Aku bukan pesulap yang bisa menghilangkan sesuatu,
tapi aku bisa mengunci orang yang mengganggumu dalam lemari,
lalu menghayutkannya ke laut.~Marshel, yang kegantengannya udah diakui dunia.
ו••×
Seperti biasa ketiga cowok berpakaian olahraga dengan topi di kepala mereka kini berada di kawasan olahraga. Setelah jogging tiga putaran mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak. Menepi dari keramaian.
"Yaelah, Shel! Lo bangun dong, jangan tidur mulu!" ketus Rasya, dia kesal pada cowok yang malah tertidur pulas di bawah pohon rindang. Bersender pada batang pohon yang tampak kokoh, dengan akar menonjol ke permukaan.
Dengkuran halus terdengar sangat pelan. Napas beraturan naik turun menandakan Marshel sangat pulas tertidur. Jika bukan karena kedua sahabtnya yang terus mendesak untuk lari pagi, mungkin dia saat ini masih setia bersama bantal dan gulingnya.
Luan membuka tutup botol mineral yang menyisakan sedikit air. Dengan jahil dia menyiramkan semua air itu tepat di atas wajah Marshel. "Ini bocah minta diseret ke sumur mungkin ya?"
"Uhuk ... uhuk ...." Perlahan kedua matanya mengerjap beberapa kali. Terbatuk karena tidak sengaja air yang Luan siram masuk ke dalam lubang hidung dan mulutnya.
"Acieee, lo jadi opa batuk-batuk gitu," usil Rasya memukul kepala Marshel degan botol yang direbutnya dari Luan.
"Tapi lo aki-aki, bukan oppa korea. Jangan percaya diri dulu lo! Hahahah," ledek Luan. Tawanya tidak bisa ditahan. Meskipun mendapatkan tatapan buas dari orang yang telah dijahili.
Marshel beranjak menghampiri kedua orang yang masih tertawa. Mengelap wajah dan rambutnya yang basah. "Kalian berani gangguin cogan tidur ya? Gue lagi enak tidur mimpiin bidadari Aresha. Eh, malah digangguin sama setan yang terkutuk!" geramnya, membuat Rasya dan Luan semakin terbahak.
Ucapan Marshel yang cukup keras mengundang rasa penasaran orang-orang yang tengah berlari santai, menatap heran ke arahnya. Sadar sedang diperhatikan cengiran tak jelas ia tampilkan untuk menutupi rasa malu.
"Habisnya lo diajak lari pagi malah tidur! Di bawah pohon lagi. Lo enggak takut kalo nanti penunggunya nempel di tubuh lo?" tanya Luan, si penakut bergidik ngeri membuat Marshel ikut merinding.
"Wah iya juga. Gue 'kan ganteng, kalo penunggu pohonnya suka sama gue nanti bisa berabe. Tapi ngapain sih kita lari-lari? Dikejar juga kagak, jadi capek 'kan? " Marshel bertingkah layaknya sedang berpikir. "Memang susah ya punya muka ganteng," lanjutnya dengan percaya diri.
Rasya menggeram kesal. "Emang nggak ada yang ngejar kita. Kalo kagak lari bukan olahraga namanya! Bego lo udah sampe otak, Shel. Jadi pusing mata gue." Rasya mengacak rambutnya frustasi. Tidak mengenal tempat, waktu, dan suasana otak kedua sahabatnya memang sudah sedikit gesrek.
"Dosa lo udah kebanyakan! Kayak hutang lo di warung Mang Dedi, terus aja gue yang bayar. Sama, rambut gue juga pusing ngobrol sama lo!" ungkap Marshel membuat Rasya tambah memberenggut kesal. Sedangkan, Luan sudah asik dengan camilan yang baru saja ia beli.
Matahari kini telah berangsur naik, membuat cuaca menjadi terasa lebih panas. Rasya melempar kode untuk kembali melanjutkan jogging pada Marshel, dengan malas cowok itu membuntuti Rasa yang sudah berlari terlebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ratu Jutek Vs Raja Bego (Completed) √
Teen Fiction[ JANGAN LUPA FOLLOW YA ] ※_______________※ Jika mungkin kebanyakan wanita terpesona oleh cowok super keren dan pintar, lalu bagaimana jika dihadapkan dengan Marshel? Seorang cowok pecicilan, tukang gombal, terlampau percaya diri, dan telah kehilang...