19.Nothing like Us

1.4K 124 0
                                    

Orang bilang kau tunduk dan takluk pada ku...

Oh, mereka tak melihat cukup dekat.

Karna nyatanya...

Aku yg sudah kalah dan takluk di hadapanmu.

-Kim Taehyung.

****

Mobil merah Merk Mercedes itu melaju dengan tenang membelah jalanan kota Seoul di malam hari. Suasana di dalam mobil yg hening sangat berbanding terbalik dengan suasana kota Seoul yg masih begitu ramai di jam delapan malam begini.

"Sebenarnya ada masalah apa tadi Aliya-ssi?." Tanya Adora begitu mereka hampir sampai rumah Aliya.

"Emm kami....., baik saja oennie, mian..., hanya sedikit salah paham tadi...." gumam Aliya ragu. Wajah menunduknya menatap jari-jari yg sedang memilin sweeter dengan canggung.

"Hemm, baiklah kalau kau tak mau bercerita, tapi bisakah aku meminta tolong sesuatu padamu?" Tanya Adora tanpa mengalihkan fokusnya dari depan karna sebentar lagi mereka sampai.

"Minta tolong apa oennie?." Tanya Aliya memandang wajah di sampinya yg tiba-tiba berubah serius itu.

"Ini tentang Taehyung," lanjutnya setelah mobil berhenti di depan rumah Aliya. Seketika Aliya duduk kaku hanya dengan mendengar namanya.

Apa dia bersikap keterlaluan tadi? Apa Adora oennie akan menegurnya dan memintanya menjauhi pria Kim itu?
Begitulah kekhawatiran hati Aliya melihat wajah serius gadis di hadapannya.

"Aku tau selama ini dia sering bersikap konyol dan seenaknya sendiri. Tapi, sebenarnya dia menyimpan luka yg dalam. Kadang aku miris melihat senyum pongah yg biasa ia pamerkan untuk menutupi setiap luka di hati rapuhnya itu," Adora tersenyum miris sambil menyandarkan kepalanya di jok mobil. "Tapi saat bertemu dengan mu, aku tak menyangka matanya yg biasa kosong kini penuh dengan binar cinta. Senyum yg biasanya hambarpun kini penuh dengan kebahagiaan. Sekarang aku benar-benar bisa melihat seorang Kim Taehyung yg sebenarnya, dan itu semua adalah karna mu Aliya-ssi, hanya padamu." Ucapnya menoleh ke Aliya sekejap dan kembali memandangi langit-langit mobil dengan kepala menyandar di kursi mobil.

Aliya masih terdiam, menunggu Adora mengungkapkan seluruh uneg-uneg dan menyampaikan maksudnya.

"Jadi...., aku ingin meminta tolong, ku mohon bersabarlah selama dia masih menginginkan mu berada disisinya. Aku tau ini berat, karna kau harus berbagi dengan seluruh wanita di dunia ini, dan harus terus menyembunyikan status hubungan kalian. Tapi...., jika sampai fans tau tentang hubungan kalian dan Bangtan...."

"Oenniiee!!," Aliya menyela kata-kata Adora yg penuh kesedihan. Di genggamnya tangan kiri Adora yg tadi memijat pelipis. Dan berkata, "Aku sadar betul posisi ku saat ini, aku tak mengharap dunia ini tau dan setuju. Selama dia bersedia menggenggam tangan ku dan selama dia tak memintaku pergi, maka selama itu aku akan tetap diam dan tenang di posisiku. Karna semua itu lebih dari cukup buat ku." Ucapnya dengan mantap. Mata lebar dan indahnya menyorotkan keseriusan yg mendalam. Membuat gadis berkuncir di hadapannya seketika menitikan air mata.

"Ouh ya ampun," Adora tersadar dan segera menghapus air matanya. "Ya ampuunn. Kau benar-benar membuatku terharu sampai nampak lemah begini..." lirihnya tersenyum kaku. Karna selama ini dia selalu membangun image sebagai gadis mandiri dan kuat. Adora tak menyangka di depan gadis bertudung yg lebih muda darinya itu, dia bisa bersikap seterbuka ini.

Aliya hanya tersenyum mendengar penuturan Adora.

"Mianhae, meminta mu melakukan hal yg sulit...." lirih Adora lagi.

"Aniya...., hidup ku lebih sulit lagi saat tak bersamanya  oennie...." jawab Aliya dengan senyum pilu di wajahnya.
"Ahhh. Sudah larut. Kamsahamnida tumpangannya oennie." Ucap Aliya melangkah keluar mobil dan membungkuk sebentar ke arah Adora.

My Frozen Idol[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang