20.Pertahanan

1.3K 122 0
                                    

Kemarin kau datang membawakan pelangi.

Hari ini kau datang membawakan Cahaya...

Tapi tak ku sangka,

Lusa kau hanya memberi kegelapan yg nampaknya akan Abadi.

Ketakutan akan kehilangan mu rupanya lebih menakutkan dari dugaan ku.

****

Kediaman keluarga Jung seketika menjadi suram saat seluruh anggota keluarga Aliya duduk di satu meja. Momo yg tak mau ikut campur memilih ke kamarnya setelah menidurkan Juju di kamar Aliya.

"Kapan..., Mama datang?," tanya Aliya dengan wajah menunduk dalam. Tangan lentiknya menggenggam takut jemari sang ibunda.

"Sore tadi sayang. Abang mu sudah mencoba menelfon sedari tadi, tapi tidak bisa nyambung." Jawab sang ibu sambil mengusap kepala sang putri dengan sayang.

"Afwan Ma, ponsel Ly lowbed sedari tadi." Jawab Aliya lirih.

"Jadi kapan kau bisa ikut kami pulang Ly? Bukankah semua urusan mu disini telah usai?! Termasuk memindahkan anak-anak angka mu itu." Suara Abynya menggema menyesagkan telinga Aliya.

Aliya hanya menunduk dalam diam. Tak mampu menjawab atau memberi sanggahan lagi. Dadanya terasa sangat sesak menyadari harus kembali ke indonesia dan meninggalkan Cintanya di korea. Ketakutannya selama ini benar-benar terjadi, Kedua orang tuanya benar-benar datang untuk membawanya pulang.

Seseorang...., siapapun..., tolong bantu Aliya keluar dari rasa sesag yg sangat menyiksa dadanya ini.

Sampai tiba-tiba....

Tok! Tok! Tok!

Suara pintu utama di ketuk. Abang Haidar segera berdiri dan membuka pintu. Terdengar jelas ia mempersilahkan tamu mereka masuk.

Lagi-lagi Aliya terkejut bukan main melihat ketiga tamu mereka.

Kali ini siapa yg memberi tahunya...
Batin Aliya bingung.

"Abang yg memintanya datang," Haidar menjawab seolah tau isi pikiran Aliya. Tapi kata-katanya justru membuat Aliya membelalak mendengar jawaban biasa Haidar. "Aby yg minta." Lanjutnya membuat Aliya semakin tertunduk antara terkejut dan takut.

"Ssssttt, Ly sayang. Orangnya yg mana?" Tanya sang Mama dengan berbisik. Memperhatikan ketiga tamunya yg baru duduk dengan elegan dan tenang.

"Yang kanan Ma. Yang pakai kupluk dan setelah hitam." Jawab Aliya tak kalah lirih. Agak di tunjuknya V yg duduk paling kanan, di samping manager ada sang Leader dan manager Sejin di ujung kanan, dekat Haidar. Sesekali V menghembuskan nafas dengan menunduk karna gugup.

"Ouhh. Dia tampan dan sangat muda. Tapi kalau boleh jujur, Mama lebih suka yg kiri. Terlihat matang daann.ouh! Lihat! Lesung pipitnya sangat manis..." bisik sang bunda lagi. Aliya hanya tersenyum miris mendengarnya. Bisa-bisanya di saat tegang begini sang bunda mengomentari kedua Visual tampan di hadapan mereka.

Dia rajanya Ma...., mengambil pangerannya saja sangat berresiko, apalagi rajanya para Army seluruh dunia.
Batin Aliya mencelos.

"Ekhem. Jadi tuan Kim Taehyung...." suara Firman mengintrupsi, membuat V seketika duduk tegap memandang ke Ayah dari gadisnya. "Seberapa serius kau dengan putri ku?." Tanyanya langsung to the poin.

Taehyung yg mendengar translatenya dari Aliya langsung mengangguk dan menjawab dengan penuh keyakinan.

"Sebenarnya saya sudah mengajaknya menikah atau bertunangan beberapa kali ahjusi, tapi Aliya menolaknya demi profesionalitas kerja saya." Jelas V dengan tenang.

My Frozen Idol[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang