Menyesakkan ❁

217 26 121
                                    

Jangan lupa vote ✩ dan comments ya pembaca yang baik ♡

~●●●~

Uang tidak akan pernah bisa mengembalikan waktu kebersamaan yang telah terbuang.

Aresha Ravan Arabella

~●●●~

Besok lusa adalah hari di mana ujian kenaikan kelas akan diselenggarakan. Aresha mencoba menenangkan diri dari segala hal yang mengusik pikirannya. Dia masih sibuk berkutat dengan buku-buku paket yang kini memenuhi meja belajar.

Mengulang materi pelajaran dan mengisi latihan soal dia lakukan agar nantinya dapat mengerjakan soal dengan mudah. Namun, tiba-tiba dia teringat oleh buku diary yang dia ambil beberapa hari lalu saat berkunjung untuk kerja kelompok di tempat kediaman Zena.

Dengan cepat Aresha beranjak menuju tas sekolahnya. Merongoh sebuah buku bersampul cokelat dan merah muda. Dirinya pun kembali mendudukkan bokongnya di kursi meja belajar. Membuka setiap lembar yang sebelumnya sempat dia baca.

Suatu saat nanti lo bakalan sadar kalo gue ada di dekat lo dari lama. Gue, sahabat yang nggak pernah lo anggap ada. ~Zena.

Kening Aresha berkerut bingung. "Jadi, apa bener dugaan gue selama ini? Apa mereka kembar? Atau Jeni dan Zena adalah orang yang sama?"

Semakin diliputi rasa penasaran, Aresha membuka lagi lembaran selanjutnya.

'Jeni cupu telah mati. Saat ini waktunya gue bahagia. Meskipun harus mengorbankan persahabatan.'

Aresha langsung beralih ke halaman terakhir di mana ada beberapa foto yang terselip di sana. Kedua foto telah ia lihat, namun ada satu foto yang belum dia lihat dengan jelas.

"Jeni?" Aresha membekap mulutnya tidak percaya. "Sumpah! Gue nggak ngerti sama teka-teki ini."

Cewek berbalut baju tidur bewarna biru itu terus memikirkan kesimpulan dari apa yang matanya telah saksikan. Namun, semuanya seperti benang kusut yang sulit dia jabarkan.

"Terus kenapa Jeni bisa ada di Jakarta? Kenapa dia bantuin Aland nyulik gue?" ucapnya pada diri sendiri yang dibuat semakin kebingungan.

Suara telepon bergetar menandakan ada sebuah pesan yang masuk. Aresha langsung menyambar handphone-nya lalu membuka pesan yang tertera paling atas.

Bulu Ketek Bau -_-

Ke pasar ikan beli ayam
Ini gue calon imam :>

Aresha terkekeh pelan membaca pantun tak jelas itu.

Pantun lo GJ.

Hehe. Gue juga sayang lo, Sha :D

Maksud gue bukan gitu, bego. Lo nggak jelas banget sih!
Eh, keadaan lo gimana sekarang?

Lebih baik, dan sekarang, gue lagi liat bidadari dari jendela.

Read

Aresha sontak saja membelalakan mata. Dirinya bergegas menuju jendela yang memang belum dia tutup sedari tadi.

"Lah! Ngapain si Bulu Ketek ada di sini?" Aresha lagi dan lagi bertanya pada diri sendiri. Lalu dengan cepat langkahnya pergi menghampiri cowok yang tengah berada di halaman rumahnya.

Ratu Jutek Vs Raja Bego (Completed) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang