✅Lily X Osh [HUNLIS]

7. Sunset beserta perasaannya

hi guys it's been 4 years since i wrote this story hehe.... aku nulis ini pas SMP, tolong maklumi tulisanku ya... aku tau pasti kacau banget, gak masuk akal dll. tapi ini cerita pertama yang aku selesaikan. so yea, here we go~!

Now playing -- We Young (Park Chanyeol & Oh Sehun)

Cekrik... Suara itu mengalihkan perhatian Lily dari posisinya yang sedang menyusuri bibir pantai setelah sarapan. Pantai sedang tidak ramai, makanya Lily mendengarnya.

"Apa itu?" Tanyanya polos.

"Kamera, untuk menangkap gambar apapun yang kau inginkan!" Jawab Osh dengan sabar.

"Bukankah hal itu hanya bisa dilakukan oleh ponsel?" Tanyanya lagi. "Soalnya setiap teman-temanku berkunjung mereka mengajakku berfoto menggunakan ponsel" Lanjut Lily sebelum ucapannya dipotong Osh.
"Kamera ponsel itu supaya lebih simpel Lisa, tapi sensasinya memotret dengan kamera lebih berbeda!" Sahut Osh sembari menunjukkan hasil jepretannya pada Lily.

Tiba-tiba saja Lily menghentak-hentakkan kedua kakinya ke pasir pantai dan membuat Osh bingung.

"Wajahku tidak kelihatan...." Rengeknya, gadis itu nampak frustasi dan melompat-lompat tidak jelas.

"Makanya, berpose yang benar! Lihat saja bentuk tubuhmu!" Cibir Osh yang dihadiahi lirikan maut oleh Lily.

"Apa? Bentuk tubuhku sangat proporsional tau! Kulitku putih lagi!" Elaknya tak terima dari apa yang dituduhkan Osh padanya. Osh mengangguk-angguk.

"Kulitmu tak putih lagi, tapi pucat, kurasa kau harus sering berjemur di bawah matahari supaya warna kulitku tidak ada yang menandingi!" Baiklah Osh. Kau memulai pertengkaran tiada ujung.

"Dengar ya, aku memang putih sejak masih embrio, bahkan rahim ibuku sangat bersinar ketika ada aku disana, aku ini malaikat tau! Bidadari tak bersayap, bahkan setiap orang yang kutemui akan memuji kecantikanku selalu!" Sombongnya.

"Memang berapa banyak orang yang kau kenal, Lisa-ya?" Ejek Osh. Seketika Lily mendelik tajam, matanya mengisyaratkan perang yang baru saja bermulai.

"Kau--" Lily menunjuk wajah Osh. "Me-nye-bal-kan" Pekiknya disertai penekanan di setiap suku kata. Osh tertawa renyah, astaga... Gadis ini benar-benar menggemaskan.

"Sudahlah, berposelah yang benar, kupotret." Osh mengalahi, Lily mengatur emosinya ulang, kemudian berpose dengan gayanya.