^_^ Δ_Δ ^~^
Gerbang berhasil diruntuhkan, kata siapa ini tidak bisa dibuka selain dengan rambut Lily? Cih.
"Ayo tuan, mari masuk.." Ajak ketua penghancur dinding itu. Pemuda dengan eyeliner di matanya itu mengangguk, kemudian melangkah angkuh menuju dalam. Diikuti para pengawalnya.
Pemuda itu duduk di salah satu sofa, kaki kanannya bertumpu diatas kaki kirinya.
"Cari pemilik rumahnya sekarang juga!" Perintahnya. Seluruh pengawal pemuda itu segera pergi ke seluruh penjuru ruangan.
"Aku tak menyangka ada yang bisa tinggal tanpa keluar dari sini selama 18 tahun." Gumamnya, mata pria itu menjelajah seluruh ruangan. Mencari apa yang menarik tuk dilihat.
Dan.. Tidak ada yang menarik.
Sepasang suami istri keluar, pemuda itu mengaktifkan perekam suara dibalik saku celananya.
"Jadi... Selama 5 tahun lebih kalian menganggap tak pernah bisa keluar?" Ejeknya tanpa berbasa-basi.
"Diam kau!" Peringat tuan Mano.
"Oh maaf tuan aku lupa kau adalah orang tua, silahkan duduk." Lanjutnya memerintah.
Pria itu duduk dengan sebelah kaki menumpu pada kaki satunya. Jarinya mengetuk-ngetuk pinggiran kursi.
"Jadi nyonya... Suami anda mudah emosi, bagaimana jika saya bertanya pada anda saja?" Pinta pemuda itu, dari perkataannya, dia sepertinya jago memainkan kata-kata.
"Katakan, tentang putri kalian sebenarnya!" Bentaknya melanjut. Tuan Mano mengepalkan tangannya.
"Lily adalah hati yang suci, oleh karena itu dia kujaga, aku orang tuanya, dan hanya aku yang boleh mendapatkan kekayaan itu!" Teriak tuan Mano. Pemuda berhidung bangir itu mengernyit, ia tak habis fikir ada ayah sekejam ini.
"Tidak..." Potong nyonya Mano kemudian.
"Baiklah, nyonya, tolong ceritakan semuanya melalui sudut pandang anda.." Pemuda itu memepersilakan.
"Bisa tolong jauhkan tuan Mano dari istrinya?" Pintanya pada sang pengawal, mereka mengangguk dan menarik tuan Mano. Tuan Mano di dudukkan pada kursi ujung ruangan dengan ikatan dan pengawasan.
"Jangan ada kebohongan jika kau masih punya perasaan seorang ibu!" Peringatnya. Nyonya Mano mengangguk.
"Namaku Lyra, keponakan tuan Choi, sejak kecil aku dirawatnya, aku disekolahkan, namun.. Pendapat kami selalu bertentangan apapun itu, tuan Choi mempunyai pemikiran fantasi terhadap banyak hal." Nyonya Mano mengembuskan nafasnya, mencari posisi yang nyaman.
"Bisakah ini cerita pribadi?" Pintanya. Pemuda itu mengangguk dan mengibaskan tangannya pada para pengawal itu untuk pergi, kecuali 2 pengawal yang mengawasi tuan Mano.
"Pernah suatu ketika, beliau memiliki teman yang mengaku sebagai peramal masa depan, aku tidak yakin karena orang itu aneh, ia menuliskan sesuatu di kertas, dan pamanku itu percaya soal aphrodite dan kekayaan abadi, entah pemikirannya yang kolot atau bagaimana.." Nyonya Mano bercerita, agak pahit sebenarnya.
"Ketika itu, paman mencari keluarga yang membunuh bisnis keluarga kami sekaligus orang tuaku, paman bilang... Kematian harus dibalas dengan kematian... Aku rasa itu terlalu kejam, kurasa cukup aku saja yang merasakan kehilangan orang tua, jangan anak lain, kasihan.. Kemudian paman menemukannya, bukan musuhnya, tapi keluarga lainnya, hingga suatu ketika beliau pulang, paman membawa 2 orang anak laki-laki. Yang satu berusia 2 tahun, yang satunya masih berusia 7 bulan. Paman bilang aku harus merawat mereka, hingga 4 tahun aku merawat mereka.." Tuturnya memberi penjelasan pelan-pelan. Pemuda Byun itu mencerna ucapan nyonya Mano perlahan.
"Lalu?" Tanyanya penasaran.
"Seorang pria bernama Park Mano mengaku bahwa ia pamannya Chanyeol. Dan aku terkejut, paman bilang Chanyeol dan Osh adalah anak panti asuhan, lalu paman enggan memberikan Chanyeol pada orang itu, kemudian kemalangan menimpa, aku hamil karena pria itu..." Nadanya berubah menjadi sendu ketika menceritakannya.
"Ternyata kisah ini lebih rumit dari yang kukira." Sambung lagi pemuda berkulit putih itu.
"Iya... Setelah itu paman Choi menganggap aku ternodai dan memaksaku memberikan anakku sebagai penggantiku untuk patung itu... Oleh karena itu aku bertekad untuk menolak keputusan paman. Aku menikah dengan suamiku dan kami tinggal di rumah ini, nyatanya... Suamiku juga percaya akan fantasi, ia menginginkan Lily sebagai tebusan kekayaan pada aphrodite itu." Tukasnya menyelesaikan cerita.
"Jadi... Itu semua dusta?" Tanya pemuda itu. Lyra mengangguk lemah.
"Sepertinya tuan Choi memiliki kelainan jiwa.." Sambung pria itu lagi. Lyra tidak mengelak.
"Jika kau masih mau bertemu Lily, ikutlah denganku hari ini juga..." Tawar pemuda itu. Bertemu Lily? Apakah masih pantas?
"Anak-anak dari kolega bisnis suamimu yang mengurus Lily 5 tahunan ini.. Mereka menjadi keluarga kecil, malang sekali..." Cibir pria itu. Lyra menangis, bagaimanapun juga, ia mau menebus seluruh kesalahannya pada Lily.
Lyra mengikuti langkah pemuda itu menuju mobil, sedangkan suaminya diurus di pusat kejiwaan.
"Namaku Byun baekhyun, aku tangan kanan nona Kim Sooya." Ujarnya mengenalkan diri tanpa mengulurkan tangannya, nyonya Mano mengangguk menanggapi.
"Halo, nona Sooya? Saya sudah bersama nyonya Mano.." Lapor pemuda Byun itu.
"Berikan padaku telfonnya!" Perintah suara disana. Dengan gemetar nyonya Mano menerima telfon itu. Baru saja ia akan mengatakan halo,
"Tak perlu basa-basi, nyonya, ini kali kedua Lily menghilang akibat Osh... Berdoalah atas keselamatannya!" Sambarnya cepat. Nyonya Mano khawatir.
Menghilang? Osh?
HP itu berpindah pada Baekhyun kembali.
"Byun, ceritakan semuanya pada wanita itu, nanti kutelfon!" Perintahnya. Baekhyun mengangguk paham dan menunggu Sooya memutus panggilan.
"Akan kuceritakan..."
***************
18 June 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
✅Lily X Osh [HUNLIS]
FanfictionCover by @vineyardco cerita ini hanyalah karangan belaka. ditulis 4 tahun yang lalu, mohon maaf pada kerancuan karena ini cerita pertama. warning: nonsensical fiction Start : 6 Mei 2019 Finish : 20 Juli 2019 re publish: 16 November 2023