Putri Cantik ❁

2.2K 237 1.1K
                                    

Jangan salahkan aku jika aku mencintaimu,
Salahmu sendiri kau begitu menarik perhatianku.

Si ganteng tiada tara, Marshel.

~●●●~

Pintu kamar dibuka perlahan oleh seorang perempuan paruh baya, Ara mamah Marshel. Memperlihatkan kamar dengan tampilan minimalis, serta penggunaan warna netral terkesan simpel dan nyaman. Tidak banyak dekorasi di kamar itu. Hanya ada sebuah kasur empuk dan beberapa furniture sederhana.

"Ck, dasar anak kebo," gerutu Ara geleng-geleng kepala. "Eh, tapi kalo anak kebo berarti aku dong Mamah kebonya?" telunjuk Ara mengarah pada diri sendiri.

Tidak mau memikirkan pertanyaan tadi, Ara beralih menuju jendela kamar dan membuka gorden bewarna abu-abu. Mulut Ara terus saja mengucapkan deretan kalimat sebal pada anak lelakinya. "Cepat bangun Marshel Valora Abrizan! Nanti kamu telat sekolah! Awas kalo bolos!"

Setelah beberapa lama, ketenangan laki-laki yang kini masih bergelung selimut gambar doraemon itu pun akhirnya terusik. "Hm, lima menit lagi, Ma." Ketujuh jari Marshel teracung tinggi.

Ara menarik selimut yang menutupi hampir seluruh tubuh Marshel. Sorot matanya tegas seperti mengatakan bahwa kesabarannya sudah mulai menipis. "Lima menit dari mana, Marshel? Itu jarinya kelebihan dua! Udahlah, Shel. Mama lagi nggak mau jual penawaran, cepat bangun! Udah jam 06.35, Marshel!"

Walaupun teriakan Ara cukup keras, tetap saja mata yang dinaungi alis tebal itu semakin enggan untuk dibuka. Marshel bergerak menutupi wajahnya menggunakan salah satu bantal. "Hoam. Iya nan--- HAH! Jam 06.35?!" seketika Marshel terlonjak duduk dengan mata melotot.

"Waduh gawat nih, Ma. Bantuin Marshel mandi dong Ma, biar cepet," ceplos Marshel dengan wajah polos yang menyebalkan.

Ara menjewer telinga kanan Marshel, menjadikan si empunya meringis seraya memegang telinganya yang memanas. "Apa?! Enggak sopan ya kamu! Kamu itu udah gede cepat mandi sendiri! Nanti keburu telat!"

Cekungan kecil di kedua pipi Marshel terlihat kala ia tersenyum. Detik berikutnya, dengan gerakan super cepat ia mencium singkat pipi Ara. "Iya-iya, ampun Mama cantik. Jangan kutuk Mashel jadi batu," ujarnya lalu terbirit-birit masuk ke dalam kamar mandi.

Tanpa disadari Ara tertawa pelan atas sikap Marshel yang selalu membuatnya senang sekaligus kesal. Dia rasa Marshel cukup menjadi penghadir tawa untuknya. Terlebih ketika ia memikirkan salah satu anak yang kini tinggal jauh di luar kota.

~●●●~

Suasana sekolah telah ramai oleh siswa dan siswi. Setelah bel berbunyi, satpam sekolah sigap menutup gerbang hitam yang tinggi menjulang. Namun, gerakannya terhenti ketika seorang cewek berlari-lari ke arahnya.

"Pak, jangan ditutup dulu!" pinta cewek itu, sambil mengontrol napasnya yang tidak keruan setelah jauh berlari.

Pak Bruto memperhatikan gadis cantik di depannya, dari ujung rambut sampai ujung kaki. Rambutnya panjang bergelombang juga berponi, terdapat bandana merah menghiasi mahkota hitamnya. Kulit putih, dengan pipinya sedikit chubby. Matanya indah, tetapi sedikit jutek. Itulah beberapa hal yang Pak Bruto tangkap setelah mengamati cewek itu.

Ratu Jutek Vs Raja Bego (Completed) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang