"tuh anak kemana sih, dicariin dari tadi nggak ada, Joe benerkan arahnya? " Alex kelelahan hingga terus mengoceh tanpa henti. Sejak kapan dia jadi cerewet. Mungkin berbaur dengan Laysa.
"firasatku nggk pernah salah" Joe berlari menuju toko,kaca toko pecah dan menyisakan sebuah darah diantara puing-puing kaca. Ia menghirup aroma darah tersebut. Itu darah Laysa, karena hanya dia yang mempunyai darah menyengat seperti. Dan akan mengundang banyak Vampire untuk memburunya.
"bagaimana ini, dia semakin dalam bahaya" Joe terdiam, ia memejamkan matanya, melacak dimana keberadaan saudaranya. "Lay,akan menuju sungai Han, kita kesana sebelum terlambat" Alex mengangguk. Mereka berlari kecang seperti dikejar anjing. Takut jika mereka terlambat, Laysa akan kembali diculik.
"itu dia" tunjuk Alex saat melihat seorang. gadis berjalan sempoyongan. "Lay, kau kemana saja?" tanya Joe menepuk pundak Laysa. Hening, tidak ada jawaban darinya. Kenapa dia diam? Ada yang aneh. Saat berbalik, itu memang Laysa, namun dari raut wajahnya ia terlihat marah, dan berbeda.
"hei,kau kenapa? " Alex melambaikan tangannya didepan wajah Laysa. Masih tidak ingin bicara. Joe mulai takut, ia mundur kebelakang perlahan. Apa kegelapan Laysa bangkit? Oh tidak, akan sangat berbahaya jika dia mengamuk di alamnya sendiri.
Bruk
Laysa jatuh pingsan. Joe menatap sinis, kenapa saudara ini, membingungkan sekali."aku kira bakalan marah, kalau mau pingsan,pingsan aja kali, nggk usah bikin orang kesal" omel Joe saat mengangkat tubuh Laysa. Alex tengah menelfon taxi untuk menjemput mereka.
***
Mereka masuk kedalam apartemen. Joe meletakkan tubuh Laysa diatas sofa. Lukanya harus ditangani dengan cepat, supaya darah yang keluar tidak akan menyengat kembali. "lex, buruan" Alex tengah mencari kotak p3k di setiap loker apartemennya. "nih" bukannya memberi baik-baik, ia malah melempar dan hampir mengenai wajah Laysa.
Jika sampai Laysa sadar, pidato kenegaraan akan mulai berbunyi. Joe tertidur disamping Laysa, dengan posisi duduk dan menyembunyikan wajahnya pada tangan. Sedangkan Alex, ia masih menonton film kesukaannya. Entah kenapa matanya tidak berasa ngantuk hari ini.
"Lay, kenapa sih banyak yang suka sama kamu, bagusnya apa coba, kayak emak-emak ada" Alex ingin sekali mengatakan hal itu sejak beberapa hari yang lalu. Tapi karena keberanian terus menciut saat Laysa marah, alhasil lebih baik ia menyembunyikannya.
"aku dengar! " mata Alex terbelalak saat kembali menatap tv. Laysa sudah sadar?, sejak kapan? ,kabar-kabar lah kalau begitu? Nasib Alex selanjutnya gimana?. Laysa bangkit dari tidurnya. Ia menghampiri Alex yang berada didepannya. "kau tanya apa bagusnya diriku? "
"....."
"kau akan mengetahuinya jika selanjutnya kau selalu ada disampingku" Laysa menyandarkan kepalanya dipundak Alex. Membuat pria itu menatap bingung kearahnya. Perlahan mata Laysa tertutup, ia tertidur pada pundak Alex.
"duh, pengel you know" gumam Alex.
Tapi jika dibangunkan akan lebih ribet nanti. Dan akhirnya Alex tidur menyandar pada kepala Laysa.
***
"bodoh!!! " Fino membanting seluruh benda disampingnya. Semua pengawalnya tidak ada yang bekerja dengan benar. Dan juga ia kehilangan Laysa. Andai saja tadi ia tidak melepaskan ikatan itu, mungkin sekarang dia akan terus bersama Laysa.
"kemana yang lain? " tanya Fino yang masih marah terhadap pengawalnya yang tersisa 2. "a-nu, pangeran, mereka tertangkap polisi" Fino semakin marah. Ia membuka portal menuju kembali ke istana. 2 pengawal mengikutinya dari belakang.
Fanny yang santai menikmati minuman dengan bersandar santai seperti dipantai,padahal ia sedang disamping sungai. Menoleh kearas portal yang tiba-tiba muncul dari seberang sungai. Muncul kakaknya dengan dua pengawal yang menunduk takut.
"jangan bilang kalau dia tidak berhasil mengambil hati Laysa, heh... Sudah aku duga, gadis itu sulit didapatkan " gumamnya saat melihat Fino terlihat kesal. Dilihat dari tangan dan juga raut wajahnya. Fanny sangat mengenali amarah Fino akan ia ledakkan dimana.
Dor...
Bak sebuah meteor jatuh, seperti itulah suara ledakan yang Fino ciptakan. Ia menghancurkan bebatuan besar. Fanny kesal karena kakaknya telah mengganggu ketenangan dirinya. Belum melangkah, mamanya berlari menghampiri ledakan tersebut.
"heh.... Buat mama repot lagikan" kepalanya menggeleng heran. Ia kembali menikmati suasananya di istana yang dulu ditempati oleh athena. Dan yang ia kenakan sekarang juga gaun athena yang lembuk dan indah.
"kamu kenapa Fino? " tanya Ratu Renata pada anaknya.
"Laysa, awas saja kau nanti" Renata mengerutkan alisnya. Kenapa anak laki-laki nya menyebutkan nama gadis itu. Apa dia baru saja bertarung dengannya?. Dan mengalami kekalahan? Apa itu penyebabnya ia meledakkan batu besar ini?
"Fino mama tanya? "
"tidak ma, Fino sedang ingin melatih kemampuan Fino yang meningkat" bohongnya, jika sampai ia berkata jujur, habislah dirinya. Karena Renata tidak suka jika anaknya berdekatan dengan musuh, apalagi musuh besar yang sulit dikalahkan.
"ya udah, kembalilah berlatih, mama masuk kedalam ya" Fino mengangguk sembari tersenyum tipis. Tapi senyum itu luntur saat mamanya telah hilang dari padangan mata. Pikirannya sekarang hanya Laysa, gadis yang mempunyai seluruh element.
***
Suara handphone berbunyi dipagi hari. Mata Laysa menyipit karena matahari berhasil menembuh kelopak matanya. Tangannya meraih sesuatu diatas meja. Terlihat pada layar, Rendra menelphone. Dengan cepat ia mengangkat.
"ya? "
"Lay, athena sembuh, dan kita berhasil mendapatlan seluruh kunci element, kalian kembalilah sekarang, hanya kau yang dapat menggunakan kunci ini"
"sungguh" gerakan tubuh Laysa yang berdiri, membuat Alex terjungkal kesamping. Joe ikut terbangun kala mendengar suara gebrakan. "aish.... Kau ini" Laysa tersenyum semringah setelah mematikan telephone.
"ada apa? kau gila? " tanya Joe saat mengucak matanya.
"mereka berkerja keras saat kita berada disini, athena sembuh total dan seluruh kunci elemen telah mereka dapatkan, dan waktunya kita kembali"
"lalu lukamu? "
"aku akan membaik dengan cepat"
Mereka bersiap-siap kembali, seluruh tenaga Laysa sudah penuh. Walau masih ada luka, tidak membuatnya rapuh begitu saja, semangat dan juga dukungan yang saat ini ia butuhnya. Mungkin Vampir dan Fairy itu tengah bersenang-senang. Mereka tidak tahu jika musuh telah mengumpulkan segala yang mereka butuhkan.
Mereka mendarat tepat didepan gua. Laysa bingung kenapa bisa mendarat disini. Bukankah tujuannya pada athena. Joe menoleh ke belakang ,melihat Laysa yang kebingungan. Ia menarik tangannya untuk masuk kedalam gua.
Tenyata mereka ada didalam. Athena telah mengenakan jubahnya. Dan ada beberapa krital terpanjang diatas batu besar. Kristal itu bersinar terang saat Lasya menghampirinya. Karin meletakkan semua kunci element dan membentuk sebuah lingkaran.
Tanpa di sangka krital dan kunci itu bergabung memunculkan cahaya warna warni. Mereka menutup mata karena terlalu silau. Dan yang mengejutkan, athena hilang dari tempat.
"loh, dimana athena? "
"aku tidak tahu, dia tadi ada disampingku"
"tidak mungkin jika ada penyusup, hanya kita dan kalian yang dapat melihat dan masuk kedalam gua ini" jelas
================================
Xx_anrhmsb
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Angel
FantasyHidup Laysa begitu rumit, sangat rumit. Kehidupan yang ia jalani begitu membingungkan. Dia secara tiba-tiba menjadi seorang angel dan mempunyai banyak teman. Takdir Tuhan memang diluar dugaan. sampai dia harus memilih "membunuh atau mati" *********...