Luapan Emosi ❁

193 30 142
                                    

Jangan lupa vote ✩ dan comment ya pembaca yang baik ♡

~●●●~
Mungkin banyak alasan buat lo sedih, Sha. Tapi, lo adalah satu satunya alasan buat gue, bisa bikin lo bahagia.

Marshel Valora Abrizan, kaum jomblo nggak usah iri.

~●●●~

"Gue..."

Pyarrr

Perkataan Aresha terputus saat suara gelas pecah menghantam lantai terdengar nyaring. Semua perhatian tertuju pada dua sosok orang yang tidak jauh dari panggung.

'Zena?'

Semua perhatian tertuju pada satu titik. Binar keterkejutan terpaku pada dua orang yang sepertinya tengah beradu argumen hingga mengakibatkan sebuah gelas pecah berserakan.

Aresha melangkah menuruni panggung, diikuti oleh Marshel. Dari jauh mata Aresha telah menyipit menatap punggung tegap yang berdiri membelakanginya. Mereka berjalan menyingkirkan beberapa orang yang mengepung. Semakin mendekat Aresha merasa hatinya menjadi berdetak tak beraturan.

"Zen lo kenapa?" tanya Aresha setelah berhasil merangsek maju. Alis Aresha saling bertaut saat mendapati Zena menundukkan kepala dengan wajah pucat pasi.

Zena mengangkat pandangannya, menatap Aresha dengan sorot sayu. Baru saja hendak menyahut, cowok berbalut jaket kulit bewarna hitam itu membalikkan tubuh. Zena menutup matanya rapat-rapat. Mempersiapkan diri atas segala hal yang tidak diinginkan.

"Aland?" gumam Aresha masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Bagaimana bisa Zena kenal dengan Aland?

"Zen lo kenapa? Kok sama cowok jahat itu? Lo nggak diapa-apain 'kan sama dia?" Naraya menatap khawatir pada Zena yang tampak tidak seperti biasanya.

Sebelah sudut bibir Aland terangkat. "Gue punya nama kali. Lo nggak perlu panggil gue cowok jahat, karena temen lo lebih jahat daripada gue!"

Seketika semua orang yang menyaksikan itu menjadi semakin kebingungan. Bisikan miring sayup-sayup mulai terdengar menganggu pendengaran.

Zena baru saja berniat hendak membuka mulut. Namun, dia mengurungkan kembali niatnya. Bisikan dan lirikan orang sekitar membuat Zena semakin tidak nyaman.

"Ngapain lo ke sini? Mau bantuin cuci piring?" celetuk Marshel membuat Aland tersenyum sinis. "Atau mau cari ribut lagi sama gue? Heran gue. Ribut aja lo cari, kurang kerjaan bange sih lo!"

"Mendingan lo mingkem aja! Nggak usah ikut campur!" Aland mulai terusik dengan kehadiran Marshel.

"Kalo gue mingkem terus gue pegel lah, bego!" Marshel berucap tegas. Namun, entah mengapa orang yang menyaksikannya menjadi tertawa pelan.

Aland berdecih. Tidak lagi berniat menanggapi Marshel. Tatapannya tak lepas mengarah pada Aresha.

"Dia yang waktu itu berantem sama si Marshel 'kan? Mantannya si Aresha 'kan?" Rasya mengungkapkan rasa penasarannya.

Luan menganggukkan kepala. Fokusnya tertuju pada sesuatu yang terjadi di hadapannya. "Iya. Lo jangan bawel, Sya. Berisik!"

Merasa semakin tidak nyaman Zena memanfaatkan keadaan untuk bergegas beranjak pergi. Namun, dengan cekatan Aland mencegahnya. "Mau kemana lo cewek licik?"

Ratu Jutek Vs Raja Bego (Completed) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang