Jujur ❁

155 25 43
                                    

Jangan lupa vote ✩ dan comment ya pembaca yang baik ♡

~●●●~
Jujur mungkin terkadang sulit untuk dilakukan. Namun, dengan jujur hati dapat merasa lega tanpa dibayang bayangi oleh kebohongan.

~●●●~

Aresha melanjutkan kembali aktivitasnya yang sempat terhenti. Membaca sambil sesekali memberikan saran mengenai naskah cerita yang Adimas tulis.

"Ini menurut gue keren banget, Dim. Happy ending lagi." Aresha memutar laptop agar kembali menghadap pada Adimas. "Tapi, kalo boleh gue tau kenapa lo kasih judul 'Kamu Milikku'? Dari segi sifat dan karakter tokoh utama cowoknya juga mirip sama lo ya? Adimas?"

"Iya, itu gue sama lo, Sha." Adimas tersenyum kecil.

Jujur, Aresha sedikit terkejut atas jawaban barusan. Karena di dalam cerita, sosok Adimas sangat mencintai Aresha dan berarkhir bersama menjadi sepasang kekasih. Hal itu membuat Aresha menjadi bertanya-tanya. Apakah itu bentuk ekspresi rasa Adimas secara tidak langsung?

"Gue kasih judul 'Kamu Milikku' sebagai bentuk harapan. Gue berharap Adimas yang nyata bener-bener bisa memiliki Aresha yang ada di hadapan gue sekarang. Bukan lagi sekedar fiksi," tutur Adimas jujur.

Entah saat ini adalah saat yang tepat atau tidak. Namun, Adimas merasa sudah waktunya untuk mengungkapkan. Ia memang bukan tipe pemendam yang baik. Ditambah lagi dengan ucapan Marshel tadi, semakin memantapkan hatinya untuk berterus terang. Ditatapnya lagi Aresha lebih lekat. Gadis itu terus menunduk sedari tadi.

Beberapa kisah dalam karya berjudul 'Kamu Milikku' memang sengaja Adimas ambil sedikit kisah yang terjadi antara ia dan Aresha. Mulai dari pertemuan di tempat pesta ulang tahun, hingga perlahan-lahan kedekatan diantara mereka mulai terjalin semakin baik.

Aresha mendongak. Mengenyahkan semua pikiran buruk dan rasa tidak nyaman yang mulai datang. Keningnya berkerut bingung, memilih berhenti untuk menerka-nerka. "Sorry, maksud lo gimana, Dim?"

Adimas mengambil waktu sejenak untuk menarik napas. Hatinya tak henti mengumpulkan segenap keberanian. Sekarang, atau tidak akan pernah. Ungkapkan, atau hatinya tidak akan pernah merasa tenang.

Tangan Adimas bergerak menggenggam tangan kanan Aresha yang berada di atas meja. Tindakannya membuat kedua mata Aresha sontak terbuka lebar.

"Ini maksud lo apa? Lepasin tangan gue." Aresha mencoba melepaskan tangannya. Namun, genggaman Adimas terlalu kuat untuk ia lepas.

"Gue cinta lo, Sha. Jujur, lo satu-satunya cewek yang paling menghargai gue untuk terus nulis. Lo cewek baik yang selalu support. Gue nggak bisa ngelak atau pun menutupi lagi, karena rasa ini semakin kuat buat lo, Aresha." Adimas mengungkapkan semua perasaanya.

Aresha terdiam masih mencoba mengontrol keterkejutannya. Sampai detik ini pun Aresha sama sekali tidak pernah membayangkan Adimas memiliki rasa spesial padanya dan mengungkapkan rasa secara tiba-tiba.

"Gue ...." Aresha kembali mengatupkan bibir. Saat genggaman di tangannya melonggar, Aresha langsung menarik kembali tangannya dengan cepat.

Tatapan Adimas masih belum berpaling meskipun sedikit terkesiap dengan gerakan Aresha. "Lo nggak perlu jawab sekarang kok. Gue cuma mau ungkapin yang gue rasa, biar lebih tenang. Maaf, gue buat lo jadi nggak nyaman."

Ratu Jutek Vs Raja Bego (Completed) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang