Pelangi

377 31 1
                                    

Maaf kalau banyak typo dan upnya telat...  Persiapan wisuda jadi... Hehehe...  Nggk up deh...  Maapkan author..  Khilaf...  Kalau diulangi lagi...  Entah itu kapan. Pasti juga akan terulang lagi...  Sorry..  Yak.

😀😀😄😄






Laysa terkejut dengan dirinya. Ia seperti terbang,kedua tangannya seperti merangkul sesuatu. Tubuhnya tidak merasakan sakit setelah terkena rantai tajam tadi. Saat membuka matanya Laysa terkajut ,pegasus terbang membawanya pergi.

bahkan saat meneliti sekitar ia melihat kedua temnnya juga tengah menunggagi kuda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

bahkan saat meneliti sekitar ia melihat kedua temnnya juga tengah menunggagi kuda. Bukan pegasus melainkan unicorn. Semuanya berwarna indah. Dibawah kakinya terdapat taman dan rerumputan hijau. Bukan main, tapi tempat iyu sangat asing. Berbeda terbalik dengan tadi.

"kau tenanglah, sekarang kalian berada di dimensi unicorn" ucap pengasus membuat Laysa terkejut seketika.

"eh ayam....,maaf, kau sih membuatku kaget" ucapnya manyun. Membuat pegasus itu menyengir.

Mereka turun disebuah istana yang cantik. Tapi anehnya terdapat paus besar yang terbang diatasanya. Laysa mengerutkan alisnya bingung. Istana macam apa ini. Apa benar itu paus? Aneh sekali. Mana ada paus terbang.

Laysa memukul pipinya beberaa kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Laysa memukul pipinya beberaa kali. Tahu saja kalau itu hanya mimpi. Ia berharap cepat bangun dan mencuci mukanya. Pegasus kembali menyengir. Alex dan Yuan mendekat kearah Laysa dengan langkah yang bergetar. Ia menunjuk-nunjuk paus yang terbang.

"ia aku juga lihat kok"

"inilah dunia kami ,dunia para binatang yang ajaib, " jelasnya singkat.

"lalu apa tujuanmu membawa kita kesini, kami belum selesai dengan mereka! " ucap Laysa sedikit menaikkan nada bicaranya.

"obati duku luka kalian" ucapnya, lalu berjalan pergi.

Saat ia meneleh kebelakang. Alex dan Yuan sudah tidak ada dibelakangnya. Ia berteriak memanggil, tidak ada sahutan dari mereka. Laysa memutuskan untuk mengitari sekeliling istana ini. Entah namanya apa,tapi ia mempunyai julukan untuk itu. Red castle.

Matanya menatap nanar sekitar. Terlihat berbeda dari istana Athena. Tembok dari istana itu terbuat dari kaca. Bahkan diri dapat terlihat jika berdiri didepan tembok tersebut. Sepi, ia mengeluh dan mengerutu kesal. Katanya istana para binatang, tapi sampai saat ini dia tidak melihat binatanga lainnya. Kemana mereka.

Dari bawah kakinya, ia merasakan ada yang menempel. Saat Laysa melirik perlahan. Ular melilit Kakinya. Ia berteriak keras, tapi tidak ada yang datang menolongnya. Sampai ia dikejutkan oleh ular yang berbicara.

"maaf-maaf, kau pasti kagetkan?.... Aku tidak akan menggigitmu"

Laysa berlari ketakutan tanpa melihat dan menjawab ucapan pak ular. Sanga ular yang melihat menggelengkan kepalanya. Ia paham tentang suasana sekarang. Pasti semua orang juga akn seperti itu jika tiba²ada ular yang melilit kakinya juga ia dapat berbicara.

Nafasnya terengah-engah. Ia menekuk tubuhnya separuh, memegang dadanya. Karena rasa takut masih mengelilingi dirinya. Ia memegangi tembok untuk membantu dirinya berdiri. Kakinya gemetar, ia masih takut jika ulat itu melilitnya lagi atau ada ular lain.

"Alex..!!!!  Yuan....!!, kalian diaman.?? " teriak Laysa sangat keras.

Ia terus berteriak sembari berjalan mencari. Sampai ia melihat ada pelangi yang melengkung. Di ujung pelangi terdapat banyak unicorn yang tengah meminum air sungai. Terlihat Alex dan Yuan bersantai sambil memakan buah segar yang masih menempel ada pohonnya.

Amarah Laysa tersulut. Ia kesal dengan mereka, bukannya mencari dirinya, mereka malah bersantai seperti tidak punya beban sama sekali. Tangan Laysa mulai mengeluarkan api yang berwarna biru. Para unicorn merasakan ada maya yang keluar. Mereka berteriak dan berlarian kesana kemari. Membuat Yuan dan Alex kebingungan.

"Alex....!!!!  Yuan....!!! " ucap Laysa penuh tekanan dengan api biru yang masih ditangannya.

Alex dan Yuan tersenyum takut. Mereka tidak tahu akan jadi seperti ini. Laysa tidak bisa ditenangkan jika hanya membuat rayuan. Ia lebih suka jika dirinya diperlakukan sesuai kemauannya. Bisa dibilang, mereka akan jadi pembantu jika ingin kemarahan Laysa mereka.

Keduanya menatap satu sama lain. Dan mengangguk yakin namun pasrah. Yuan maju terlebih dahulu. Sementara Alex, ia berdiri dibelakangnya.

"maaf Lay, tenangkan dirimu, oh...  Apa yang kau mau...  Silahkan minta saja.. Kami akan menurutimu"

"hmmm? Kalian yakin??. "tanya Laysa sembari memutari tubuh mereka berdua. Melihat dari bawah hingga menatap wajah mereka. Menatapnya tajam, penuh tekanan. Membuat Yuan. Bergidik geri.

"i-iya Lay, kamu cantik ,baik, mana mungkin kita mengingkari janji sama wanita secantik kamu" puji Alex.

"BOHONG..! "ketus Laysa.

"kau saja tadi mengataiku tidak cantik, dan kau mengatakan kata itu ada gadis feminim yang membuatku geli.. Hiii" ucapnya dengan menggetarkan tangannya hingga kepundak.

"nggak kok, kamu salah dengar ajh"

Laysa kembali mengeluarkan api birunya. Dan kemudian mengarahkannya pada Yuan dan Alex. Mereka ingin berteriak, tapi saat  apin biru itu mengenai merek. Bukan panas atau terbakar yang mereka rasakan. Hanya hembusan angin yang menimpa wajah keduanya.

"loh... "

Laysa tertawa senang diikuti para Unicorn yang perlahan ikut menertawai mereka. Bahkan pegasus ikut campur. Alex dan Yuan menagap aneh. Apa yang sefang terjadi? Apa ini lelucon? Dimana lucunya? Dan kenapa kami tidak tertawa?

"itu hanya angin kecil, kaliam terlalu serius... Sekarang aku akan tagih janji kalian"  ucap Laysa senang.

"tahu gini,aku nyesel nurut sama kau" gumam Alex dekat dengan Yuan.

"yah mau bagaimana lagi, kau tidak terlalu dekat denga Laysa, diam dan turuti saja" pinta Yuan.

Laysa berlahan mendudukkan dirinya dikursi santai milik Alex. Dengan santai dirinya memejamkan matanya.  Nyaman. Tapi kenapa mereka dibawa kemari?  Pertanyaan itu mereka lupakan. Karena sekarang semua terfokus pada Laysa.

"kalian duduklah" Laysa membuat satu kursi yang sama. Yang berjejer disebelah kanannya. Dengan posisi ia ditengah kedunya.

"kenapa? "

"hmm.. Kau pikir aku tega dengan temanku sendiri seperti ini, jadi cepat duduklah"

Belum lama mereka bertiga bersantai. Ada tiga orang terbang dari arah depan diketinggian yang tidak terlalu jauh dari padangan mereka. Yuan mengerutkan alisnya, menatap serius kearah seseorang yang akan datang kepada mereka.

"itu bukannya Karin dan yang lain?" tanya Yuan sambil menunjuk...





================================Xx_anrhmsb

The Last AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang