Epilog.

2.8K 148 16
                                    

Allah menjanjikan kebaikan bagi siapapun yang mau bersabar dan tabah dalam setiap cobaan,
Dan Janji Allah itu pasti.

*****

Gaun mewah berwarna merah yg berbalut swarosky telah melekat ditubuhku. Sepatu highheals dengan tumit setinggi lima centimeter warna gold telah terpasang apik dikaki ku, jangan lupakan hijab warna gold yg telah ditata dengan manis dikepalaku. Beberapa kali ku pandangi penampilan ku di cermin, meski ia sudah bilang perfact, namun tetap saja aku merasa gugup hingga harus mengecek kembali penampilanku beberapa kali. Mengingat hari ini adalah hari penting bagi kami, aku tak boleh terlihat bodoh dan tak pantas berdiri disampingnya.

"Baby...," suara bariton favoritku memanggil dengan nada manja, melongok dari daun pintu yg terbuka. "Hey, apa kau sudah siap?" Tanyanya dengan nada rendah. Begitu gagah dan tampan dalam balutan tuxedo hitam pilihanku apalagi dengan tatanan rambutnya yg kini berwarna sehitam arang. Kakinya yg jenjang melangkah dengan yakin ke arahku yang otomatis tersenyum ketika melihat ke arahnya.

Tangan kirinya yg kekar terulur menunggu ku terima. tanpa berkata, aku mengulurkan tangan kanan ku hingga ia menarikku untuk berdiri di sampingnya dan membawaku melangkah beriringan bersamanya.

"Jangan tegang, ada aku disini," ujarnya lembut. Di usapnya jemariku yg dingin dengan tangan kanannya yg bebas.

"Meski kau telah mengatakannya ratusan kali, tetap saja aku merasa tegang." Jawabku dingin. Mataku hanya menatap lurus lorong panjang didepan kami yg lengang. Menghindari tatapannya yg menelisik khawatir.

"Sebenarnya apa yg membuatmu begitu khawatir???" Tanyanya lagi. Ada ketenangan yg coba dia salurkan dalam suaranya yg berat dan rendah.

Haahhhh
Aku mendengus sesaat.

"Mereka fansmu, seperti yg kau bilang, mereka alasanmu untuk kembali melihat dunia dengan senyum dan cara berbeda. Itu artinya...., bagaimanapun mereka adalah bagian penting dalam hidupmu, bagaimana kalau banyak dari mereka yg berubah membencimu dan menghujatmu begitu mereka tau istrimu adalah gadis muslim yg notabennya lekat dengan image teroris." lirihku dengan wajah menunduk. Kenyataan bahwa ia adalah artis global yg memiliki fans dari penjuru dunia dan dari banyak kalangan membuatku begitu tampak ciut di sampingnya.

Dia tersenyum geli, memindahkan tangan ku yg menggenggam jemarinya ke lengannya yg kekar. Kemudian mengusap lembut jemariku yg kini bertengger di lengannya, mencoba menenangkanku dengan usapan-usapan lembutnya.

"Kalau mereka benar-benar fansku, bagian dari diriku, bagian dari keluargaku, seharusnya mereka mendukungku dengan gadis pilihanku." Jawabnya tenang. Ku pandangi wajahnya yg bak anime itu kini tengah memandang lurus dengan manik penuh keyakinan dan ketenangan disana.

Dia telah benar-benar berubah. Si konyol dengan julukan 'Alien' saat remaja itu kini telah menjelma menjadi sosok pangeran yg begitu dewasa dan tenang dihadapanku ini. Sungguh tak ku duga, impian si gadis kecil untuk slalu mendukung dan mencintai sang idol sebagai pendampingnya kini benar-benar telah di depan mata. Hanya tinggal melewati satu pintu lagi. Satu pintu besar, gerbang terakhir menuju seluruh dunianya yg disebut Army.

Setelah begitu banyak kerja keras, jatuh-bangun, penantian, dan bahkan pengorbanan. akhirnya kami sampai dititik ini, titik dimana kami akan membongkar segala kebenaran hubungan kami pada publik juga pada Fansnya. Kami tau akan semakin banyak rintangan di depan kami nanti setelah ini, tapi...., melewatinya bersama-sama adalah ide terbaik yg pernah ia ucapkan.

Kami tau akan semakin banyak yg di pertaruhkan, tapi Janjinya untuk selalu menemaniku dan menggenggam tanganku dengan erat akhirnya membuatku yakin untuk melakukan langkah ini. Aku tau akan banyak Fansnya yg mayoritas perempuan sakit hati atau bahkan Benci padaku, tapi...., bagaimanapun Mereka adalah bagian dari dirinya, aku harap mereka bisa menerimaku yg seorang muslim dan seorang gadis biasa.

My Frozen Idol[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang