengar. Dan mereka berhasil mengendap-endap tanpa menginjak sesuatu yang berbunyi.
Biasanya kan ketika di film-film, tokohnya mengendap-endap, menjauh dari penjahat kemudian, batuk, bersin, atau menginjak sesuatu yang berbunyi... Krek.
Brak....
Pintu itu ditendang oleh detektifnya Sooya. Lay.
"Ku kira ini akan menghabiskan tenaga." Gerutunya sambil lalu masuk ke dalam ruangan. Diikuti ketiga gadis lainnya.
"Standard tempat penculikannya boleh juga.." Komentar Lay, Sooya memutar bola matanya. Detektif itu gila.
"Unnie, apakah Lily disekap di gudang atau semacamnya?" Tanya Jane yang berjalan memapah Rosie.
"Tidak mungkin, tempat ini saja sangat mirip gudang." Lay memotong, Sooya menggeram kesal, bisa-bisanya omong kosong di saat seperti ini.
Lay menangkap hanya ada 1 ruangan tertutup dedaunan coklat tua, mata detektif jangan dibohongi!
Lay berlari dan menendang pintunya.
Brak. Here I come kick in the door.
"Lily?!" Teriak ketiga gadis itu bersamaan. Terutama Rosie, sekelebat ingatannya beralih pada kejadian yang ia alami dulu.
Rosie menangis pilu sambil segera memeluk Lily erat, Sooya melepas jaketnya, dan ia ulurkan pada Jane.
"Berikan pada Lily." Perintahnya dengan mata memerah. Ia pikir sudah cukup Rosie waktu itu.
Jane memakaikan jaket itu pelan, sedangkan Lay mengalihkan pandangnya.
"Ayo kita pulang..." Ajak Jane berbisik. Tangannya memeluk pundak Lily, tubuh Lily bergetar meskipun dipapah Rosie dan Jane. Lay berjalan di belakang untuk memastikan keamanan, bersama dengan Sooya. 2 orang itu sama-sama terdiam dalam pikiran masing-masing.
"Setelah ini jangan pernah keluar tanpa orang yang kau percaya, Lily... Kau tidak mau menyakiti hati kami karena hilangnya dirimu, kan?" Nasehat Jane dengan sebulir air mata pada pipinya. Lily ingin terisak, tapi nafasnya sendiri tercekat.
Mereka berada dalam perjalanan. Pulang. Sooya sedang berfikir harus berapa banyak cobaan menimpa?
⏰⌛⏳
"Jiwanya ganda?" Tanya Xiumin tak percaya pada dokter kejiwaan yang baru memberikan laporan. Dokter itu mengangguk.
"Kemungkinan mereka akan berada dalam sel kejiwaan, baru kasus ini bisa dilaporkan. Mereka akan dalam pengawasan 24 jam penuh, sementara Osh dan Chanyeol, mereka tidak tau sebenarnya tentang keadaan tuan Choi. Tuan Choi pengelabu yang handal, ketika mereka berdua datang, saya harap kepolisian bisa menangani hal ini. Saya permisi," Pamitnya. Xiumin menghubungi pengacara, sepertinya ini akan sangat rumit.
🆗
"Jane, aku dan Lay akan berangkat ke Korea malam ini, jaga Rosie dan Lily." Pamit Sooya. Jane mengangguk, tanggung jawab kedua gadis lemah itu berada di kendali Jane sekarang.
"Unnie.." Lirih Lily pada Jane.
Jane menoleh, "apa?""Tolong panggilkan Sooya unnie.." Pintanya. Jane menyetujui, gadis itu menggoyang-goyangkan lengan Sooya.
"Ada apa Jane?" Tanyanya.
"Lily memanggilmu.." Jawab Jane sambil melirik kearah Lily.
Sooya mendekati Lily, "ada apa?"
"Unnie akan bertemu Osh kan?" Gadis itu bertanya. Sooya mengangguk dengan kaku.
"Sampaikan padanya, selamat tinggal... Kisahku bukan fantasi, melainkan kesalahan... Aku akan kembali menjadi Lily yang periang setelah ini." Tuturnya dengan senyuman mengembang penuh. Melihat itu, hati Sooya menghangat.
Gadis itu mengacak surai Lily sekilas.
"Rosie... Ayo kita menonton drama...." Teriak Lily. Sooya agak takut, ia harap perubahan Lily akan permanent.
"Apa Lily baik-baik saja?" Tanya Sooya pada Jane yang sedang mengamati.
"Akan ku kabari 24 jam lagi, jika dia tetap begini, maka ini permanent." Jawab Jane yakin. Sooya tersenyum, berarti dengan begitu Lily akan benar-benar menikmati hidupnya tanpa bayang-bayang apapun.
"Lily, kau mau drama apa?" Tanya Rosie yang sedang memainkan laptopnya. Lily berpikir.
"Terserah chipmunk saja." Jawab Lily. Rosie manggut-manggut mengerti.
"Aku harus membunuh cinta ini. Ini menyedihkan, tapi jika aku bertahan, aku bisa mati..."
************
19 June 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
✅Lily X Osh [HUNLIS]
FanfictionCover by @vineyardco cerita ini hanyalah karangan belaka. ditulis 4 tahun yang lalu, mohon maaf pada kerancuan karena ini cerita pertama. warning: nonsensical fiction Start : 6 Mei 2019 Finish : 20 Juli 2019 re publish: 16 November 2023