5. Film

1.4K 193 13
                                    

hi guys it's been 4 years since i wrote this story hehe.... aku nulis ini pas SMP, tolong maklumi tulisanku ya... aku tau pasti kacau banget, gak masuk akal dll. tapi ini cerita pertama yang aku selesaikan. so yea, here we go~!


~♥~ ~♥~

Lily sedang mengganti pakaiannya di ruang ganti, Osh bilang dia mau membeli ponsel dulu, pria itu menyuruh Lily menunggu didalam dulu tanpa keluar sebelum Osh mengetuknya. Dan Lily menurut, lantas ia melihat pantulan dirinya di cermin,

Kalau ada yang tanya, apakah kau merasa cantik? Lily akan menjawab tidak tahu. Karena, Lily tidak tahu perbandingan wajah yang cantik itu bagaimana? Yang ia tahu hanya sebatas wajah guru, orang tua, 3 temannya dan dokter keluarganya.

Tapi setelah melihat berbagai wajah di mall, setidaknya dia yakin kalau wajahnya termasuk kategori cantik. Sebenarnya, teman-temannya sudah bilang begitu, bahkan orang tua dan gurunya juga, namun Lily menyangkal dengan alasan ia belum bertemu banyak orang. Tapi sekarang? Lily sangat bangga akan wajahnya.

"Astaga ... bagaimana bisa aku secantik ini?" gumamnya pada cermin itu. Lily gemas melihat wajahnya sendiri, sneakers putih dengan kaos kaki senada, baju ungu yang bagian atasnya agak transparan, dan rok mini berwarna putih dengan 3 kancing hitam.

Tok ... tok ... tok ....

Sebuah ketukan menyadarkan Lily, gadis itu bersikap biasa saja.

"Siapa?" tanyanya. Takut jika orang itu bukan Osh.

"Aku, cepatlah keluar!" jawabnya memerintah, Lily keluar dengan menenteng tas belanjanya yang luar biasa banyak itu, Osh yang memilih baju untuk ia kenakan hari ini. Lily segera keluar, kemudian menutup pintunya.

Osh meneliti penampilannya dari atas kebawah, sebenarnya Lily merasa risi diteliti seperti ini, lagipula perempuan mana yang tidak risi ketika pria asing meneliti tubuhnya?

"Ke-kenapa?" tanya Lily gugup.

"Kenapa apanya?" Osh bertanya balik.

"Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Lily ulang, Osh tersenyum lantas mengusap-usap puncak kepala Lily gemas. Lily mengerucutkan bibirnya kesal, dan hal itu justru menambah keimutannya.

"Aigoo ... kau terlihat menggemaskan." jawab Osh jujur, kemudian ia ingat sesuatu di tangan kirinya.

"Ini," katanya sembari menyodorkan sebuah bungkusan berisi kotak di dalamnya.

"Apa ini?" Lily sembari menerima dan membuka bungkusnya.

"Ponsel, apa kau tidak tau?" jawab Osh, heran. Lily menggelengkan kepalanya.

"Aku pernah melihat eomma dan appa serta teman-temanku membawanya, aku meminjam pada Rosie, dan dia mengajariku, namun ketika orang tuaku tahu, mereka memarahiku dan melarangku menyentuh benda tersebut. Bahkan appa pernah memarahi eomma gara-gara tidak sengaja menerima telfon di hadapanku, aku heran, aku tidak punya penyakit mematikan hingga dilarang keluar, lalu, kau memberiku ponsel ini?" tuturnya panjang lebar, dalam hati Osh menyeringai.

Jadi, setakut itu mereka akan kehilangan putri kecilnya ini? Sepertinya menyenangkan mengganggu mereka dengan menunjukkan dunia yang luar biasa 'kejam' pada Lisa.

"Helo ...." Lily menjentikkan jarinya di depan wajah Osh, membuat pria itu berkedip, tersadar.

"Ahjussi ... apa kau melamun?" Lily bertanya.

"Tidak, berhenti memanggilku ahjussi, Lisa ... aku tidak setua itu, umurku 23 tahun." Osh menyuarakan pendapatnya. Tidak setuju atas panggilan ahjussi untuknya.

✅Lily X Osh [HUNLIS] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang