8.Di dalam Istana(2)

2K 153 12
                                    


Saat Kaki ku berusaha melangkah Pergi....

Sisa-sisa debu di musim gugur justru membawa mu terbang kembali ke padaku

Membuatku harus kembali menyalakan lilin harapan
Sebagai penerang langkahku....
Tapi....
Tanpa sadar....
Tubuhku sudah hampir membeku lagi oleh mu

Dan ku rasa kali ini aku tak mampu bangkit dari pesakitan ini

Namun.....
hey!

Aku bahagia dengan semua keputusanku sekarang....

Apakah aku salah?

****

Mereka berenam masih di ruang yg mereka jadikan studio itu. Tak menghiraukan ke marahan sekilas V tadi.

"Oh iya Aliya-ssi, ini kontraknya," tuan Sejin mengeluarkan berkas dengan map berwarna hijau dan meletakannya di depan Aliya. Membuat Aliya sadar tujuannya ke tempat itu.

"Ohh. Maaf tuan Sejin, tapi saya kemari untuk mengembalikan uang anda, bukan untuk menyepakati kontrak dengan anda" tutur Aliya menyerahkan amplop coklat yg tadi di bawanya. meletakkan amplop itu di atas berkas hijau.

"Ini bukan soal harga atau saya tak mau menyerahkan lagu itu, saya akan menyerahkannya dengan suka rela, tapi.... tidak untuk kontrak kerja sama."
Jelas Aliya sebelum yg lain kesal. Tapi terlambat, 5 pasang mata itu sudah kesal lagi padanya.

"Aliya-ssi...., sebenarnya ada apa dengan mu? Rapmon Hyung bilang semalam kau juga menolak." Jimin angkat bicara setelah mendapat isyarat dari Rapmon. tubuhnya menyondong ke arah Aliya, membuat Aliya memandangnya sayu.

Itu karna kalian....
Aku tak yakin bisa bangkit lagi kalau kalian terus menarik ku semakin jatuh ke dalam jurang pesona kalian....
Batin Aliya yg menjawab.
Mulutnya tak kuasa mengungkapkan isi hatinya itu.

Kesunyian ini membuat semua yg ada dalam ruangan jengah.

"Aliya-ssi, ikutlah dengan ku" Suga angkat bicara. Bangkit dan meminta Aliya mengikutinya.

"Eemmm tapi aku tak mau berdua saja dengan mu, bolehkan aku mengajak Jimin-nim, Oppa?" Tanya Aliya agak ragu. Tapi Suga mengangguk dan melangkah mendahului mereka masuk lagi ke dalam sebuah pintu kayu lain. Tak ada papan nama di sana, hanya ada sebuah jendela kaca besar di samping pintu itu. Dari situ Aliya tau kalau itu adalah ruang recording.
Tempat mengambil suara sebelum di edit.

Di dalam ruangan itu ada 3 komputer canggih dengan banyak tombol, kabel dan lain lagi yg membuat Aliya pusing hanya dengan menatapnya.
Ruangan itu tak lebih besar dari ruangan sebelumnya yg hanya berisi meja dan kursi.
Di dalam ruangan itu juga ada beberapa alat musik seperti DJ maker yg begitu komplit, ada gitar listrik juga piano Digital yg terlihat begitu mewah. Di sebrang alat-alat musik itu ada sebuah sofa warna coklat yg tak begitu panjang, yg hanya muat di duduki 2 orang. Di sofa itu Jimin duduk dengan nyaman, dan kembali memainkan ponselnya.

Perlahan tanpa sadar, Aliya menyentuh Piano mewah itu dengan tangan kanannya. Fikirannya mulai membayangkan ia dan V memainkan piano itu bersama-sama dan membuatnya hanyut lagi setiap saat dengan suara Baritonn yg indah itu.

Namun lamunan Aliya seketika buyar saat tiba-tiba Ada sebuah Gitar Listrik terulur di depannya.

"Mainkanlah lagu itu lagi, aku ingin mendengarnya." Ucap Suga tanpa expresi di wajahnya. Tapi Aliya bisa melihat jelas ke arah mata sipit itu bahwa ia tak mau di bantah.
Jadilah Aliya menerima Gitar itu, mendudukan diri di bangku kayu kecil dan mulai mengatur atau memahami gitar itu. Mencoba menemukan nada yg tepat. sementara itu Suga sudah duduk di samping Jimin, melipat tangan di depan dadanya dan menunggu.

My Frozen Idol[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang