pertempuran sengit

356 25 5
                                    

"Kayla? " mendengar Laysa mengatakan nama itu, Alex segera menurunkan dirinya dan membalikkan badan dengan cepat. "mau apa kau? "tatapan Alex mulai menajam, ia takut Kayla akan melakukan hal buruk kepada Laysa.

"tenang-tenang, aku hanya akan mengatakan satu hal.........
........ Selamat bertemu di-"

"sudah diam kau, cepat pergi! " bentak Alex.

"ck, dasar" Kayla terbang pergi meninggalkan musuhnya itu. Aneh, kenapa dia tidak menyerang seperti yang dilakukan Dyana kepada dirinya? Apa ada sesuatu yang ia rencanakan? Sungguh sekarang Laysa sulit untuk membaca pikiran seseorang, entah benteng apa yang menghalangi dirinya.

"cepat kau bersiap, kita akan ke medan tempur sebentar lagi " Alex berjalan cepat memasuki gua kembali. Laysa mengangkat satu alisnya bingung. Katanya mau diantar, memang yah Alex itu orangnya susah diduga. "Lay! " jantungnya hampir cobot kala Karin menepuk pundaknya.

"kau ini.... "

"hehehehe..... Kau dipanggil Joe sama Yuan, katanya ada hal penting"

Laysa mengangguk dan segera mungkin mengganti pakaiannya, setelah itu ia terbang menuju tempat Yuan dan Joe, menggunakan telepati memudahkan dirinya untuk mengetahui letak mereka berada. "ada apa? " tanya Laysa penuh penasaran.

"kau yakin akan ikut bertarung?"

"sudah ku bilang bukan? Tenanglah, Karin akan terus bertarung tanpa henti selama aku memberikannya energi"

"tapi energimu bukan hanya untuk Karin saja, tapi untuk dirimu dan juga yang lainnya"

"aku telah membagi sebesar apa energi yang akan kalian dapat dan diriku juga, jadi ku mohon mari kita susun strategi dan mulai berangkat, fajar akan segera terlihat" Yuan menghembuskan nafasnya. Mereka mulai menyusun strategi perang tanpa Alex, Rendra dan juga Karin.

"kau yakin jika Karin memimpin sayap kiri? " tanya Yuan yang kurang mantap dengan usulan Joe." aku juga yakin dengan hal itu, jika dia dibagian kanan, akan lebih sulit lagi, bagian kiri hanyalah para peri-peri tingkat rendah, sementara kanan mereka para lucifer yang berhianat" Yuan menganggukk-anggukkan kepalanya.

"kalau begitu, Rendra yang akan dibagian kanan" Semuanya setuju dengan ucapan Yuan. "lalu, aku dan Alex akan memimpin didepan, sementara kau Yuan, tetap berada disamping Laysa" ada sedikit keraguan sebenarnya.

"aku tidak ingin dilindungi, kita kita berempat akan bertarung bersama didepan" setelah berucap Laysa beranjak pergi dari sana. Yuan menghembuskan nafasnya pasrah. Gadis itu memang keras kepala sampai sekarang. "biarkanlah, dia akan sadar jika bertindak bodoh" Joe juga sama, beranjak pergi meninggalkan Yuan yang sendiri.

"baiklah" Yuan pasrah sekarang, semoga saja pertarungan ini hanya berjalan satu hari. Karena dirinya telah menyiapkan jebakan diam-diam. Dan itu berada disetiap tempat musuhnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Dan waktunya tiba. Semua telah berada pada posisinya. Karin menarik nafasnya dan mengeluarkannnya perlahan. Ia yakin pasti bisa. "eh ada karin,apa kabar?, kau tahu aku punya kekuatan baru loh" ucap Kayla dengan sombongnya.

Ternyata Kayla adalah musuh yang harus ia hadapi sekarang, sama-sama seorang Archer. Akan sulit nantinya jika sampai dirinya lengah dengan kecepatan panah yang Kayla lepaskan.

Sementara dibagian sayap kanan terdapat Rendra yang siapa dengan pedangnya. "hahahahaha, pedang mainan itu akan kau pergunakan untuk berperang? Sudah gila ya? " ejekan dari Bryan tidak membuat nyali Rendra goyah. Ia menganggap ucapan itu sebagai hembusan angin yang lewat menerpa kulit halusnya.

The Last AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang