9. Gara-gara Swalla

1.5K 185 12
                                    

hi guys it's been 4 years since i wrote this story hehe.... aku nulis ini pas SMP, tolong maklumi tulisanku ya... aku tau pasti kacau banget, gak masuk akal dll. tapi ini cerita pertama yang aku selesaikan. so yea, here we go~!



♡~♥~♡

"Bukankah dia gadis yang tadi?"

"Yang mana?"

"Kau tak tahu, bung!"

"Oh, kan aku baru datang!"

"Astaga, dia yang bersama pacarnya yang posesif tadi?"

"Bodoh sekali pacarnya, gadis sexy itu dibiarkan meliuk-liuk di atas panggung dengan pakaian menggoda seperti itu."

"Lihat, mulus sekali tubuhnya."

"Dia dewi!"

"Aku kira bidadari?!"

"Terlalu cantik untuk ukuran manusia."

Siulan dimana-mana.

"Astaga tubuhnya... Membuatku panas dingin.."

"Aku ingin menghabiskan malam dengannya.."

Menakjubkan. Satu kata yang tersemat untuk Lily, setelah menyelesaikan Swalla-nya.
Lily turun panggung dan menghampiri Osh yang berdiri di depan sendiri, gadis itu mengambil kembali rompinya dan memakainya lagi.

Sungguh para laki-laki disana jadi panas dingin, apalagi Osh, ingin rasanya ia menerkam Lily agar tak meliuk-liuk dengan lincahnya apalagi dengan pakaian itu, lekuk tubuhnya terlalu menarik dipertontonkan ke ratusan pasang mata.

Osh berdeham, kemudian menarik gadis itu dan membawanya pergi.

"Kau jadi topik hangat yang dibicarakan pria hidung belang disana!" Suara Osh terdengar menahan amarah.

"Aku hanya ingin menunjukkannya padamu, bukan pada mereka, lagipula itu kan karena kau tak percaya padaku!" Lily bersikukuh dengan alasannya.

Osh membuka pintu rumah pantai dan menguncinya dari dalam. Lily mengernyit, memang salahnya apa?

Osh memenjarakan Lily dengan mendorong gadis itu dan menguncinya pada dinding, setelah itu ia mencium Lily dengan rakus, bahkan gadis itu belum menghirup napas cadangannya.

"Sshh.." Desisnya ketika lehernya dicium dan digigiti. Lily merasa geli sekaligus aneh dalam waktu bersamaan, sementara Osh berusaha mengendalikan hasratnya namun Swalla Lily tadi membuatnya kehilangan akal.

"Jangan melakukan hal itu tadi lagi, Lisa... Jika tidak kupastikan kau akan kehilangan mahkotamu!" Ancam Osh. Lily bungkam, gugup untuk menjawab.

Astaga, Lily menikmati ini semua, namun gadis itu belum membalas, ia hanya berpikir, apa ini semua tidak apa-apa?

Setelah itu Osh melepas ciuman panas mereka dan berbaring di sebelah Lily, sedangkan Lily meraup udara sebanyak-banyaknya setelah itu. Napasnya terengah-engah dengam dada yang naik turun akibat oksigen yang menipis, dia jadi berpikir, apa semua pria punya cadangan oksigen yang banyak?

"Kau mau membuatku mati, huh?" Murka Lily, sedangkan Osh hanya tersenyum sembari mengusap-usap puncak kepala Lily.

"Tidurlah, Lisa..." Ucapnya sembari menidurkan gadis itu di sisinya.

Lily mulai memejamkan kedua matanya, gadis itu menarik selimut hingga ke lehernya kemudian tidur membelakangi Osh.

Kapan aku akan memulai permainannya, sayang? Osh membatin dengan seringai dibaliknya.

Osh mengambil ponselnya dan mengetikkan sebuah pesan disana,

"Sudah berkali-kali kukatakan, bibir putrimu sangat manis, tuan... Bahkan lehernya sangat wangi, tadi dia meliuk-liuk seolah ingin menggodaku, aku ingin mendengar desahannya, sungguh!"
Send.

Pesan itu Osh kirim pada tuan Mano, tanpa sepengetahuan Lily tentunya.

Setelah 30 menit berlalu, posisi Lily berubah menjadi terlentang, Osh menyingkirkan poni Lily dan mengatur suhu ac.

Osh memandangi gadis itu dengan tatapan kagum, ia memainkan tangannya pada poni Lily, tentu saja hal ini tak disukai Lily, merusak poninya adalah kesalahan fatal.

Osh memeluk pinggang Lily dan menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Lily dan ikut pergi menuju mimpi.

🏰🏰🏰

"Sialan!" Murka tuan Mano dalam istananya, sedangkan sang istri duduk di ujung kamar sambil memeluk lututnya. Tangannya meremas kuat ponselnya hingga rasanya ponsel tak bersalah itu bisa hancur kapan saja.

Tuan Mano mengotak-atik laptopnya, mencari informasi atau lokasi, namun hasilnya nihil, nomer Osh tidak dapat dilacak detektif dan tidak bisa di hack bahkan oleh hacker profesional sekalipun.

"Sudah kubilang jauh-jauh hari kan? Kita harus menikahkan Lisa dengan orang itu" Geramnya, sedangkan nyonya Mano hanya enggan menjawab, namun sedetik kemudian ia membuka suara.

"Dan membiarkan ia pisah rumah dengan suaminya? Mungkin saja suaminya mau tinggal disini, namun dengan tidak keluar sama sekali seperti Lisa? Bagaimana? Itu tidak mungkin, dan kini gadis itu keluar karena jenuh, dia bahkan tak merindukan orang tuanya!" Nyonya Mano bicara dengan nada dikeraskan, sedangkan tuan Mano hanya diam, wajahnya memerah menahan amarah.

"Kita bahkan hanya benar-benar menyayanginya sampai ia berusia 8 tahun, kemudian kita meminta bantuan kolegamu agar anak-anak mereka menjadi teman Lisa sepanjang hari di akhir pekan, dan hari-hari biasa ia hanya home schooling dan les bahasa-bahasa asing pilihanmu itu, dan dia bahkan les bersosialisasi, dan kau berharap gadis itu bisa bersosialisasi dengan baik hanya dengan les? Dia juga butuh praktek! Selama 10 tahun kita mengabaikan dia dengan berangkat pagi-pagi sekali dan pulang larut malam untuk menghabiskan waktu di kota, kau pikir Lily tidak bosan?" Kata nyonya Mano sarkastik.

"Diamlah!" Bentak suaminya itu.

"Kau tentu masih kan soal kutukan Lily itu? Umurnya tak akan panjang, aku bahkan tak tau kapan terakhir kali menanyakan kabar putriku! Setelah kematiannya kau akan mendapatkan harta terbesar dibalik patung aphrodite dalam gunung Jiri kan! Setelah itu dia menjadi uap, abu, maupun buih! Kau enggan mengenalkannya pada dunia karena gadis itu adalah incaran, kan?" Air mata nyonya Mano meleleh dalam setiap ucapannya, ia baru sadar bahwa selama ini putrinya terlalu tersakiti.

*******

Annyeong... Jumpa lagi di lapak saia, gimana perasaan kalian? Panas? Dingin? Anget?

Siders be like: authornya gila

25 Mei 2019

✅Lily X Osh [HUNLIS] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang