BUNYI denting piring beradu dengan sendok dan garpu. Duduk diruang makan yang berdominasi dengan warna perak. Mereka tengah menikmati hidangan pembuka. Meja panjang yang diletakkan diruang tengah dengan kursi panjang yang jumlahnya sepuluh dan hanya kadang diisi dengan enam orang pemilik.
Mereka tengah fokus pada makanan masing-masing, tidak ada perbincangan sama sekali. Etika makan sangat terjaga. Laysa bahkan bingung dengan ketenangan itu. Biasanya ia akan menonton tv sembari menyantap sarapan.
Selesai dengan hidangan pembuka, mereka disuguhkan dengan hidangan penutup. Tidak terasa, makan seperti ini membuatnya bahagia. Baru pertama kalinya gadis yang kini berambut pendek itu merasakan kenyamanan seperti orang kaya.
Perbincangan dimulai saat selesai menyantap hidangan penutup. Athena berbica dengan serius mengenai element selanjutnya. DARKNESS. Belum ia membuka perbincangan, suara panglima menghentikan bicaranya.
"maaf nona, ada tamu didepan,boleh dipersilakan masuk? "
"siapa? "
"amartya fly, dari Klan-fairy"
"bawa dia keruang tengah sekarang, dan kalian semua ikut aku"
Mereka mengangguk. Berjalan dibelakang Athena dengan tatapan tajam. Sudah terbiasa dengan hal itu. Tapi tidak untuk gadis bernama Laysa. Ia menatap dengan tatapan seperti biasa, tidak tajam, tidak datar, namun menghayutkan. Dari siapa dia belajar hal itu?
Pintu terbuka lebar. Pengawal tengah berjaga didalam. Terlihat kursi berlapis perang dengan campuran emas disekelilingnya. Laysa kagum dengan istana ini. Modern tapi masih menggunakan atribut terdahulu.
Ruangan dengan tiang penyangga tinggi. Yang terlukis membentuk sebuah batang berliku-liku. Percampuran warna emas dengan merah darah yang memperindah ruangan. Saat duduk ditempatnya. Tamu itu datang perlahan memasuki ruangan.
Kelima angel berdiri disisi kanan dan juga kiri Athena. Menatap Amartya fly dengan hormat. Karin menyenggol tangan Laysa dengan sikunya. Memberikan isyarat bahwa wanita cantik dengan pakaian bak seorang ratu, adalah tamu yang terhormat. Laysa menganguk tanpa ada yang mengetahui.
"Amartya Fly, apa yang membuatmu kemari? "
Wanita itu menekuk bertekuk lutut dihadapan Athena.
"aku hanya ingin menepati janjiku"
Mereka tertawa bersamaan. Membuat kelima angel saling menatap bergantian.
"hahahaha, terlalu formal, kemari sahabatku" ucap Athena yang turun dan memeluk sahabatnya.
Amartya fly akan melatih pedang kelima angel pilihannya. Karena element ini didapat bukan dengan cara mencari, melainkan bertarung dengan penjaga.
Laysa terlihat sangat keberatan memegangi pedang yang Amartya Fly berikan. Melihat itu sang guru melatih bagaimana memegang padang dengan benar. Supaya tangan tidak akan terasa sakit saat pedang terayunkan.
"Yuan, perlihatkanlah gaya bertarung-mu padaku"
Yuan bersiap. Mereka berlatih di tengah lapang hijau dekat dengan sungai. Diikuti Amartya Fly. Ia akan melatih pedang bersama gurunya. Mereka berdua menatap pedang yang tergenggam. Kemudian saling menatap. Masih terdiam.
"mereka sedang apa? " tanya Laysa pada Rendra.
"mereka punya cara tersendiri dalam berduel" jawab Rendra.
Pedang Yuan tidak dalam posisi tegak. Sampai ia memposisikannya.Dengan tanda bahwa duel dimulai. Rendra mengamati dengan saksama. Setiap gerakan Amartya Fly dapat Rendra pahami.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Angel
FantasyHidup Laysa begitu rumit, sangat rumit. Kehidupan yang ia jalani begitu membingungkan. Dia secara tiba-tiba menjadi seorang angel dan mempunyai banyak teman. Takdir Tuhan memang diluar dugaan. sampai dia harus memilih "membunuh atau mati" *********...