14.Cinta Or Iman?!

1.9K 169 0
                                    

Uang bilang,
Cari aku, maka akan ku berikan kekayaan.

Dunia bilang,
Cari aku, maka akan aku berikan ketenaran.

Tapi Allah Bilang,
Hanya Cari aku,
Maka akan ku berikan segalanya yang kau inginkan.

*******

Sejak malam kepulangan mereka dari Big Hit satu minggu lalu, Haidar segera membantu Aliya mengurus segala keperluannya termasuk memindahkan anak-anaknya ke panti asuhan yg bagus di Incheon. Panti asuhan yg sebelumnya telah Aliya dan Nindy pilih.

Proses segala keperluan Aliya meninggalkan Seoul sungguh memakan waktu cukup lama di banding seharusnya. Itu di karnakan Aliya tak bersemangat lagi melakukan apapun. Ia benar-benar kehilangan cahaya kebahagian dari matanya. Setiap saat ia hanya diam memandang kosong ke ruang hampa nun jauh disana. Matanya telah benar-benar kehilangan semangat keceriannya. Tubuhnya semakin kurus dan pucat, kantung mata yg mulai menghitam karna tidur yg tak pernah lagi nyenyak semakin memperburuk keadaannya. Kondisi Aliya ini membuat Nindy dan Momo semakin prihatin, setiap saat mereka slalu bersama Aliya. 24 jam berada di sisi Aliya dan menjaganya, tak pernah meninggalkannya barang sesaat, memastikan Aliya tak akan lagi melakukan kesalahan dan kebodohan yg sama seperti di masa lalu.

Doa dan tangisnya semakin pilu setiap malam. Terus mengadu, meminta ampunan dan memohon penjagaan untuk dia yg sedang berdiri di atas panggung sana. Terkadang Aliya tak dapat tidur semalaman karna risau dan sakit berkepanjangan di relung dadanya. Setiap saat, dalam lamunan yg panjang, dalam sepinya siang yg begitu terang, hanya dzikir yg terus mengalun dari bibir plumnya yg terus memberinya kekuatan melewati semua lukanya itu hingga akhir.

Berakhir.... Pada akhirnya memang segala usaha dan kerja keras Aliya tetap akan berakhir sepihak seperti ini. Aliya sudah menyerah dengan takdirnya sendiri. Kali ini ia akan membiarkan Angin takdir mengarahkannya kemanapun Allah subkhanahu wata'ala ingin membawanya.

Malam ini segala keperluan Aliya dan yg lain sudah selsai di urus. Barang-barang sudah di masukkan rapi ke dalam koper. Pasport sudah siap di pakai. Tinggal keberangkatan mereka esok ke indonesia. Setiap langkah Aliya semakin terasa berat berpijak di setiap sudut rumah kecil itu, sungguh Aliya belum ikhlas pergi dari Negeri yg telah menjadi rumah bagi Cinta pertamanya itu.

Tok tok tok.
Ketukan pada pintu di jam 7.15 malam waktu korea selatan mengalihkan atensi semua orang dari acara tv yang membosankan. Dengan cepat Momo melangkah ke pintu utama, terdengar seseorang mengucapkan salam yg segera di balas Momo. segera Momo mempersilahkan tamunya masuk. Begitu tamu yg di maksud sampai di ruang tamu, semua mata terbelalak dan sesaat terpaku melihat sosok tamu mereka. Seorang gadis dengan hijab warna pastel berdiri anggun di hadapan mereka. Wajah teduh dengan senyum cerah nan memukau. Satu-satunya aktris korea yg berhijrah dan kini menjadi influenser islam di Korea, Ayana moon sekarang berdiri di hadapan mereka.

"Kak Ana...." lirih Aliya teramat pelan dari belah bibirnya.

"Hallo dik Aliya, apa kabar?" Senyumnya semakin merekah kepada Aliya yg masih terpaku dengan ke datangannya. Sedetik kemudian Aliya sadar dan segera menghambur ke pelukan Ayana. Tangisnya kembali pecah, memilukan, lebih menyayat dari sebelumnya. Membuat Momo dan Nindy lagi-lagi ikut merasakan sakit di dada mereka. Jangan tanya bagaimana Haidar, karna semenjak malam itu Aliya tak pernah menganggap keberadaannya.

Ayana membimbing Aliya untuk duduk di salah satu kursi di ruang makan dan membicarakan segala keluh kesahnya.

Haaahhhhh
"Pantas saja...." kata Ayana di ujung cerita Aliya. Di usapnya lagi punggung Aliya yg masih bergetar di pelukannya.

My Frozen Idol[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang