23. I'm not okay. Mianhae...

1K 157 25
                                    

























😇😇😇

"Mianhae Suho-ssi, bisa kau datang kesini untuk tandatangan kepulanganku?" Tanya Sooya harap-harap cemas. Gadis itu tak tahu ada Irene disana. L999

Suho yang sedang duduk makan siang bersama Irene-pun melirik gadis itu, Irene sedang berkutat pada majalahnya. Irene yang tidak merasa diperhatikan kemudian melirik jam tangan rolex yang melingkar pada pergelangan tangan kirinya,

"Oppa, aku harus pergi pemotretan, sampai jumpa..." Pamitnya. Suho mengernyit, baru saja mereka makan siang tanpa pembicaraan, sudah mau pergi saja?

Suho mengangguk, Irene berdiri untuk merapikan rok-nya, setelah itu ia menenteng tas tangan mewahnya lalu mencium pipi kiri Suho sekilas, setelah itu pergi.

"Suho-ssi, mianhae, aku tidak tau jika ada Irene, nanti aku hubungi lagi.." Tukasnya merasa tak enak, Suho menggeleng.

"Dia baru saja pergi pemotretan, kau mau aku datang sekarang?" Tanya Suho, Sooya mengangguk meski tak bisa dilihat.

"Jika kau tak keberatan..." Ujarnya. Suho berdiri dan mengambil kunci mobil.

"Baiklah, aku berangkat, sampai nanti.." Pamitnya. Kemudian telepon itu diputus 2 pihak bersamaan.

Ya, sejak pertemuan Irene yang meminta penjelasan, semuanya selesai, berita-berita itu juga sudah ditarik setelah menerima sekian suap dari Suho.

Mobil terparkir rapi di tempat parkir rumah sakit, Suho segera menuju ruangan Sooya.

"Tuan Kim, bisakah anda membujuk nyonya Kim ini? Dia belum boleh keluar meski sudah lebih baik.." Pinta Kyungsoo ketika melihat Suho sudah masuk ruangan. Suho mengangguk, kemudian Kyungsoo pamit keluar dulu. Tinggallah 2 anak manusia sekarang.

"Kenapa kau ingin keluar sekarang?" Suho bertanya dengan bersedekap.

"Aku harus mencari adik-adiku!" Jawabnya tak sabaran.

"Dengan keadaan seperti itu?" Remehnya. Sooya mengernyit, keadaan apa? Dia kan sudah lebih baik.

"Yang di katakan dokter itu benar, kau masih harus dirawat, paling tidak seminggu lagi.. Kau selamat dari kematianmu, seharusnya bersyukur.. Itu artinya kau akan mendapat kesempatan mencari mereka, tapi tidak sekarang..." Pinta Suho, pria itu duduk di dekat Sooya.

"Melihatmu yang sangat menyayangi adikmu.. Aku jadi iri.. Kau perhatian sekali..." Pujinya, Sooya malas menanggapi sebenarnya.

"Mereka sahabatku, usianya jauh lebih muda dariku, makanya ku anggap sebagai adik, kalau aku sendiri anak terakhir dalam keluargaku.." Cerita Sooya. Suho menopang dagunya antusias mendengar cerita Sooya.

"Lalu kenapa kau begitu khawatir pada mereka?" Tanya Suho penasaran, mereka bukan keluarga, lantas kenapa Sooya?

"Kami melaluinya bersama, 5 tahun bagi kami berjalan sangat berat, ceritanya sangat panjang..." Tukas Sooya.

"Aku punya waktu 25 jam untuk menyimak." Enteng Suho. Sooya mendengus, sepertinya untuk bisa mendapat tandatangan Suho, dia harus benar-benar bercerita.

⏳⏰⌛

"Rosie-ya, kita akan pergi bersama kalau begitu, tapi bagaimana caranya?" Lily bertanya dengan nada lemah.

"Akan ada cara, Lily..."

"Lily..." Panggil Osh, Lily keluar.

"Cepatlah... Dia sedang keluar.." Kata Osh. Lily mengangguk mengiyakan.

"Rosie-ya, ayo cepat..." Perintahnya.

"Kau bagaimana?" Tanya Rosie yang enggan meninggalkan. Lily berbisik. Rosie mengangguk ragu.

"Percaya padaku, Rosie..." Pinta Lily. Rosie mengangguk.

"Jika kau tak datang, aku akan membencimu selamanya!" Peringat Rosie, Lily mengangguk ragu menyetujui ucapan sahabatnya.

"Pergilah! Rumah sakit pusat Berlin, taman belakang!" Perintah Lily, Rosie mengangguk.

Setelah mereka pergi, Lily baru sadar jika rumah ini tidak ada orangnya sama sekali, gadis itu segera mencari uang di lemari, dan, ketemu. Lily buru-buru pergi dengan memakai penyamaran. Setelah itu menaiki bis kota menuju rumah sakit di kota, karena Lily merasa sakitnya bertambah, di apartment takkan ada orang.

🏥🏥🏥

"Aku tak percaya masih ada hal sejenis itu di jaman sekarang.." Pungkas Suho. Dia tak habis fikir.

"Oleh karena itu Suho-ssi, aku harus menelusuri jejak ini, ada yang ganjal, aku sudah menelfon rekanku..." Pintanya. Suho tampak menimbang-nimbang, sedangkan Sooya menunggu jawabannya.

"Dengan 1 syarat, Sooya..." Tawarnya. Sooya mengangguk, apapun itu lah...

"Kau harus menghubungiku apapun yang terjadi, jangan menyuruhku asal pergi saja, kita kan sahabat sekarang.." Kata Suho. Sooya mengernyit, sahabat?

"Arraseo arraseo..." Sahutnya enggan berlama-lama.

"Bentuk bibirmu bagus ya.." Kata Suho, entah itu memuji atau menggoda, yang jelas Sooya kesal mendengar pujian pada bagian tubuhnya.

"Bisa kau tandatangani sekarang, Suho-ssi?" Pinta Sooya enggan berbasa-basi.

"Tentu!" Jawab Suho menyetujui.

"Kita seperti pasangan sungguhan, ya?" Godanya. Sooya menggeleng sebal, asal saja Suho jika berbicara.

"Sudah, nanti bila dokter itu datang, tinggal berikan, selesai..." Katanya mempercepat, Sooya mengangguk.

"Sooya, berapa usiamu?" Tanya Suho.

"27" Jawabnya.

"Kuliah?" Tebak Suho.

"Iya melanjut S2." Sooya membenarkan.

"S1 di Korea?" Tebak Suho lagi. Sooya mengangguk membenarkan juga.

"Kenapa belum menikah? Apa adik-adikmu adalah alasan?" Oh tidak. Suho menanyakan masalah pribadi.

"Aku belum pernah menjalin hubungan selama ini.." Jawab Sooya. Sedangkan Suho kaget, dia playboy kelas kakap bertemu dengan seorang gadis yang belum pernah terjerat urusan percintaan.

"Woah, jinjja? Tapi kenapa? Jika adik terkecilmu gagal move on, kenapa kau belum pernah fall in love?" Suho bertanya heran, Sooya mengendikkan bahu.

"Karena aku tidak pernah merasakan apapun di dekat lelaki, dan aku juga jarang berkontak dengan mereka..." Jawabnya jujur. Suho tersenyum kecil.

⏳⏰⌛

"Rosie-ya... Kau mau turun dimana?" Tanya Osh membuka percakapan. Gadis itu agak terkejut,

"Dimana saja.." Jawab gadis itu. Osh jadi bingung, tapi bagaimanapun, gadis itu pasti sangat kecewa dan terluka.

"Antar aku ke rumah sakit.." Kata Rosie pada akhirnya. Osh tertegun atas permintaan Rosie, iya tidak ya?

"Jangan khawatir, Osh... Aku tak akan melapor, lagipula aku tak punya siapapun lagi, nyawa saudaraku ada bersamamu..." Kata Rosie seolah mengetahui apa yang Osh fikirkan. Gadis cantik itu terdiam, rasa takut mulai menjalar.

"Baiklah, ku antar kesana..." Putus Osh pada akhirnya.

🚎 🚎 🚎

Bus berhenti, Lily turun, gadis berparas barbie itu buru-buru berjalan masuk rumah sakit dan melewati koridor utama. Tapi langkahnya

"Gibt es eine Patientin namens Kim Sooya?" Tanya Lily harap-harap cemas.

(terjemah : apakah ada pasien bernama Kim Sooya?)

"Ya. Room 275!" Jawab perawat itu.

Lily bagai mendapat jackpot. Sooya... Namun Lily tidak boleh terburu-buru meski sangat ingin, ia harus mengingat Rosie...

***********

14 June 2019

✅Lily X Osh [HUNLIS] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang