Januari #6

6K 862 222
                                    

Jakarta, Januari, 2009

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jakarta, Januari, 2009

Lentera baru pulang sekolah saat melihat Jingga bermain sendiri di depan rumah. Dia berlari dari kejauhan, menghampiri Jingga yang tampak asyik memainkan mobil-mobilan, lalu berjongkok tepat di depan anak itu. Jingga yang menyadari kehadiran Lentera pun langsung menyambutnya dengan gembira. Dari tadi ia kesepian dan melihat kakaknya pulang jelas membuatnya senang.

"Kakak kenapa lama banget pulangnya? Aku bosen main sendiri." katanya dengan nada merajuk. Lentera tersenyum, sembari diam-diam melirik ke arah pintu rumahnya yang terbuka lebar.

Ia tahu hari ini bunda di rumah, tapi entah mengapa rasanya ada yang berbeda dengan suasana rumah mereka. Seperti ada sesuatu yang terjadi. Sesuatu yang tidak bisa ia mengerti. Perasaan Lentera jadi tak tenang, namun ia sendiri bahkan tidak bisa menjelaskan.

"Temen sekelas kakak ada yang ulang tahun, terus tadi kita semua diajakin makan dulu sama mamanya sebelum pulang, jadinya lama. Maaf, ya." jawab Lentera. Lalu dia memutar posisi tasnya ke depan dan mengambil dua bungkus roti rasa selai kacang yang tadi ia beli di kantin sekolah. Ia tahu Jingga menyukainya.

"Kakak tadi beli roti. Nih, buat Jingga." Lentera menyodorkan dua bungkus roti itu ke hadapan Jingga yang langsung diterima dengan penuh semangat. Raut muka anak itu pun seketika berubah menjadi lebih cerah.

"Makasih, kak.." ucapnya. Lentera hanya tersenyum sebagai balasan. Lagi-lagi pandangannya tertuju ke dalam.

"Kamu kenapa mainnya di luar?" tanya Lentera. Jingga yang sudah membuka bungkus rotinya sejenak menghentikan pergerakan, memandang Lentera sekilas, sebelum mulai menggigit rotinya dengan lahap.

"Bunda lagi ada tamu. Aku disuruh nunggu di luar dulu."

"Tamu? Siapa?"

"Om-om, badannya tinggi. Mereka pakai jas, terus bawa tas kayak yang suka dibawa Mr.Bean. Tapi muka mereka kelihatan galak, nggak lucu kayak Mr.Bean."

Lentera mengernyit, berusaha menangkap maksud perkataan adiknya. Seingatnya, sejak ayah tiada, rumah ini jarang kedatangan tamu dari kalangan orang kantor seperti yang barusan Jingga sebutkan. Teman bunda? Sepertinya tidak. Teman bunda juga jarang ada yang datang ke rumah. Kalaupun ada, tentu mereka seorang wanita.

Lalu siapa yang sekarang ada di rumahnya?

Belum selesai Lentera berpikir, tiba-tiba suara langkah tegas seseorang terdengar dari dalam. Lentera menoleh dan mendapati dua orang lelaki dewasa keluar dari rumahnya, melenggang melewatinya begitu saja, lalu hilang di balik pintu mobil hitam yang diparkir di seberang jalan. Ah, Lentera bahkan baru menyadari keberadaan mobil itu sekarang.

Tepat setelah mobil itu melaju, Lentera buru-buru beralih pada Jingga yang tampak tenang menikmati rotinya, tak terganggu.

"Lanjutin mainnya sebentar, ya. Kakak masuk dulu, mau ganti baju."

JanuariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang