Jangan lupa vote dan comment ya pembaca yang baik ♡
Kebanyakan orang hanya bisa berkomentar tanpa pernah tahu beban ada yang sedang dirasakan.
~ALAND ERLANGGA PUTRA
~●●●~
Aresha belum berhasil ditemukan. Marshel dan Ravan kembali pulang ke rumah masing-masing untuk siap-siap pergi sekolah. Jika ulangan masih lama, mungkin mereka akan izin dan melanjutkan mencari Aresha.
Pagi hari wajah Marshel sudah kusut. Tidak ada semangat seperti hari-hari biasanya. Sampai di kelas ia langsung duduk dengan kepala di benamkan antara lipatan telapak tangan sebagai bantalan.
"Lo kenapa, Shel? Datang-datang cemberut gitu. Lo harusnya nggak perlu dong kek gitu. Makin ganteng 'kan jadinya gue makin ketilep aja." Luan mencurahkan perasaannya seraya mendelikkan mata.
Namun, Marshel tidak mendengarkan ucapan Luan. Rasya menjitak kepala Luan cukup keras. "Bambwang lo! Nyadar diri muka nggak seberapa ya udah diem aja."
Marshel mengangkat wajahnya. "Gue minta tolong lo pada buat cari Aresha. Dari kemarin dia belum pulang. Ntar kalo dapat gue traktir permen sekarung."
Mimik wajah Luan berubah serius. "Cari? Emang dia hilang ?"
Marshel bergumam. Ia ingin sekejap saja menenangkan pikiran. Namun, tetap saja dirinya masih merasa khawatir akan beradaan cewek itu.
Dengan langkah kaki panjang-panjangnya Marshel bergegas pergi. Luan dan Rasya pun mengikuti tanpa banyak bicara meskipun dihinggapi berbagai pertanyaan.
Marshel memasuki salah satu kelas yang sudah cukup ramai. Ia mendapati bangku Aresha tampak kosong. "Zen, Nar, kemarin lo bareng Aresha 'kan?"
Kedatangan Marshel yang tiba-tiba membuat keduanya terperanjat kaget.
"Iya, kita bareng dia. Kenapa? Lo kangen? Aresha belum datang, padahal udah jam segini." Zena tersenyum kecil.
"Gimana mau datang kalo temen lo sampai sekarang belum balik ke rumah?" Marshel berucap tegas membuat beberapa pasang mata yang berada di kelas itu menatap tak percaya saat mendengarnya.
Naraya dan Zena sontak bangkit berdiri. Siswa yang kepo pun secepat kilat membentuk kerumunan.
"Lo, nggak lucu, Shel. Lo ngomong yang bener dong, ini bener-bener nggak lucu, Shel." Naraya menggelengkan kepala tidak percaya.
Marshel tersenyum miris. "Gue nggak ngelucu sama sekali, Nar. Lo pikir ekspresi gue lagi ngelucu sekarang?"
"Kenapa bisa? Kemarin dia pulang dari rumah gue. Gue kira dia udah pulang. Dia bahkan tolak tawaran gue buat nemenin dia nunggu taxi." Zena mulai angkat bicara.
"Kenapa kalian nggak kabarin gue? Kalian tau sendiri 'kan gimana Jakarta malam hari. Kejahatan bisa datang kapan aja. Kenapa kalian nggak kasih tau gue? Gue bisa jemput dia." Marshel menatap Zena dan Naraya bergantian.
Rasya menarik mundur Marshel agar dapat menahan emosi. "Udahlah, Shel. Lo nggak bisa salahin mereka berdua."
Zena merangkul Naraya yang tidak dapat lagi menahan tangisnya. "Ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ratu Jutek Vs Raja Bego (Completed) √
Fiksi Remaja[ JANGAN LUPA FOLLOW YA ] ※_______________※ Jika mungkin kebanyakan wanita terpesona oleh cowok super keren dan pintar, lalu bagaimana jika dihadapkan dengan Marshel? Seorang cowok pecicilan, tukang gombal, terlampau percaya diri, dan telah kehilang...