31. Akhir Yang Lama Buka Yang Baru

980 147 22
                                    

Osh melepas pelukannya, kemudian menatap Lily sendu. Jika Osh akan menciumnya lagi, Lily akan berusaha jika itu yang terakhir.

Benar dugaan Lily, pria itu menciumnya lagi, untuk yang kesekian kalinya. Lily diam, harus sekali ya Lily menyelesaikan kisahnya dengan Osh? Entah berakhir bahagia atau tidak berakhir sama sekali karena tak ada yang dimulai.

Lily mendorong bahu Osh ketika paru-parunya membutuhkan oksigen. Lily mengusap kasar bibirnya yang basah dan agak membengkak karena Osh tadi.

"Lily---maaf..." Cih. Maaf katanya? Dan satu lagi, tumben sekali Osh memanggilnya Lily. Bukan Lisa.

Lily menutup pintunya, kemudian beranjak masuk, sedangkan Osh buru-buru menggeret kopernya ke sebelah sofa ruang tamu.

Lily kembali dengan secangkir coklat panas, gadis itu menyerahkannya pada Osh.

Tidak dipungkiri sebesar apapun luka tersarang, tapi karena cinta ... semua hilang.

Lily menatap nanar meja di hadapannya, Osh menggenggam erat jemari Lily. Masih selembut seperti pertama kali Osh menggenggamnya. Tapi sorot mata Lily---seperti ada yang---kosong. Tidak ada cahaya lagi.

(daku kangen savage Lily)

"Bisakah kita memulai yang lama? Bisakah aku menyembuhkan lukamu?" Tanya Osh beruntun. Lily melepas tautan tangan mereka, kemudian menatap Osh datar.

"Osh ... Aku sudah mencoba lepas dari bayang-bayangmu bertahun-tahun, tak bisakah kau membiarkan jalan hidup bergerak seperti skenario Tuhan?" Tegasnya. Jujur saja, Lily sudah sangat lelah melawan batinnya sendiri. Lily juga manusia biasa.

"Apa susahnya sekedar melepaskan?" Lily bertanya lagi. Matanya terdapat sorot kekecewaan mendalam.

"Osh dengar, aku masih mencintaimu, tapi aku bisa bodoh jika selamanya terjebak dalam kenangan itu! Kemudian Hanbin datang dan mengisi enam bulan terakhir dengan sangat baik, Sooya unnie juga bilang bahwa bisa jadi dia jawaban Tuhan atas kesengsaraan yang pernah kau berikan untukku.." Lanjutnya. Lily menatap Osh lamat-lamat, mata Osh redup.

"Tapi mengenalmu ... Aku tak menyesal, mungkin itu bisa dijadikan pelajaran, dan aku berterimakasih atas ratusan kenangan berbagai rasa itu padaku, kau baik sekali Osh..." Pungkas Lily, gadis itu berdiri, kemudian pergi ke kamarnya.

Osh diam. Apa dia sudah terlambat?

⏰⏰⏰

"Seharusnya ahjumma tau betapa tersiksanya Lily bertahun-tahun, harusnya ahjumma yang menemaninya di masa sulit, harusnya ahjumma yang mengenalkannya pada dunia, harusnya..." Suara Sooya tersendat. Gadis itu berada dalam dekapan Lyra sembari menangis tersedu-sedu sambil menceritakan kesengsaraan Lily selama ini.

"Aku bukan eomma yang baik, Sooya, bahkan julukan itu sangat buruk jika aku membiarkannya menjadi gelarku, kau seperti walinya selama ini..." Ujar nyonya Mano lirih. Wanita paruh baya itu memeluk erat Sooya, bagaimanapun kuatnya Sooya didepan adik-adiknya, ada kalanya Sooya jatuh sendiri, tidak ada yang tau kan kapan masa hancurnya Sooya kala ia sendiri? Menjadi wali dari Lily.

"Ayo selesaikan skenario Tuhan dengan baik." Bisik Lyra pada Sooya. Gadis bersurai panjang itu menahan isakannya sembari mengangguk.

::"::"::"::"::

Pagi menyapa lembut, tidak seperti biasanya, tiba-tiba Sooya memerintahkan agar mereka kembali ke Korea. Ketika ditanya mengapa? Sooya menjawab bahwa ini diluar kendalinya. Osh bagaimana? Dia pergi bersama Chanyeol.

Belum habis dengan itu, Hanbin tiba-tiba hadir di bandara menarik pergelangan tangan Lily, kemudian menyematkan sebuah cincin pada jari manisnya. Siapa yang tak terkejut?

"I-ini?" Gadis itu tergagap.

"Maaf terlambat memberitahumu, Sooya bilang, aku sudah terlalu lama menahan perasaan, aku tau, ini terkesan sangat buru-buru untukmu, tapi--setelah pernikahan kita, aku berjanji, akan membuat kisah yang manis denganmu, pelan-pelan..." Ujarnya tulus. Lihat, mereka menjadi penonton, benar! Lily pulang hanya dengan Sooya, sekarang, bagaimana cara menolak Hanbin? Bukankah pria itu akan malu? Terlebih banyak anggota keluarga Hanbin di belakangnya melemparkan senyuman.

"Will you marry me?" Pintanya tulus. Hanbin bahkan berlutut, Ya Tuhan ... Lily tak punya pilihan selain mengangguk. Mana mungkin Lily tega menolak Hanbin di depan keluarganya, apalagi mereka menjadi tontonan gratis sekarang.

Dengan berat hati gadis itu mengangguk, semuanya bertepuk tangan, Hanbin memeluk tubuh Lily, sembari mengucap terimakasih.

Penerbangan itu berlangsung belasan jam, dalam pesawat, Sooya berusaha meyakinkan Lily, termasuk ... Rencana pernikahan mereka minggu depan. Kaget? Tentu saja! Menolak? Lily mana berani...

********************************

Halo.... Sebenarnya aku pengen buat roller coaster disini, tapi naiknya aja ga berani, apalagi buat ceritanya:'(

Ini mulai klimaks ya... End di part...

Okay, babay...

14 Juli 2019

✅Lily X Osh [HUNLIS] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang