'Cowok gue!' ❁

232 29 118
                                    

Jangan lupa vote ✩ dan comments ya pembaca yang baik ♡

~●●●~

Nggak semua yang dirasa harus diumbar. Ada saatnya disimpan sendiri lebih baik, daripada berbagi tapi dia nggak peduli.

Aresha Ravan Arabella

~●●●~

Pagi hari sekali Marshel telah sampai di rumah Aresha. Ia memutuskan untuk berangkat bersama agar dapat memastikan keadaan cewek itu baik-baik saja sehingga hal tidak menyenangkan seperti tempo hari dapat dihindari.

Keduanya pergi ke sekolah lebih awal karena hari ujian kenaikan kelas telah tiba. Tentu saja dengan menaiki Si Samson kuda besi kesayangan Marshel.

"Shel, lo nggak keberatan apa antar jemput gue? Kalo lo keberatan, gue bisa diantar jemput sama Bang Ravan," ucap Aresha sedikit berteriak karena suara gemuruh angin membuat perkataannya terdengar sayup-sayup.

Marshel melihat kaca spion yang menampilkan pantulan wajah Aresha. "Gue nggak keberatan sama sekali kok, Sha. Kan lo nggak gue gendong."

Aresha mendelikan mata. Sulit sekali rasanya sehari saja tidak merasakan kesal saat bersama Marshel.

Mendapati Aresha tidak mengeluarkan suara, Marshel mulai melajukan motor dengan kecepatan lebih pelan. "Lo nggak usah ngambek dong, Sha. Oh iya, surat yang gue kasih semalem belum lo baca 'kan?"

Yang ditanya berubah cemberut, lalu berkata, "belum. Lo sendiri yang bilang jangan dulu dibaca."

Marshel menganggukan kepala. Tak berselang lama setelah itu mereka sampai di parkiran sekolah yang sudah lumayan ramai. Hari ini semua siswa dan siswi berlomba datang lebih awal dari hari biasanya. Tidak mau terlambat di hari pertama ujian akan dilaksanakan.

"Thanks." Aresha menuruni motor lalu menyerahkan helm yang tadi dia pakai kepada Marshel.

Cowok itu tersenyum hangat menampilkan kedua lesung di pipinya. "Okey, siap. Gue anter ke kelas ya?"

Aresha langsung menggelengkan kepala cepat-cepat. "Nggak usah. Lo langsung ke kelas aja. Kalo gitu gue duluan, bye."

"Tunggu, Sha." Tangan Marshel mencekal pelan pergelangan tangan Aresha yang baru saja hendak berlalu pergi.

Mereka berhadapan saling pandang. Aresha sedikit mendongkak karena Marshel sedikit lebih tinggi. Tatapan teduh cowok itu menyorot tepat pada manik matanya.

"Semangat ya! Kalo nanti lo susah jawab soalnya bayangin aja muka gue," ucapnya seraya menggerakkan alis naik turun.

Senyum kecil Aresha seketika mengendur. Tatapan matanya dilemparkan ke arah samping. "Ngapain juga gue bayangin lo. Yang ada gue makin butek."

Bukannya tersulut Marshel malah tergelak. Ia tertawa lalu mencubit gemas pipi Aresha. "Gue sayang banget sama lo, Sha."

Jantung Aresha berdegup kencang. Kedua matanya mengerjap beberapa kali. "Gu ... gue duluan ke kelas ya," gagap Aresha lalu membalikkan badan melangkah pergi dengan perasaan tak karuan.

Marshel memperhatikan kepergian cewek itu beberapa saat. Namun, tiba-tiba Serly yang baru saja tiba menggunakan mobilnya datang menghampiri Marshel.

"Shel? Muka lo kenapa?" tanya Serly dengan suara keras seraya menunjuk luka di wajah Marshel. Tersirat sekali raut kecemasan di wajahnya. "Gue udah bilang seharusnya lo nggak perlu nyari si cewek kecentilan itu. Lo luka pasti karena dia, kan?"

Ratu Jutek Vs Raja Bego (Completed) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang