Jangan lupa vote ✩ dan comments ya pembaca yang baik ♡
~●●●~
Terus saja berbisik, agar aku terusik.
Aresha Ravan Arabella
~●●●~
Sekolah yang terkenal oleh fasilitas super lengkap itu kini perlahan mulai dipadati oleh para orang tua yang hendak mengambil hasil belajar anaknya. Begitu pula dengan Ana. Ia berjalan bersisian dengan Aresha seraya mengulas senyum ramah.
"Makasi ya, Bun. Udah sempetin waktu buat ampil rapot Aresha," ucap Aresha tersenyum kecil.
Ana merangkul tubuh anak bungsunya. "Apapun itu selagi Bunda masih bisa akan Bunda lakukan, Sayang."
Aresha mengangguk kaku. Tumben sekali Ana mau dengan senang hati datang ke sekolahnya. "Emang Bunda nggak sibuk sama Papa?"
Ana menghentikan langkah. Ia memegang kedua bahu Aresha. Menjadikan mereka berdiri saling hadap. "Sha, Bunda udah cukup sadar kita kehilangan waktu bersama. Bunda nggak mau kita semakin jauh, Sayang."
Aresha mengulum senyum. "Makasi banyak, Bunda."
"Iya, Sayang. Kalo gitu kamu tunggu di sini, ya. Bunda mau masuk ke kelas dulu buat ambil rapot kamu," ucap Ana menoleh ke samping kanan melihat sudah ada beberapa orang tua yang hadir di dalam kelas.
Aresha mengangguk. Sedangkan Ana mulai melangkah pergi. Dia melirik kiri-kanan. Pandangannya menyelisik siswa dan siswi yang tampak gusar menunggu hasil belajar. Entah mengapa sejak tadi matanya belum mendapati kedua sahabatnya. Namun, tunggu, apakah Zena masih pantas dijuluki sahabat setelah apa yang terjadi di antara mereka?
Aresha melangkah pelan menuju kursi panjang yang berada di luar kelas. Sesekali telinganya menangkap bisikan yang ada sangkut pautnya dengan kejadian pesta perayaan ulang tahun Naraya.
"Hai! Lo udah datang, Sha?" Naraya tiba-tiba datang lalu duduk di kursi sebelah kiri Aresha.
"Menurut lo? Kalo gue belum datang ngapain gue ada di sini?" Balas Aresha dengan nada datar namun terdengar menusuk.
Naraya menyeringai kecil. "Iya sorry. Kemarin kok lo langsung pulang gitu aja sih? Padahal 'kan acaranya belum selesai. Lo tau nggak? Sekarang lo sama si Marshel lagi jadi trending topik loh!"
Dahi Aresha mengerut. Dia menegakkan posisi duduknya, menatap Naraya penuh tanda tanya. "Trending topik apa maksud lo?"
Naraya berdecak. "Aduh, Sha! Lo kudet banget sih? Padahal vidio waktu si Marshel uwu banget di atas panggung udah kesebar luas di akun gosip sekolah. Belum lagi yang waktu si Zena, orang-orang udah pada tau tentang itu."
Aresha menghela napas panjang. "Emang dasar itu Si Bulu Ketek! Bisa aja bikin gue malu! Gue risi dari tadi di gosipin sama orang-orang."
Naraya mengikuti gerakan dagu Aresha yang mengarah pada sekumpulan siswi yang sedang asyik berbincang sambil sesekali matanya menatap sinis pada mereka.
"Gue heran sama lo, Sha. Hati lo dibuat dari apa sih? Semen? Batu? Atau udah beku? Gue aja yang nonton lo berdua udah baper maksimal. Sedangkan lo? Apa lo udah suka cowok lain, Sha?" Perkataan Naraya itu mendapat endikan bahu dari Aresha. "Terus kalo soal Zena lo gimana, Sha? Jujur, gue belum paham sama Jeni Zena itu. Kasih tau gue dong, Sha!"
Aresha semakin dibuat tidak mood. Ia mengibaskan tangan ke udara bersamaan dengan punggungnya menyender pada sandaran kursi. "Udahlah, gue malas bahas itu sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ratu Jutek Vs Raja Bego (Completed) √
Teen Fiction[ JANGAN LUPA FOLLOW YA ] ※_______________※ Jika mungkin kebanyakan wanita terpesona oleh cowok super keren dan pintar, lalu bagaimana jika dihadapkan dengan Marshel? Seorang cowok pecicilan, tukang gombal, terlampau percaya diri, dan telah kehilang...