Tulus ❁

219 31 33
                                        

Jangan lupa vote dan comment ya pembaca yang baik ♡

~●●●~

Rasa peduli dapat hadir meski kau belum ku miliki.

Marshel Valora Abrizan, cowok ganteng sepanjang masa.

~●●●~

'Sial!'

Pertikaian beradu fisik tak dapat lagi dihindari. Tidak ada yang mau mengalah karena keduanya sama-sama kuat. Suara pukulan terdengar memekakkan telinga sehingga membuat ngilu pendengaran.

Darah segar bercampur keringat membasahi wajah Marshel. Begitu juga dengan Aland. Mereka berdua saling melemparkan tatapan tajam tanpa ada niatan untuk berhenti saling serang.

Dengan cepat Ravan membebaskan ikatan yang melingkar pada badan Aresha dibantu oleh Naraya. Tersirat jelas raut kecemasan menghiasi wajahnya.

Sedangkan, Rasya dan Luan dibuat heboh mencoba untuk memadamkan api yang sempat tersulut karena lemparan korek api tadi mengenai tumpukan kain usang yang basah oleh tumpahan minyak tanah. Untung saja api belum melebar luas sehingga tidak sulit bagi mereka untuk menjinakkannya.

"Lo nggak papa 'kan, Sha?" Tangan kanan Ravan terulur menarik tubuh adiknya ke dalam pelukan.

Aresha menggeleng lemah sebagai jawaban atas pertanyaan Ravan. Sorot matanya masih menatap saksama ke arah Marshel yang memukuli Aland dengan membabi buta.

Setelah memastikan Aresha baik-baik saja, Ravan bergerak melepaskan pelukannya. Menatap Naraya sekilas menggunakan sudut mata memberi aba agar membawa Aresha ke tempat yang lebih aman.

Naraya memeluk Aresha dari samping. Menuntun cewek itu melangkah perlahan. Sesekali pandangan Aresha menengok ke belakang.

"Sha, ayo. Kita pergi dari sini," ucap Naraya menuntun kembali Aresha melangkah pergi.

Marshel langsung mencengkeram baju Aland dengan erat. Memukul pipi cowok itu dengan kuat tanpa memberi ampun.

Mendapati tenaga Marshel hampir terkuras habis, Aland menggunakan kesempatan itu dengan cara membanting tubuh Marshel ke samping hingga ia kini berada di atasnya. Membalas setiap pukulan yang ia terima tak kalah kuat.

Marshel terkapar dengan wajah babak belur dan darah segar mengalir dari hidung dan sudut bibirnya.

"Marshel!" Ravan, Luan, dan Rasya berseru serempak.

Teriakan itu sontak mengejutkan indra pendengaran. Seketika langkah Aresha terhenti. Cepat-cepat dia membalikkan badan. Tanpa babibu ia langsung berlari menghampiri Marshel.

Melihat keadaan Marshel telah tumbang, Ravan berjalan mendekat ke arah Aland. Satu bogeman mentah mendarat mulus di wajah Aland dan membuat lelaki itu sontak tersungkur karena kehilangan keseimbangan.

"Sialan lo, Land!" sentaknya dengan emosi yang semakin tersulut. Tatapan tajamnya mengarah pada Aland yang kini tengah mencoba kembali berdiri seraya memegangi dadanya. "Sampai kapan lo gangguin adik gue, HAH?!"

Aland tersenyum devil. Keduanya saling mendekat dengan tangan mengepal kuat. Cowok berbalut jaket kulit hitam itu melayangkan pukulan hendak mengenai rahang Ravan. Namun, dirinya telah lebih dulu terjerembab jatuh kala sebuah tendangan mengenai punggung dengan kencang.

Ratu Jutek Vs Raja Bego (Completed) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang