Maaf jika sikapku berlebihan terhadapmu
Tapi yang perlu kamu tau
Untuk menjaga dan mencintai
Aku tidak pernah main-main.Si ganteng yang gantengnya nggak luntur-luntur, tujuh turunan, tujuh tanjakan, tujuh belokan, Marshel.
Setelah selesai membeli aquarium untuk Si Gotik, mereka kembali meluncur ke jalanan yang mulai dipadati kendaraan lain. Membelah jalan beraspal dengan banyak gedung tinggi di sisi kanan kiri. Benar-benar ciri khas kota Jakarta.
"Sha, kok sepi ya? Kayak hari-hari gue tanpa lo," kelakar Marshel memutuskan suasana hening.
Aresha menghela napas panjang. Mendelik mendengar perkataan lelaki berpunggung tegap itu. "Gembel lo!" ketusnya sambil mencubit pinggang Marshel yang terlapisi jaket levis.
Marshel meringis ketika mendapatkan cubitan kencang Aresha meluncur tepat di pinggangnya. Bersikap seperti sangat kesakitan dengan terus mengaduh.
"Aww ... jangan dicubit, Sha! Sakit tau. Kayak gue kalo nanti liat lo berduaan sama laki-laki lain." Marshel kembali menggoda Aresha yang terus cemberut di jok belakang.
Aresha sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan agar suaranya dapat terdengar. Berkata sengit penuh penekanan. "Emang lo siapa gue? Berani bilang kayak gitu?!"
"Berani dong! Gue 'kan, Marshel calon pacar lo," timpal Marshel santai. "Eh, calon imam dari anak-anak lo aja deh." Marshel meralat ucapannya.
"Ogah!" ketus Aresha. Dirinya sudah cukup muak berada di posisi seperti saat ini.
"Siapa?"
"Gue lah!"
"Yang nanya."
"Ih rese lo." Aresha menjitak kepala Marshel yang tertutup oleh helem.
Suasana hening kembali mendominasi perjalanan. Langit mulai berganti warna. Semburat jingga yang indah telah sirna. Setidaknya dia bisa mengenal lebih jauh beberapa tempat yang ada di Jakarta. Namun, tetap saja kota Bandung selalu memberikan arti lebih bagi cewek berponi itu.
Marshel memelankan laju motornya. Berdeham singkat lalu berkata, "Gue kurang apa sih buat lo?"
Aresha menatap ke depan. "Kurang? Lo yakin mau tau jawabannya? Lo ku-rang wa-ras!"
Lelaki itu sedikit tersentak. Membuatnya refleks mengerem dadakan. Tubuh Aresha tidak sengaja mengenai punggung Marshel. Namun, dengan cepat dia segera menjauh. Untung saja tidak ada kendaraan lain yang ada di belakang. Bila hal itu terjadi, mungkin sesuatu buruk akan menimpa mereka.
"Gue gila 'kan karena lo. Tapi, boleh deh, nanti gue cari yang jual waras di online shop," katanya seraya kembali menatap fokus jalanan. "Lo laper nggak?"
Aresha yang awalnya tidak mengerti alur pikiran lelaki itu kini mengangguk. Dia kira Marshel akan marah dan kesal dengan jawabannya. "Dikit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ratu Jutek Vs Raja Bego (Completed) √
Teen Fiction[ JANGAN LUPA FOLLOW YA ] ※_______________※ Jika mungkin kebanyakan wanita terpesona oleh cowok super keren dan pintar, lalu bagaimana jika dihadapkan dengan Marshel? Seorang cowok pecicilan, tukang gombal, terlampau percaya diri, dan telah kehilang...