rencana

345 31 2
                                    

"Laysa harus kembali kealamnya" Karin tiba-tiba mendarat dan mengatakan hal yang menbuat ketiganya bingung."untuk apa? " Yuan berdiri dari tempak bersantainya. Laysa terdiam, ia masih tidak mengerti alur dari semua ini.

"mereka mengincarmu" ucap Joe menepuk pundak Laysa. Ia paham sekarang, karena Athena disembunyikan, target mereka berubah menjadi dirinya. Karena hanya dia yang mempunyai kemampuan sama seperti Athena. Berbeda dengan Joe, karena dia jarang berdekatan dengan Athena, pengaruhnya tidak terlalu.

Laysa mengangguk. Ia akan pergi kembali kealamnya untuk sementara waktu. Joe dan Alex akan menemaninya pulang. Sementara Yuan dan Rendra, mereka akan melindungi dunia para pony dan pegasus. Untuk Karin ia pergi ketempat Athena berada. Menyembuhkan luka yang telah Raja Vampir itu berikan.

Portal menuju alam fana telah terbuka. Waktunya mereka bertiga masuk kedalam. Laysa sedih jika harus meninggalkan ketiga sahabatnya disini. Demi melindungi dirinya, mereka rela mengorbankan diri. Tapi suatu saat ia yang akan melindungi sahabat-sahabatnya. Karin tersenyum sembari melambaikan tangannya.

"mandi gih kalian bau" ucap Laysa memerintahkan. Yah, mereka telah sampai, karena portal itu menuju tepat didalam apartemen milik Alex. Untuk beberapa hari ini, mungkin ia akan beradaptasi kembali dengan para manusia. Karena dirinya bukan lagi manusia yang seutuhnya. Alex dan Joe sibuk bermain PS. Entah kapan Joe dapat memainkannya.

Laysa bosan, ia ingin pergi, tapi jika ia pergi bagaimana cara masuk kembali ke apartemen Alex. Kartu saja hanya Alex yang memegangnya. "oh iya, teleponkan ada" ucapnya mempunyai ide. Ia berjalan keluar, berpamitan dengan Alex yang Joe. Sepertinya mereka sedang tidak fokus dengan Laysa, karena sibuk dengan game, mereka hanya menjawab" Ya". Entah apa pernyataan yang Laysa lontarkan.

Gadis berambut sebahu itu berjalan ditengah keramaian pasar. Kini dirinya sedang menikmati pasar malam. Banyak pedagang yang menjual beraneka ragam makanan. Andai saja kedua pria yang sibuk main game tadi bisa menemaninya. Mungkin akan lebih menyenangkan jika dapat menaiki wanaha ekstrem yang ada. Tapi sayang, Game telah merubahnya untuk sementara.

"kalau begini, cuman bisa makan doang" omelnya sendiri.

Tanpa Laysa sadari, ada beberpa orang yang terus mengikutinya. Laysa hanya terus berjalan dan memilih makanan. Sampai-sampai dirinya ditarik paksa oleh segerombolan orang yang sedari tadi mengikutinya. Ia meronta kesakitan,perlahan dirinya disekap dengan sarung tangan yang membuatnya pingsan.

***

"Lex, nyadar nggak sih, dari tadi nggk denger Laysa ngomel"

"eh iya ya, tidur mungkin"

Joe menoleh kearah dapur. Laysa tidak akan tidur sebelum seluruh pekerjaan rumah selesai. Tapi dapur terlihat berantakan, bahkan cucian piring masih menumpuk diatas meja dapur.

"tapi, tadi sempet dengar kalau dia mau keluar cari angin" ucap Alex melanjutkan bermain PS. Joe berdiri meraih handphonenya, ia berusaha menghubungi saudara sedarahnya itu. Tidak ada jawaban darinya, Joe mulai khawatir dengan Laysa. Apa sebaiknya dirinya mencari? Tapi entah cari kemana? Laysa bahkan tidak memberi tahu dia pergi kemana?.

"aelah, kau kan sedarah dengannya, jadi diamanapun Laysa, kau pasti dapat menemukannya" . Ternyata Alex diam-diam membaca pikiran Joe yang sedang panik. Ia mematikan gamenya dan merangkul leher Joe. Ia mengajaknya keluar mencari Laysa.

"siapa suruh kau membaca pikiranku" ucap Joe menatap sinis.

Tanpa menjawab ,Alex menarik Joe keluar dari apartemen. Mereka masuk kedalam mobil, ada sedikit rasa khawatir dalam diri Alex, entah apa yang ia rasakan sekarang. Tidak biasanya dia merasa khawatir dengan seseorang. "cepat, lacak dia"

The Last AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang