1 tahun setelah pertempuran itu. Semua kembali normal. Alam kembali asri. Air terjun mulai jernih. Juga Luka,burung yang selalu menolong Laysa kini sudah kembali ke habitatnya,bersama keluarga besarnya. "apa kabar kau Luka? " Laysa bertanya dengan menatap langit biru.
"kau rindu" suara itu membuatnya menoleh,dan ia mengangguk sembari ternyum tipis. "dia akan datang jika suatu saat nanti kau dalam bahaya, karena kalian seperti memiliki jiwa yang saling merasakan, jadi biarkan dirinya menikmati hidup yang bebas" Yuan mengusap pucuk rambut Laysa dengan lembut.
"oyh! " sebuah suara lagi terdengar memanggil. Itu Rendra, dia memanggil dari bawah jendela kamar Laysa. "Lay! Apa kau mau berkunjung ke tempat kau dibesarkan, lebih tepatnya alam manusia" Mata Laysa berbinar-binar mendengarnya. "bisakah? " tanyanya penasaran.
"apa salahnya mencoba, lagi pula portal itu sudah ku perbaiki, jadi kemungkinan besar iya" Laysa melompat dari cendelanya untuk turun menemui Rendra. "buset dah anak ini" Yuan mengelus dada. Ia juga melompat dari sama mengikuti cara Laysa.
Benda pipih persegi panjang
keluar dari saku Rendra. Ia kemudian menekan tombol angka untuk memasukkan password, mengingat alam ini sangat canggil, Laysa terlihat bersemangat. " kalian tidak mengajakku? " suara lagi-lagi terdengar."ikutlah Alex, kau pasti juga rindu bukan? Suasa kelas dan sekolah, oh ya? Dimana Karin?"
"dia sedang sibuk dengan pemerintahan ini, mengingat dirinya sudah menjadi ratu, kesibukan selalu datang menghampirinya" ucap Alex berjalan mendekati teman-temannya. "jah! Mari kita pergi" Alex merenggangkan otot-ototnya sebelum masuk protal.
Setelah terbuka lebar, mereka melompat masuk kedalam. Portal itu kemudian hilang seiring mereka mendekati alam manusia. Laysa menghirup udara segar,berbeda sekali dengan udara alam fana. Lebih segara dari yang ia bayangkan.
"kau dulu tinggal dimana?" tidak ada sahutan dari Laysa. Ia tampak sedang berfikir. "astaga! Kita melupakan Joe!" semuanya terkejut kala Laysa mengatakan hal itu. "kau pikir hanya Rendra saja yang dapat membuka portal tersebut" lagi-lagi sebuah suara membuat kepala menoleh. Mencari sumber suara tersebut. Joe tengah duduk di bangku dekat dengan mereka.
"lebih baik sekarang, kita menikmati makanan disini, kalian bertiga belum pernah kan makan di restoran manusia, jika di alam fana mekanan sudah dalam bungkus dan siap dimakan, apapun itu jenis makanannya, jika disini kalian harus menunggu makanan yang tengah dimasak.
"sepertinya enak" Rendra terlihat senang mendengarnya. Mereka kemudian menikmati alam manusia hingga petang hari.
"mari pulang! " ajak Yuan.
"mmm"
"ada apa Lay? "
"kita tinggal disini bisa? " pertanyaan Laysa membuat teman-temannya bingung. "alasannya? "
"aku rindu belajar disekolah, rindu dengan orang-orang yang baik dengan diriku, rindu dengan suasana alamku, jadi jika kalian ingin pulang, pulanglah! Aku ingin tetap disini" Laysa berlari menjauh dari teman-temannya.
"kau keras kepala"
"bagaimana ini? " tanya Alex pada teman-temannya.
"kita bisa saja tinggal disini, tapi Karin akan kesepian di istana" saku Yuan bergetar, menandakan ponselnya berbunyi. "ck, Karin menelepon"
"i-iya? "
"apa kalian berniat untuk tinggal di alam manusia? Jika memamg benar, silahkan!, tapi dengan satu syarat, setiap sore kalian harus pulang untuk membatuku mengurus istana ini, mengerti!" sebuah senyum mengembang pada bibir Yuan.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Angel
FantasyHidup Laysa begitu rumit, sangat rumit. Kehidupan yang ia jalani begitu membingungkan. Dia secara tiba-tiba menjadi seorang angel dan mempunyai banyak teman. Takdir Tuhan memang diluar dugaan. sampai dia harus memilih "membunuh atau mati" *********...