Now playing Chen~Beautiful goodbye
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Sebelum kau benar-benar terikat dengan kehidupan barumu, bisakah kita menyelesaikan semuanya? Aku hanya butuh 1 hari bersamamu, bolehkah aku menjemputmu besok? Setelahnya, kita takkan bertemu bahkan jika itu lewat mimpi sekalipun..." Kata-kata Osh melalui pesan singkat itu hanya ia baca tanpa minat membalas.
"Geez! Jangan mempermainkan takdirku lagi ... Aku cuma manusia yang bergantung, aku bisa lelah kapan saja..." Lily merintih merapalkan do'a, gadis itu menatap kaca, bayangannya tercetak jelas disana, bayangan itu merupakan Lily 5 tahun yang lalu, yang bodoh, terlalu larut dalam cinta---bahkan mungkin sampai sekarang? Lily menjatuhkan dirinya di ujung ruangan, kemudian menangis sesenggukan dengan melipat kedua lututnya, Lily menenggelamkan wajahnya di antara lipatan lengannya.
Isakan demi isakan lolos tanpa berhasil ia cegah, Lily muak dengan semuanya. Seolah hidupnya harus diatur orang lain hanya demi memastikan kebahagiaannya. Memangnya ... Menikah dengan Hanbin akan membuatnya bahagia? Sepertinya Lily mempertimbangkan pertemuannya dengan Osh besok pagi.
Hanya sekali. Setelah itu sudah. Ucapnya meyakinkan diri sendiri.
Keesokan harinya, Lily melangkah gontai di hari-hari terakhirnya sebagai gadis lajang. Lusa adalah hari pernikahannya, ini bukan perjodohan. Hanya saja---Sooya ingin yang terbaik bagi adiknya. Hanbin juga sangat mencintai Lily, terbukti dari dia yang menjaga perasaannya dalam diam selama 5 tahun.
Lily berdiri di sebelah lampu jalanan, kemudian Osh datang, mereka berjalan beriringan. Semerbak aroma musim semi menyeruak dalam indra penciuman semua orang. Di musim semi ini, Lily akan melaksanakan pernikahannya, pertanyaannya, apa dia juga harus mengakhiri kisah sebelumnya di musim semi?
Lily dan Osh memasuki sebuah restaurant mewah.
"Aku terkejut mengetahui betapa besar kau bisa terluka karena ku, hari-mu adalah perjuangan..." Ucapan Osh itu terdengar menggema di restoran VIP tersebut ketika Lily baru masuk ruangan. Lily menatap Osh nyalang. Sudah cukup!
"Jika kau di posisiku, apa yang akan terjadi jika hari-hari yang menyusahkan ini menjadi milikmu? Jawab aku Osh!" Bentak Lily yang langsung To the point. Mata Lily sudah sangat panas, buliran air mata benar-benar segera turun.
"Jika kau hancur sebesar diriku akankah kau tahu? Semua rasa sakit yang memenuhi diriku ke titik di mana hatiku akan meledak!" Lanjut gadis itu berapi-api. Osh menarik lembut jemari Lily untuk duduk berhadapan di dekat jendela yang menampilkan senja saat ini.
"Ayo kita bicarakan ini, saat angin sepoi-sepoi menyelimuti kita seperti ini, ayo kita duduk berhadapan seperti ini dan membicarakan perpisahan kita..." Osh memulai pembicaraan setelah mereka termenung sekian menit.
"Saat bulan April berlalu setelah ini, mari kita berbalik seolah tak terjadi apa-apa, dengan begitu, ucapan salam terakhir kita akan bisa menjadi indah..." Osh tercekat pada ucapannya sendiri, tangannya menggenggam erat jemari Lily. Osh juga ingin menangis, tapi masa iya? Harusnya mereka saling menguatkan!
"Sampai kapanpun, tersenyumlah meski tuk sesaat saja, tersenyumlah ... Jika kita memutar kembali waktu pada saat pertama kali kita bertemu ...
Janganlah kau berdiri di dekat lampu jalanan sambil menyibakkan rambut dengan tangan kirimu seperti itu, karena aku akan melewatimu..." Lanjutnya, air mata Lily luruh. Kenapa sakit sekali? Lily sedang berusaha menahan isakan yang meminta diloloskan. Gadis itu menggigit bibir bawahnya, matanya memerah. Ada kilatan amarah, kecewa, benci, dan cinta pastinya."Meski aku menghibur hatimu, meminta maafmu, kau tetap menjauh ... Karena itu, temui seseorang yang lebih baik dari diriku yang seperti ini, untukmu, aku baik-baik saja, karena aku hanya memberimu rasa sakit selama kita bersama... Tapi kau, cinta yang kau inginkan... Kau perlu bertemu seseorang yang lebih baik dariku dan menjadi bahagia ... Tapi Lily ... Aku harap kau tidak sampai melupakanku---
aku berharap kau kan tersenyum bahagia, seperti halnya dirimu yang kian menjauh, jarak pandanganku-pun kian memudar. Karena dulu aku begitu mencintaimu ... Sebelum saat ini berlalu, aku berharap bahwa kau akan bahagia ... Ingatlah kita yang dulu pernah saling mencintai..." Pungkas Osh, matanya mulai sembab, Lily sudah menangis, Osh melihat jari manis Lily. Lantas kemudian tersenyum manis, sambil mengatakan,
"Hey lihatlah cincin ini, begitu cocok di jemarimu.." Puji Osh. Yang terasa menyakitkan bagi keduanya. Sejenak Osh tercekat akan perkataannya sendiri. Kemudian pria itu melanjutkan pembicaraannya,
"Hanbin begitu mencintaimu sejak kau masuk kuliah awal... Dia benar-benar menjaga perasaanmu... Kalian sama-sama beruntung satu sama lain..." Lanjutnya, Lily tak bisa bicara, hanya isakan yang berhasil lolos setelah ditahan sedari tadi.
"Kapan pernikahan kalian dilangsungkan?" Tanya Osh melanjut. Lily menggeleng, gadis itu hanya mau menangis..
"Ayo lepaskan perasaan ini pelan-pelan..." Bisik Osh di telinga kiri Lily. Lily memejamkan mata merasakan embusan napas Osh di telinganya seiring air mata turun dari mata indahnya.
"Tidak ada yang paling aku inginkan sekarang... Aku bahkan tidak tahu apakah jantungku masih berdetak? Aku suka untuk berada dalam kesunyian yang canggung denganmu. Dimana pun itu, terkadang jika gelap datang aku akan menjadi apimu di dunia yang penuh dengan kebohongan ini, kebenaran sejati hanyalah dirimu..." Pungkas Osh. Matanya menatap cincin yang melingkar pada jari manis Lily.
"Besok kan, pernikahan kalian?" Tebak Osh seolah hal itu merupakan hal yang membahagiakan untuknya.
"Berbahagialah, Lily... Gadis kecilku.. Cinta pertamaku... Jadi...
———Mari kita akhiri semuanya!"
********************************
Part selanjutnya ending?
16 Juli 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
✅Lily X Osh [HUNLIS]
FanfictionCover by @vineyardco cerita ini hanyalah karangan belaka. ditulis 4 tahun yang lalu, mohon maaf pada kerancuan karena ini cerita pertama. warning: nonsensical fiction Start : 6 Mei 2019 Finish : 20 Juli 2019 re publish: 16 November 2023